Politico melaporkan bahwa 32 negara anggota NATO dengan suara bulat mencalonkan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sebagai Sekretaris Jenderal aliansi berikutnya, menggantikan Tn. Jens Stoltenberg.
"Mark Rutte akan menjadi Sekretaris Jenderal NATO berikutnya setelah 32 anggota aliansi sepakat bahwa Perdana Menteri Belanda yang akan lengser akan menggantikan Stoltenberg. Setelah Hongaria dan Slovakia mengumumkan dukungan mereka untuk Rutte pada 18 Juni, Rumania juga memberikan dukungan serupa pada 20 Juni, dengan Presiden Rumania Klaus Iohannis menarik pencalonannya untuk kepemimpinan NATO," tulis surat kabar tersebut.

NATO mengambil keputusan berdasarkan konsensus. Untuk menjadi pemimpin NATO berikutnya, seorang kandidat membutuhkan dukungan dari seluruh 32 anggota aliansi. Selain Bapak Rutte, Presiden Rumania Klaus Iohannis juga mengumumkan pencalonannya untuk posisi tersebut pada bulan Maret. Namun, sebelum pemungutan suara, Bapak Iohannis mengumumkan bahwa ia akan menarik pencalonannya.
Bapak Stoltenberg menjadi Sekretaris Jenderal NATO pada tahun 2014. Masa jabatannya diperpanjang beberapa kali setelah aliansi tersebut gagal menemukan penggantinya. Namun tahun ini, setelah Bapak Stoltenberg menyatakan tidak dapat lagi mempertahankan jabatannya, Bapak Rutte bangkit dan dengan cepat meraih dukungan dari AS, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Bapak Rutte memulai pencalonannya untuk posisi kepemimpinan NATO pada November 2023. Untuk menjadi pemimpin aliansi, seorang kandidat perlu mendapatkan konsensus dari semua sekutu. Dengan dukungan penuh dari negara-negara anggota NATO, Bapak Rutte akan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal NATO pada bulan Oktober, setelah pertemuan puncak aliansi pada bulan Juli di Washington (AS). Tahun ini, NATO juga merayakan hari jadinya yang ke-75.
Sekretaris jenderal NATO berikutnya akan menghadapi tantangan untuk mempertahankan dukungan dari para anggota bagi Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia, sembari juga menghindari eskalasi apa pun yang dapat mendorong blok tersebut berperang dengan Moskow.
Politico mencatat bahwa salah satu tujuan utama Bapak Rutte adalah meningkatkan anggaran militer semua negara anggota NATO hingga 2% dari PDB. Bapak Rutte telah gagal memenuhi target tersebut selama masa jabatannya sebagai perdana menteri. Menurut data NATO, Belanda hanya akan mencapai 2% tahun ini. Sebanyak 23 dari 32 negara anggota akan mencapai ambang batas tersebut pada tahun 2024.
Selain berupaya mendukung Ukraina, yang belum menjadi anggota penuh NATO, Tuan Rutte mungkin menghadapi serangkaian tantangan dari Donald Trump, kandidat Partai Republik dan lawan Joe Biden dalam pemilihan presiden AS mendatang. Trump telah berulang kali menyuarakan skeptisismenya tentang nilai NATO, bahkan menyebutkan bahwa ia akan menarik Amerika Serikat dari NATO jika terpilih kembali di tengah keluhan tentang anggaran pertahanan anggota lainnya.
Menurut Richard Grenell, mantan penjabat direktur Badan Intelijen Nasional AS, yang disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan calon presiden Donald Trump, Presiden AS berikutnya akan memilih Sekretaris Jenderal NATO, dan orang tersebut kemungkinan besar bukan Rutte. "Mark Rutte telah menghabiskan lebih dari 10 tahun menghancurkan Belanda dengan janji-janji. Dia tidak jujur dan agresif," komentar komentator politik Belanda, Eva Vlaardingerbroek, mengenai berita terpilihnya Rutte sebagai Sekretaris Jenderal NATO.
Banyak pakar juga mengkritik Tn. Rutte karena tidak membantu perekonomian Belanda berkembang selama 14 tahun kekuasaannya, dan bahwa negara tersebut bahkan belum memenuhi target peningkatan belanja militer hingga 2% dari PDB seperti yang dipersyaratkan oleh NATO.
Sumber
Komentar (0)