Konser Bahasa Vietnam Hoang Thuy Linh baru-baru ini sukses digelar di Stadion Phu Tho, Kota Ho Chi Minh. Hoang Thuy Linh menyatakan bahwa ini bukan hanya perayaan 13 tahun kariernya sebagai penyanyi, tetapi juga sebuah kisah yang diceritakan melalui musik oleh dirinya dan hampir 1000 anggota timnya tentang perjalanan seorang gadis muda yang polos.
"Gadis polos itu, yang dibebani dengan pertanyaan yang tak terhitung jumlahnya, tanpa lelah mencari jawaban atas kebahagiaan dalam hidup. Bertemu, jatuh cinta, berpisah, bersatu kembali. Perjalanannya terwujud di panggung Konser Vietnam, dengan musik sebagai benang merah yang menghubungkan semuanya, hingga akhirnya, dia belajar bagaimana menemukan kebahagiaan untuk dirinya sendiri," ungkap sang penyanyi.
Sejak tiket mulai dijual, konser Hoang Thuy Linh telah menimbulkan kehebohan karena penjualan tiket yang kurang memuaskan, yang bermula dari pernyataan kontroversial sang penyanyi di konferensi pers. Namun, dua hari sebelum pertunjukan, hampir semua tiket terjual habis.
Secara keseluruhan, dengan 7000 penonton, konser Hoang Thuy Linh cukup padat. Hal ini juga dianggap sebagai motivasi bagi penyanyi wanita tersebut untuk memberikan yang terbaik selama penampilannya.
Hoang Thuy Linh memilih untuk menceritakan perjalanan pendewasaan seorang gadis kecil yang naif melalui 19 lagu familiar dalam 5 bab: "Awal - Upacara - Thuy - Linh - Hoang".
Tidak hanya musik dan visualnya yang terstruktur seperti film, tetapi juga menggabungkan berbagai disiplin teater dan bentuk teater tradisional Vietnam.
Penyanyi itu berbagi bahwa dia dan timnya menghabiskan waktu setahun untuk bertukar pikiran tentang alur cerita dan materi untuk semua penampilan.
Ia berharap para penonton akan menikmati "festival musik" yang trendi namun tetap akrab, yang menggabungkan unsur-unsur budaya dan hiburan tradisional yang sudah ada dalam diri setiap orang.
Tamu pertama kami, Wren Evans, mewakili sebuah babak masa muda, teman-teman lama, orang-orang yang akan menjadi kenangan dalam hidup kita, memungkinkan kita untuk melanjutkan perjalanan baru.
Penampilan artis Thanh Bui dalam "No Song Can Express My Feelings Right Now" disegarkan dengan perpaduan suara jazz dan soul.
Den Vau adalah penampil tamu ketiga yang tampil di konser tersebut bersama Hoang Thuy Linh, membawakan lagu barunya "Promised Land".
Hoang Thuy Linh mengatakan bahwa ketiga penampil tamu yang tampil di konser tersebut semuanya memainkan peran penting dalam proses menciptakan diri dan jiwanya yang utuh.
Hoang - bab terakhir dari Konser Vietnam yang menampilkan lagu-lagu hits yang membuat Hoang Thuy Linh terkenal seperti "De Mi Noi Cho Ma Nghe," "Ha Phom," "Gieo Que," "Bo Xi Bo," dan "See Tinh."
Momen ketika melodi "See Tình" bergema dalam versi orkestra, yang dibawakan untuk pertama kalinya dengan paduan suara anak-anak, adalah ucapan terima kasih paling tulus yang ingin disampaikan Hoang Thuy Linh dan timnya kepada semua orang.
Sebelum acara berakhir, Hoang Thuy Linh mengucapkan terima kasih kepada penonton dan mereka yang selalu mencintainya.
Ia mengungkapkan: "Hoang Thuy Linh hanyalah orang biasa, seperti orang lain. Linh tidak memiliki apa pun selain cinta dan musik untuk diberikan kepada publik dan penonton. Ambillah saat Anda membutuhkannya, sebanyak yang Anda inginkan."
Terima kasih kepada tiga pembicara tamu kami, Thanh Bui, Den Vau, dan Wren Evans. Terima kasih kepada rekan-rekan tim saya, hampir seribu orang, yang tidak menyia-nyiakan waktu atau upaya untuk memperkaya pertunjukan ini dengan nilai artistik yang tinggi.
Terima kasih kepada hampir 7000 penonton, reporter, teman, penggemar tercinta, dan The Phoenix yang telah hadir di momen paling bermakna dan mengharukan ini bagi Hoang Thuy Linh. Setiap orang adalah bagian terakhir namun sangat penting dalam menjadikan Konser Vietnam ini sebuah keajaiban.
Kami adalah orang Vietnam. Kami semua percaya dan memahami bahwa persatuan menciptakan kemakmuran. Persatuanlah yang akan memungkinkan kita untuk melangkah jauh bersama. Kami menghargai dan berterima kasih karena dapat menjadi bagian dari Konser Vietnam.”
Ngoc Thanh
Sumber






Komentar (0)