Setelah enam tahun menanam, kebun jeruk bali berkulit hijau milik Tn. Thuong kini memiliki produktivitas tinggi. |
Luas kebun keluarga Bapak Thuong lebih dari 3.000 meter persegi, tetapi kondisi tanahnya kurang mendukung, terutama di lereng bukit, sehingga cukup tandus. Menanam pohon untuk menutupi kebun dan menghasilkan efisiensi ekonomi bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan beliau pernah gagal menanam pohon buah-buahan yang tidak cocok dengan kondisi tanah dan iklim setempat. Setelah sekian lama meneliti dan belajar dari pengalaman para pendahulu, pada tahun 2019, Bapak Thuong memutuskan untuk menghentikan penanaman lama dan beralih ke budidaya jeruk bali hijau. Berkat perawatan yang tepat, setelah 3 tahun, kebun jeruk bali hijau miliknya mulai menghasilkan panen pertamanya.
Melihat pohon-pohon jeruk bali yang berbuah lebat dan berkualitas baik, saya sangat senang. Ketika saya beralih ke jeruk bali kulit hijau, saya juga ragu. Karena tanah di kebun saya kering, menanam jeruk bali kulit hijau membutuhkan banyak usaha, terutama penyiraman yang sering selama musim kemarau. Sejak penanaman hingga sekarang, kebun jeruk bali ini tidak terserang hama atau penyakit dan hasilnya pun tinggi,” kata Bapak Thuong.
Meninggalkan kebun, Bapak Thuong mengajak kami mengunjungi hutan ekonomi keluarganya yang luasnya lebih dari 7 hektar. Menyaksikan hamparan hutan hijau yang ditumbuhi pohon akasia hibrida yang hampir dipanen, kami dapat melihat hasil tekad Bapak Thuong untuk mengatasi kesulitan dan menjadi kaya di tanah kelahirannya. "Untuk bisa berada di posisi saya saat ini, saya harus melalui banyak kesulitan; hari-hari "mengemas beras dan menggali saus ikan" untuk menebang setiap pohon, menggali setiap lubang untuk menanam hutan. Dulu, sulit, dengan modal terbatas, dari mana saya bisa mendapatkan uang untuk menyewa pekerja?", ungkap Bapak Thuong.
Namun, Bapak Thuong pantang menyerah. Ia berpikir bahwa tanahnya tandus dan berbatu, tetapi hal itu tentu tidak akan mengecewakan usaha para petani. Menurut Bapak Thuong, meskipun tanah kelahirannya tidak subur, tanah kelahirannya memiliki keunggulan, yaitu perbukitan dan hutan yang luas dengan potensi besar untuk beternak dan bercocok tanam. Setelah menentukan arah produksi yang tepat, ia menjadi lebih gigih dan gigih dalam arah tersebut. Ia secara bertahap membangun fondasi ekonomi, dengan fokus pada budidaya pohon buah-buahan, beternak sapi, dan berkebun. Setelah melalui berbagai kesulitan, perekonomian keluarga Bapak Thuong kini stabil. Setiap tahun, setelah dikurangi pengeluaran, Bapak Thuong menghasilkan lebih dari 200 juta VND dari beternak dan bercocok tanam.
Ibu Tran Thi Tinh, Sekretaris Sel Partai dan Kepala Desa Khe Song, mengatakan: "Bapak Thuong tidak hanya piawai berbisnis, tetapi juga aktif di pasukan keamanan setempat. Berkat usahanya sendiri, baik dalam mengembangkan ekonomi keluarga maupun aktif dalam kegiatan sosial, Bapak Nguyen Van Thuong merupakan salah satu petani khas desa ini."
Sumber: https://huengaynay.vn/kinh-te/thu-nhap-on-dinh-tu-lam-vuon-va-trong-rung-154711.html
Komentar (0)