(CLO) Pengadilan Distrik Barat Seoul telah menolak permintaan Presiden Yoon Suk Yeol untuk membatalkan surat perintah penangkapan dan penggeledahan di kediaman presiden, meskipun ada keberatan keras dari perwakilan hukumnya.
Keputusan tersebut diambil setelah surat perintah penangkapan untuk Tuan Yoon, terkait tuduhan pemberontakan selama penindakan darurat militer pada 3 Desember, berakhir pada tengah malam tanggal 6 Januari, dan beberapa hari setelah tim hukum Tuan Yoon mengajukan protes, dengan alasan bahwa surat perintah penangkapan tersebut "ilegal". Pengadilan tidak memberikan alasan spesifik untuk menolak permintaan pembatalan surat perintah tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: Jung Yeon-Je
Sebelumnya pada 3 Januari, sekitar 150 penyidik dan petugas kepolisian yang dipimpin oleh Badan Investigasi Korupsi (BIN) berupaya mengeksekusi surat perintah penangkapan di Istana Kepresidenan, tetapi terpaksa mundur setelah lebih dari lima jam berkonfrontasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden. Ketegangan terus meningkat seiring BIN mempertimbangkan berbagai pilihan, termasuk memperpanjang surat perintah penangkapan atau mengajukan surat perintah baru.
Sementara itu, kuasa hukum Tn. Yoon mengumumkan bahwa ia akan mengajukan gugatan terhadap 150 pejabat CIO, kepolisian, dan Kementerian Pertahanan Nasional atas tuduhan menghalangi tugas publik dan melanggar Undang-Undang Perlindungan Keamanan Militer. Sebaliknya, kepolisian telah meminta para pejabat keamanan presiden untuk hadir di pengadilan guna menyelidiki tindakan mereka yang menghalangi tugas publik, tetapi mereka menolak untuk bekerja sama.
Oposisi utama menuntut agar CIO mempercepat penangkapan Tuan Yoon, menuduh pemerintah menghalangi para penyidik dalam menjalankan tugas mereka. Sementara itu, politisi konservatif menuduh CIO melampaui wewenangnya dan menggunakan tindakan pemaksaan yang ilegal.
Kontroversi ini menimbulkan pertanyaan tentang kewenangan CIO untuk menyelidiki tuduhan penghasutan. Jika penangkapan berhasil, CIO akan memiliki waktu 48 jam untuk menginterogasi Tuan Yoon atau mengajukan surat perintah baru untuk memperpanjang penahanannya hingga maksimum 20 hari.
Situasi terus menegang karena kedua belah pihak mengambil tindakan hukum dan politik untuk mempertahankan posisi mereka, di tengah krisis konstitusional dan kontroversi mengenai kekuasaan kehakiman di Korea Selatan.
Ngoc Anh (menurut Yonhap, Korea Herald)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/toa-an-han-quoc-bac-don-khang-cao-lenh-bat-giu-tong-thong-yoon-post329076.html
Komentar (0)