Presiden Biden berbicara di Gedung Putih tentang undang-undang yang membantu AS menghindari kebangkrutan
Washington Post melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden baru saja menandatangani undang-undang untuk menangguhkan pagu utang publik, membantu negara menghindari risiko gagal bayar yang diprediksi Departemen Keuangan AS akan terjadi pada tanggal 5 Juni.
Saat menandatangani rancangan undang-undang tersebut di Gedung Putih pada tanggal 3 Juni (waktu setempat), pemimpin tersebut mengatakan bahwa selain mencegah konsekuensi keuangan yang serius akibat gagal bayar, undang-undang tersebut akan membantu mempertahankan manfaat dari agenda luas yang ia promosikan dalam dua tahun pertama masa jabatannya.
Undang-undang ini juga membantu memperkuat apa yang bisa menjadi argumen utama dalam kampanye mendatang Tn. Biden, yaitu bahwa ia adalah pemimpin berpengalaman yang mampu memberikan hasil di negara yang terpolarisasi.
"Mengesahkan kesepakatan anggaran ini sangat penting. Tidak ada yang mendapatkan semua yang mereka inginkan, tetapi rakyat Amerika mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Kita berhasil membalikkan krisis dan keruntuhan ekonomi ," ujarnya.
AS mencapai kesepakatan plafon utang
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah AS mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin kedua partai di DPR dan Senat. Namun, Gedung Putih memutuskan untuk tidak mengadakan upacara perayaan yang biasanya diadakan ketika undang-undang disahkan setelah periode negosiasi yang menegangkan.
Undang-undang baru ini memungkinkan pemerintah AS untuk menangguhkan pagu utang $31,4 triliun selama dua tahun hingga 1 Januari 2025, sebagai imbalan atas pengendalian pengeluaran selama waktu tersebut.
Dengan disahkannya kesepakatan anggaran, Tn. Biden memiliki keuntungan untuk menunda kebuntuan pagu utang hingga setelah pemilu 2024.
Sebelumnya, RUU plafon utang disahkan di DPR pada 31 Mei dengan suara 314-117 dan disahkan di Senat sehari kemudian dengan suara 63-36.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)