Pemilu parlemen Bulgaria yang dijadwalkan pada 20 Oktober telah ditunda setelah Presiden Rumen Radev gagal menandatangani dekrit yang menyetujui pembentukan pemerintahan sementara.
Presiden Bulgaria Rumen Radev. (Sumber: AFP) |
Euro News melaporkan bahwa Goritsa Grancharova-Kozhareva—calon Perdana Menteri yang dicalonkan oleh Presiden Radev—telah mengusulkan daftar pemerintahan sementara yang dipimpinnya. Namun, pada 19 Agustus, Bapak Radev menolak daftar tersebut dan menarik pencalonan Ibu Kozhareva.
" Tidak akan ada upacara pelantikan di parlemen besok, pemilihan umum akan ditunda hingga setelah 20 Oktober, dan kabinet sementara saat ini akan terus menjalankan tugasnya hingga pemerintahan sementara yang baru terbentuk," tulis Radev di halaman Facebook pribadinya.
Presiden Bulgaria mengatakan bahwa daftar yang diusulkan oleh Ibu Kozhareva tidak menjamin stabilitas politik dan pemilu yang adil. Ia khususnya menentang agar Menteri Dalam Negeri Kalin Stoyanov tetap menjabat.
Langkah Presiden Radev berarti bahwa pemerintahan sementara Perdana Menteri Dimitar Glavchev akan tetap berkuasa sampai parlemen Bulgaria mengajukan daftar pendek baru calon perdana menteri potensial.
Sejak pemilihan umum parlemen luar biasa pada tanggal 9 Juni, yang keenam dalam tiga tahun, badan legislatif Bulgaria belum mampu membentuk pemerintahan yang stabil.
Tuan Glavchev - mantan Ketua Kantor Audit Nasional Bulgaria (BNAO) - dipilih sebagai Perdana Menteri sementara karena memenuhi persyaratan dalam Konstitusi yang diamandemen yang diadopsi pada bulan Desember 2023.
Konstitusi menetapkan bahwa perdana menteri sementara harus dipilih dari jabatan presiden parlemen, gubernur atau wakil gubernur Bank Nasional Bulgaria, presiden atau wakil presiden BNAO, atau ombudsman atau wakil ombudsman.
Namun, Presiden Radev menilai ketegangan telah meningkat akibat kecurigaan bahwa pemerintahan Tuan Glavchev menyalahgunakan kekuasaan politik. Pada 9 Agustus, Tuan Radev menunjuk Nyonya Kozhareva sebagai pelaksana tugas Perdana Menteri, dan menugaskannya untuk mengusulkan pemerintahan sementara yang baru paling lambat 19 Agustus.
Menurut Euro News , keputusan Presiden Radev belum pernah terjadi sebelumnya. Seorang pakar konstitusi mengatakan: "Krisis ini bukan tentang konstitusi, melainkan krisis politik. Krisis ini muncul karena parlemen tidak dapat memberikan daftar lengkap (calon) yang harus dipilih presiden, sebagaimana tercantum dalam naskah konstitusi."
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/tong-thong-bulgaria-ra-quyet-dinh-chua-tung-co-hoan-bau-cu-quoc-hoi-gach-de-cu-cho-chuc-thu-tuong-lam-thoi-283284.html
Komentar (0)