(Dan Tri) - Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa pasukan militer Rusia telah memasuki wilayah Sumy di timur laut Ukraina untuk pertama kalinya sejak 2022.
Tank tentara Rusia di provinsi Kursk (Foto: Kommersant)
Dalam pernyataan singkat mengenai situasi di medan perang kepada wartawan di St. Petersburg, sehari setelah Amerika Serikat dan Rusia mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pertama mereka dalam tiga tahun di Arab Saudi, Presiden Putin menekankan: "Pada dini hari tanggal 19 Februari, tentara Brigade Infanteri Angkatan Laut ke-810 melintasi perbatasan antara Federasi Rusia dan Ukraina dan memasuki wilayah musuh."
"Pasukan kami menyerang di semua area garis depan," tambah Putin, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis video rudal balistik Iskander yang menyerang posisi artileri Ukraina di wilayah Sumy dan prajurit infanteri angkatan laut Rusia yang menggunakan drone kamikaze untuk menyerang parit musuh.
Namun, kementerian tidak melaporkan perkembangan besar apa pun di kawasan itu dalam pembaruan hariannya pada 19 Februari.
Sementara itu, Kiev memberikan keterangan berbeda tentang peristiwa tersebut. Andrey Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina, mengatakan bahwa militer Ukraina telah menghancurkan sebuah unit pengintai yang mencoba melintasi perbatasan. Ia membantah telah terjadi "serangan berskala besar" di wilayah tersebut.
Rusia pertama kali memasuki wilayah Sumy pada awal konflik, Februari 2022, dan mundur dua bulan kemudian. Pada Agustus 2024, Ukraina memanfaatkan wilayah tersebut untuk menyerang wilayah Kursk Rusia dan merebut beberapa desa perbatasan, serta kota Sudzha.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sejak itu mengatakan ia berencana menggunakan serangan Rusia melintasi perbatasan yang diakui internasional sebagai pengaruh dalam potensi perundingan damai .
Sejak saat itu, pasukan Rusia terus berjuang untuk secara bertahap mendorong pasukan Ukraina keluar dari Kursk, dengan Kementerian Pertahanan melaporkan pembebasan desa Sverdlikovo pada 19 Februari. "Kami telah menangkap banyak tawanan," ujar seorang prajurit dari kelompok tempur utara Rusia kepada RIA Novosti.
Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan mitranya dari AS, Marco Rubio, membahas cara-cara untuk mengakhiri konflik Ukraina di Riyadh, Arab Saudi, pada 18 Februari. Meskipun tidak ada terobosan yang tercatat, kedua belah pihak sepakat untuk berupaya menormalisasi hubungan bilateral, yang ditangguhkan oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, pada tahun 2022.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/the-gioi/tong-thong-putin-luc-luong-nga-tien-vao-khu-vuc-moi-o-ukraine-20250220101217406.htm
Komentar (0)