Wakil Menteri Informasi dan Komunikasi Nguyen Thanh Lam membagikan lima solusi untuk memerangi berita palsu dan disinformasi bagi pihak-pihak terkait di ASEAN untuk diprioritaskan dan dikoordinasikan.
Platform media sosial memainkan peran penting dalam memerangi berita palsu.
Pada sore hari tanggal 19 September, Forum Regional ASEAN tentang Menanggapi dan Mengatasi Berita Palsu dan Disinformasi di Internet berlanjut. Membahas cara-cara agar masyarakat dapat dengan cepat mengidentifikasi berita palsu, seorang perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Transformasi Digital Malaysia menyampaikan bahwa, setelah mengidentifikasi berita palsu, pemerintah Malaysia akan segera mempostingnya di semua platform media sosial seperti Facebook dan TikTok. Informasi tersebut juga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa untuk kepentingan pengguna. Lebih lanjut, Malaysia secara rutin melakukan dialog dengan penyedia platform media sosial untuk berkoordinasi dan mendeteksi berita palsu sejak dini.
Ibu Nguyen Lien, perwakilan dari Google, menyatakan bahwa saat ini, Google berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah negara-negara ASEAN dalam menanggapi berita palsu dan disinformasi.
“Di ASEAN, kita memiliki kerja sama antara pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Kami akan mencatat usulan dari Vietnam dan negara-negara lain. Sebenarnya, kita perlu diskusi yang lebih spesifik dengan masing-masing kementerian terkait. Dari situ, kita dapat mengembangkan kegiatan yang sesuai,” kata Ibu Lien.
Perwakilan TikTok menyampaikan informasi ini di forum tersebut.
Menurut perwakilan TikTok, platform ini memiliki komitmen bersama dengan pemerintah untuk memastikan keamanan daring. Selain itu, TikTok juga memanfaatkan teknologi untuk "menyaring" konten.
"Kami akan melakukan interaksi proaktif terkait konten, dan perlu ada keseimbangan antara mengontrol informasi dan unggahan media di setiap negara."
Selain itu, kami menyarankan agar, di samping saran para ahli, kita harus terus memperbarui kebijakan kita untuk pembangunan. Ini adalah bidang yang kompleks, jadi kita membutuhkan kerja sama, bukan hanya pelatihan, tetapi juga tindakan yang bertujuan untuk mengatasi disinformasi,” tambah orang ini.
Solusi untuk memerangi berita palsu yang dapat dipertimbangkan dan dikoordinasikan oleh negara-negara anggota ASEAN.
Dalam pidato penutupnya di forum tersebut, Wakil Menteri Informasi dan Komunikasi Nguyen Thanh Lam menyatakan bahwa negara-negara peserta berbagi pengalaman berharga dan menawarkan solusi serta rekomendasi untuk mengatasi masalah disinformasi di kawasan ASEAN di masa mendatang.
Setelah itu, Wakil Menteri menyampaikan solusi bagi para pemangku kepentingan di ASEAN untuk memprioritaskan dan mengkoordinasikan isu pemberantasan berita palsu dan disinformasi di kawasan tersebut.
Pertama, pendidikan masyarakat sangat penting; hal ini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang dampak buruk berita palsu dan disinformasi, serta mendidik masyarakat tentang cara mengidentifikasi, memverifikasi, melaporkan, dan memerangi disinformasi.
Wakil Menteri Nguyen Thanh Lam bertukar pandangan dengan para delegasi di forum tersebut.
Kedua, penting untuk mendorong komunikasi yang efektif melalui saluran resmi, seperti mekanisme juru bicara, meningkatkan kapasitas jurnalis, dan mendiversifikasi media.
Ketiga, kemajuan teknologi – penerapan teknologi dalam memindai, mendeteksi, dan memproses informasi untuk mengidentifikasi dan memprediksi tren serta mendukung pengambilan keputusan.
Keempat, perlu untuk mendorong kerja sama antar negara anggota ASEAN, media sosial – sarana utama penyebaran berita palsu – dan kecerdasan buatan untuk memerangi disinformasi.
Terakhir, diperlukan pembaruan kebijakan berkelanjutan di antara negara-negara anggota dan pemangku kepentingan lainnya untuk secara efektif mengatasi tantangan bersama berupa disinformasi.
“Solusi-solusi ini, selangkah demi selangkah, akan menggerakkan ASEAN menuju pemahaman bersama dan respons terkoordinasi terhadap isu berita palsu dan disinformasi di kawasan kita. Melalui upaya bersama, kita bercita-cita agar ASEAN menjadi lebih tangguh dan responsif di dunia yang terus berubah, menuju komunitas yang berpusat pada manusia dan berbasis aturan. Kami mendorong partisipasi yang bermakna dari masyarakat, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses pembangunan komunitas ASEAN.”
Bagi Vietnam, kami telah mengumpulkan banyak informasi berharga dan pengalaman praktis dari negara-negara ASEAN dan para pemangku kepentingan dalam memerangi disinformasi. Saya berharap kita dapat menjajaki lebih banyak peluang kerja sama dan berbagi pengetahuan di masa mendatang,” tegas Wakil Menteri tersebut.
Vietnamnet.vn






Komentar (0)