Kasus sulit tim Vietnam
Piala AFF bukanlah arena "langka" gol bagi tim Vietnam. Pada tahun 2018, tim asuhan Pelatih Park Hang-seo memenangkan kejuaraan dengan 15 gol setelah 8 pertandingan (rata-rata 1,87 gol/pertandingan). Pada tahun 2021, meskipun tersingkir di semifinal, Tien Linh dan rekan-rekannya masih mencetak 9 gol setelah 6 pertandingan, dengan efisiensi 1,5 gol/pertandingan.
Pada tahun 2022, jumlah golnya adalah 16 setelah 8 pertandingan. Di babak penyisihan grup, tim mencetak 12 gol dan tidak kebobolan. Itu adalah dominasi mutlak.
Namun, dalam pertandingan dengan pesaing langsung di Piala AFF 2024 seperti Thailand atau Indonesia, efisiensi mencetak gol tim Vietnam sangat mengkhawatirkan.
Tien Linh mencetak gol secara konsisten
Dalam 3 pertandingan terakhir melawan Indonesia, tim asuhan Philippe Troussier selalu kalah dan tidak mencetak gol. Dalam 7 pertandingan terakhir melawan Thailand di semua kompetisi, tim Vietnam hanya mencetak 3 gol, dan 5 di antaranya gagal mencetak gol.
Statistik di atas menunjukkan bahwa tim Vietnam hanya mencetak gol secara efektif melawan tim yang tidak kuat dalam pertahanan, lemah dalam persaingan dan memiliki gaya permainan yang longgar seperti Myanmar, Filipina, dan Malaysia.
Melawan tim yang memiliki kekuatan fisik bagus, pertahanan bagus (Indonesia) dan penguasaan bola efektif (Thailand), jalan menuju gawang menjadi lebih sulit.
Di akhir masa kepelatihan pelatih Kim Sang-sik, tim Vietnam menghadapi masalah kekurangan penyerang yang handal. Organisasi serangan tidak lagi penuh ide, terutama berfokus pada pemanfaatan kesalahan lawan untuk mengatur bola dengan cepat, atau menunggu peluang Nguyen Tien Linh untuk mencetak gol.
Saat pelatih Troussier mengambil alih, tim Vietnam lebih banyak memegang bola, mendorong formasi lebih tinggi, tetapi kesulitan "keluar": ketika mencapai lapangan lawan, para pemain tidak memiliki koordinasi, dan tidak dapat membuka ruang untuk mencetak gol.
Ketika pelatih Kim Sang-sik mengambil alih, strategi menyerang berubah. Tim Vietnam bermain lebih cepat dan lebih langsung. Mereka tidak banyak menguasai bola, tetapi fokus pada kualitas umpan mereka.
Pemain dituntut untuk bermain sepak bola cepat dan tanpa basa-basi.
Bola dapat dioper dengan cepat dari pertahanan ke penyerang (seperti cara Que Ngoc Hai menciptakan peluang bagi Tien Linh untuk mencetak gol melawan Thailand), strategi menyerang berfokus pada kecepatan kilat: mendekati area penalti secepat mungkin, semua posisi di lapangan memiliki kesempatan untuk maju, dan tim berputar terus-menerus.
Namun, terlepas dari awal yang baik (3 gol melawan Filipina dan Irak), tim Vietnam hanya mencetak 2 gol dalam 3 pertandingan terakhir, dengan tidak ada pertandingan yang menghasilkan lebih dari 1 gol. Perubahan yang dilakukan Tuan Kim tidak cukup untuk sepenuhnya memulihkan tim yang terhambat oleh inersia.
Pelatih Kim Sang-sik butuh lebih banyak 'meriam'
5 gol di bawah pelatih Kim Sang-sik dibagi antara Tien Linh (3 gol), Tuan Hai (1 gol) dan Vi Hao (1 gol).
Sangat mudah untuk melihat bahwa Tuan Kim masih menaruh kepercayaan pada Tien Linh. Pemain kelahiran 1997 ini adalah seorang striker sejati, dengan kemampuan menembus pertahanan lawan dan berlari untuk menarik perhatian lawan, sebuah karakteristik langka yang dimiliki tim Vietnam saat ini. Kemampuan finishing Tien Linh telah meningkat, terbukti dengan 4 gol yang dicetaknya setelah 4 putaran pertama V-League 2024-2025. Jika "dipompa" secara teratur, striker berusia 27 tahun ini dapat memastikan jumlah gol yang banyak.
Namun, kita tidak bisa hanya mengandalkan Tien Linh. Di Piala AFF 2024, penyerang bernomor punggung 22 ini mencetak 6 gol saat menjadi andalan di lini serang. Namun, ketika Tien Linh dikunci, tim Vietnam kalah karena tidak ada cadangan gol.
Vi Hao (nomor 13) sedang membaik
Penemuan Kim yang diberi nama Bui Vi Hao telah membawa angin baru dalam beberapa pertandingan terakhir. Striker berusia 21 tahun ini mencetak dua gol dalam pertandingan internal melawan Nam Dinh Club, dan juga mencetak 1 gol lagi melawan India. Jika ia terus tampil baik di V-League dan perjalanan latihan ke Korea, Vi Hao dapat beralih dari "aktor pendukung" menjadi "aktor utama".
Namun, membebankan tanggung jawab mencetak gol kepada satu atau dua pemain tertentu merupakan pilihan yang berisiko. Pelatih Kim Sang-sik membutuhkan gol dari posisi lain, seperti lini pertahanan atau lini tengah.
Tim Vietnam memiliki pemain-pemain pencetak gol "emas" seperti Bui Hoang Viet Anh dan Nguyen Thanh Chung yang mampu memanfaatkan situasi bola mati secara maksimal. Di lini tengah, Nguyen Quang Hai dan Chau Ngoc Quang juga memiliki pergerakan berbahaya ke kotak penalti untuk menyelesaikan pertandingan melawan India.
Sedangkan Quang Hai, meski tak mampu mencetak gol setelah 3 kali melepaskan tembakan, namun kesempatan gelandang timnas Hanoi itu untuk menjadi "output" dalam serangan menjadi masukan bagi timnas Vietnam untuk menyusun taktik menghadapi Piala AFF.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/doi-tuyen-viet-nam-san-ban-thang-tien-linh-vi-hao-va-ai-nua-18524101813150231.htm










Komentar (0)