Selama beberapa hari terakhir, gambar dua gajah yang dirantai di Kebun Binatang Hanoi (Taman Thu Le) telah menarik perhatian seluruh negeri. Bahkan ada kampanye untuk mengumpulkan tanda tangan guna "menyelamatkan" kedua gajah tersebut dan mengembalikannya ke lingkungan alami mereka.
Baru-baru ini, Animals Asia mengirim surat kepada Komite Rakyat Hanoi yang mengusulkan rencana untuk memindahkan dua gajah dari Kebun Binatang Hanoi ke Taman Nasional Yok Don ( Dak Lak ).
Di dalam hutan, gajah akan melolong dan meraung.
Animals Asia meyakini solusi terbaik adalah mengembalikan kedua gajah tersebut ke habitat aslinya di Taman Nasional Yok Don (provinsi Dak Lak), tempat konservasi gajah saat ini sedang berlangsung. Organisasi tersebut bersedia mendanai biaya transportasi jika proposal tersebut disetujui.
"Kedua gajah ini berada di tahap akhir kehidupan mereka, dan mereka berhak untuk dirawat dan hidup di lingkungan semi-liar atau alami," demikian pernyataan Animals Asia.

Gambar seekor gajah dengan kaki dirantai di Kebun Binatang Hanoi telah引起 kemarahan publik.
David Neale, Direktur Kesejahteraan Global Animals Asia, mengatakan bahwa hidup dalam keadaan dirantai berdampak negatif pada kehidupan kedua gajah tersebut.
Jika dibawa kembali ke Yok Don, Thai dan Banang (nama kedua gajah tersebut) akan dirawat oleh para profesional yang sangat berpengalaman, dan menerima dukungan medis serta nutrisi.
Menyusul tanggapan Kebun Binatang Hanoi bahwa memindahkan kedua gajah tersebut kembali ke lingkungan alaminya adalah hal yang mustahil, seorang perwakilan dari Animals Asia menyampaikan pandangan yang berbeda.
"Kami telah menunjukkan bahwa banyak gajah yang telah dipelihara dalam penangkaran selama bertahun-tahun, ketika dikembalikan ke lingkungan alaminya, menunjukkan perilaku alami seperti melolong dan mengaum… Perilaku yang belum pernah mereka tunjukkan sebelumnya saat berada dalam penangkaran," kata David Neale sebagai contoh.
Di antara 14 gajah di Yok Don, terdapat H'khun, yang tahun ini berusia 67 tahun. Gajah ini dibawa kembali ke hutan di Yok Don pada tahun 2018 dan sekarang berpartisipasi dalam program pariwisata ramah gajah di Taman Nasional Yok Don.
Selain H'khun, terdapat 3 gajah lain yang berusia lebih dari 50 tahun dan 3 gajah berusia lebih dari 40 tahun yang hidup sehat di hutan taman nasional tersebut.

David Neale, Direktur Kesejahteraan Global Animals Asia.
Direktur tersebut juga menyatakan bahwa ketika dibawa ke Taman Nasional Yok Don, gajah-gajah tersebut selalu dirawat dan dibimbing oleh mahout (pengasuh) untuk mencegah mereka menjadi bingung di lingkungan baru dan tersesat di daerah pemukiman.
Setelah kembali ke lingkungan semi-liar, gajah-gajah tersebut dikumpulkan bersama untuk menjelajah, mencari makan, dan berenang di hutan Taman Nasional Yok Don, di bawah pengawasan staf dan para ahli dari organisasi tersebut.
Di sini, gajah-gajah secara individu akan secara bertahap saling mengenal, awalnya dari kejauhan sebelum mendekat dan akhirnya berpasangan serta membentuk kawanan, memastikan mereka hidup sesuai dengan kebiasaan alami mereka.

Staf dan pakar asing mengamati seekor gajah di Taman Nasional Yok Don (Foto: Animals Asia).
Direktur Kesejahteraan Global di Animals Asia juga menyatakan bahwa banyak kebun binatang di seluruh dunia telah memutuskan untuk berhenti memelihara gajah dan mengembalikannya ke lingkungan semi-alami. Kebun binatang yang dibangun di daerah perkotaan, khususnya, menghadapi keterbatasan dalam hal ruang dan fasilitas.
Banyak perselisihan dengan Kebun Binatang Hanoi.
Sebagai seorang ahli kesejahteraan hewan, David Neale tidak bisa tinggal diam ketika menyaksikan cara Kebun Binatang Hanoi memperlakukan dua gajah, Thai dan Banang.
Ia menyatakan bahwa sejak tahun 2014, Animals Asia telah berulang kali mendukung dan berkolaborasi dengan Kebun Binatang Hanoi. Sayangnya, Kebun Binatang Hanoi hanya sedikit mengindahkan rekomendasi dan dukungan dari Animals Asia. Oleh karena itu, kedua pihak mengakhiri kerja sama mereka pada tahun 2018.

Perwakilan dari Kebun Binatang Hanoi menyatakan bahwa pengangkutan gajah dapat menyebabkan banyak masalah dan menimbulkan banyak risiko.
"Kami mengirimkan para ahli kesejahteraan hewan untuk membantu, termasuk para ahli dari Belanda yang tinggal di sini selama enam bulan. Kami mencoba memberi saran dan membantu membangun lingkungan hidup yang berbeda untuk kedua gajah ini, agar mereka bisa lebih sehat dan lebih aktif, tetapi hal itu tidak terlaksana," jelasnya.
Untuk memungkinkan gajah berkeliaran bebas, Animals Asia mendukung dan merancang pagar listrik untuk Kebun Binatang Hanoi. Pagar listrik tersebut memungkinkan gajah mengetahui batas wilayah mereka sehingga mereka tidak terlalu dekat dengan pengunjung, sekaligus menciptakan ruang sendiri bagi mereka untuk bergerak. Namun, perawatan kebun binatang tersebut belum dilakukan.

Animals Asia menyarankan bahwa solusi terbaik adalah memindahkan kedua gajah dari Kebun Binatang Hanoi kembali ke habitat aslinya di Taman Nasional Yok Don (Dak Lak).
Para ahli kesejahteraan hewan lebih lanjut menjelaskan bahwa, tidak seperti Thailand, India, atau Myanmar yang memiliki ribuan gajah, Vietnam memiliki populasi gajah yang sangat kecil. Oleh karena itu, rencana konservasi diperlukan untuk melindungi gajah dari kepunahan.
Pakar tersebut menyarankan bahwa Vietnam sangat perlu membangun koridor alami untuk menyatukan kawanan gajah yang saat ini terpisah di berbagai wilayah. Hanya dengan cara itulah konservasi satwa liar akan benar-benar efektif.
Tautan sumber






Komentar (0)