Presiden terpilih Indonesia dipromosikan menjadi jenderal

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dipromosikan ke pangkat jenderal dua minggu setelah terpilih sebagai presiden Indonesia dan akan menjabat pada bulan Oktober.

Presiden Indonesia Joko Widodo hari ini mempromosikan calon penggantinya, Prabowo Subianto, ke pangkat jenderal dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh pejabat militer dan polisi di Markas Besar Angkatan Bersenjata di ibu kota Jakarta.

"Pangkat ini merupakan bentuk penghormatan dan penegasan kembali dedikasinya kepada rakyat dan negara. Saya ingin mengucapkan selamat kepada Jenderal Prabowo Subianto," ujar Presiden Widodo, lalu menyematkan tanda pangkat bintang empat pada kemeja Prabowo.

Jenderal adalah pangkat militer tertinggi kedua di Indonesia, setelah Marsekal Lapangan, dan biasanya dipegang oleh Menteri Pertahanan. Bapak Prabowo adalah orang ketujuh yang dipromosikan menjadi jenderal di Indonesia sejak tahun 1998.

Presiden Joko Widodo (kiri) menyematkan tanda pangkat bintang empat kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam sebuah upacara di Markas Besar Angkatan Bersenjata, Jakarta, pada 28 Februari. Foto: AP

Bapak Prabowo, 72 tahun, menyatakan kemenangan dalam pemilihan presiden Indonesia pada tanggal 14 Februari, setelah ratusan juta pemilih memberikan suara untuk pemimpin negara tersebut dan penghitungan suara cepat menunjukkan ia memenangkan hampir 60% suara.

Pada pemilu sebelumnya, hasil "hitung cepat" sudah akurat, sehingga Pak Prabowo hampir pasti akan menjadi penerus Presiden Widodo pada bulan Oktober.

Bapak Prabowo lahir dari keluarga elit. Ayahnya pernah menjabat sebagai menteri di bawah mendiang Presiden Indonesia, Sukarno. Namun, ia harus hidup dalam pengasingan sejak kecil ketika ayahnya, salah satu ekonom paling terkenal di Indonesia, melarikan diri ke luar negeri karena menyuarakan pandangan yang menentang Sukarno.

Pada tahun 1967, ketika Jenderal Suharto berkuasa, keluarganya kembali ke Indonesia. Prabowo bergabung dengan Angkatan Darat pada tahun 1970, bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan kemudian menikahi putri Presiden Suharto pada tahun 1983. Pernikahan ini dianggap sebagai batu loncatan bagi karier politik Prabowo.

Pada tahun 1998, ia diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis (Kostrad) TNI. Selama masa ini, Prabowo mengerahkan pasukan khusus Indonesia ke ibu kota Indonesia karena protes-protes yang mengancam rezim Suharto. Ia juga dituduh menculik lebih dari 20 aktivis demokrasi, 13 di antaranya masih hilang, serta melakukan dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan Timor Timur, yang sebelumnya merupakan bagian dari Indonesia, kini Timor-Leste.

Beberapa bawahan Prabowo dihukum, tetapi ia tidak pernah diadili dan selalu membantah terlibat. Namun, setelah jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998, militer Indonesia mengusir Prabowo. Ia menceraikan istrinya dan meninggalkan Indonesia lagi, mengasingkan diri di Yordania.

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto pada konferensi pers di Jakarta pada 23 Februari. Foto: AFP

Prabowo kembali dan mendirikan partai politiknya sendiri pada tahun 2008. Ia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2014 dan 2019, tetapi kalah dari Presiden Widodo.

Setelah kekalahan terakhirnya pada tahun 2019, ia mengejutkan semua orang dengan meninggalkan sikap garis kerasnya dan beralih mendukung Presiden Widodo, dengan ambisi menjadi penggantinya.

Setelah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan, citranya tiba-tiba berubah. Dalam beberapa tahun terakhir, ia menunjukkan dirinya sebagai politisi yang lebih karismatik dan lembut. Ia bahkan mengundang putra Presiden Joko Widodo untuk mencalonkan diri sebagai "wakilnya" dalam pemilihan presiden tahun ini.

Huyen Le (Menurut Reuters, AP )

Tautan sumber: https://vnexpress.net/tong-thong-dac-cu-indonesia-duoc-thang-ham-dai-tuong-4716260.html