Menurut Live Science, sebuah laporan yang baru-baru ini dipresentasikan pada konferensi American Astronomical Society menunjukkan bahwa asteroid Dimorphos telah terus-menerus berputar di orbit lamanya di sekitar asteroid induknya Didymos dan telah terus melambat selama setidaknya sebulan setelah bertabrakan dengan pesawat ruang angkasa DART milik NASA.
Dimorphos adalah nama yang akan banyak disebut pada tahun 2022, ketika eksperimen pertahanan Bumi yang inovatif dilakukan oleh NASA.
Pesawat ruang angkasa DART NASA berada di jalur tabrakan dengan Dimorphos (kiri). (Grafik: NASA)
Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART) milik NASA mencakup pesawat ruang angkasa bunuh diri dengan nama yang sama yang bertugas menargetkan asteroid dekat Bumi Dimorphos-Didymos yang lebih kecil.
Dalam pasangan ini, Dimorphos berperan sebagai bulan kecil yang mengorbit Didymos. Model prediksi tidak menunjukkan keduanya akan menimbulkan ancaman bagi Bumi dalam waktu dekat, tetapi lokasinya menjadikannya pilihan yang sempurna untuk uji coba.
Dengan asumsi bahwa Dimorphos berbahaya, pesawat ruang angkasa DART NASA - dalam misi bunuh diri - menabrak asteroid tersebut dengan tujuan menjatuhkannya dari orbit lamanya.
Uji coba awalnya berhasil dan asteroid mulai mengubah lintasan dan kecepatannya segera setelah tumbukan. Namun, perubahan tersebut tidak terjadi seperti yang diprediksi.
Penemuan baru ini dilakukan oleh guru SMA Jonathan Swift dan murid-muridnya. Studi ini juga menemukan bahwa asteroid tersebut tampak melambat hingga 1 menit dalam orbitnya hanya sebulan setelah tumbukan, lalu tampak kembali seimbang.
Perlambatannya juga tidak konsisten, kata Swift, mungkin karena “awan” puing yang dihasilkan oleh dampak tersebut, yang pernah diklaim NASA sangat besar, terus menyebabkan tabrakan kecil dengan asteroid tersebut sepanjang bulan pertama.
Sementara itu, tim DART NASA menghitung bahwa asteroid itu melambat hanya 15 detik, dengan hasil awal dirilis segera setelah pengujian.
Sejak saat itu, Dimorphos dan asteroid induknya, serta puing-puingnya, telah dipantau secara ketat oleh badan antariksa tersebut. Tim DART berencana untuk merilis laporannya sendiri minggu depan.
Namun untuk mendapatkan jawaban lengkap tentang dampak serangan itu, kita harus menunggu hingga tahun 2026, ketika pesawat ruang angkasa Hera milik Badan Antariksa Eropa (ESA) mendekati Dimorphos untuk menyelidiki secara langsung, dalam misi gabungan dengan NASA.
(Sumber: Nguoi Lao Dong)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)