Menurut AFP , pada tanggal 21 Oktober, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan" dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza, dan mendesak "tindakan global untuk mengakhiri mimpi buruk yang mengerikan ini."
Konflik tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat satu juta warga Palestina mengungsi. Guterres mengatakan "lebih dari" 20 truk bantuan memasuki wilayah yang terkepung, yang dihuni 2,4 juta orang.
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres (tengah) berbicara di perlintasan perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza di Sinai Utara, 20 Oktober. (Foto: AFP/VNA)
Berbicara kepada para pemimpin regional di KTT Perdamaian Kairo, Bapak Guterres menekankan perlunya Palestina untuk "diberi bantuan yang berkelanjutan dan memadai."
Mulai pukul 10:00 pagi tanggal 21 Oktober waktu setempat (yaitu pukul 2:00 siang pada hari yang sama waktu Hanoi ), konvoi truk yang membawa bantuan kemanusiaan internasional mulai melewati Gerbang Perbatasan Rafah dari Mesir ke Jalur Gaza selatan.
Konvoi pertama yang terdiri dari 20 kendaraan dari Bulan Sabit Merah Mesir telah memasuki Gaza, sementara 36 kendaraan lainnya berbaris untuk bergerak ke wilayah yang diblokade.
Empat ambulans, termasuk dua dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dua dari Palang Merah, juga sedang bersiap memasuki Gaza.
Setelah konflik meletus dengan Gerakan Islam Hamas yang menguasai Jalur Gaza pada 7 Oktober, Israel mengepung sepenuhnya wilayah tersebut, memutus aliran listrik, air, energi, dan memblokir Gerbang Perbatasan Rafah. Sebanyak 2,4 juta warga Palestina terjebak di Gaza.
Rafah adalah satu-satunya pintu masuk ke Gaza yang tidak dikuasai Israel. Namun, serangan udara telah merusak jalan dan mencegah truk bantuan memasuki Gaza selatan.
Masyarakat internasional dan regional telah berulang kali mendesak Israel untuk segera membawa bantuan ke wilayah ini guna meringankan bencana kemanusiaan bagi rakyat Palestina di sana.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan di Gaza karena persediaan makanan menipis dan persediaan bahan bakar untuk rumah sakit guna menjalankan generator sangat rendah.
(Sumber: Vietnamplus/AFP)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)