Orang dengan kondisi kesehatan tertentu sebaiknya menghindari alpukat. Beberapa nutrisi dalam alpukat dapat menimbulkan risiko kesehatan, mulai dari interaksi obat hingga memperburuk kondisi yang sudah ada, menurut situs web nutrisi dan kesehatan Eat This, Not That! (AS).
Orang dengan penyakit ginjal dan refluks harus menghindari makan alpukat.
Penyakit yang mengharuskan menghindari alpukat meliputi:
Pembekuan darah
Orang dengan fibrilasi atrium, gangguan perdarahan, atau yang berisiko mengalami pembekuan darah sering diresepkan pengencer darah. Obat-obatan ini membantu mencegah pembentukan gumpalan darah, yang dapat membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan emboli paru.
Obat ini bekerja dengan mengurangi efek vitamin K dalam tubuh, sehingga memperlambat kemampuan darah untuk menggumpal. Beberapa pengencer darah, seperti Warfarin, dapat berinteraksi dengan vitamin K. Oleh karena itu, pasien harus membatasi asupan makanan yang mengandung vitamin K, termasuk alpukat.
Penyakit ginjal
Penderita penyakit ginjal stadium awal tidak perlu mengontrol jumlah kalium dalam makanan sehari-harinya. Pada tahap ini, ginjal masih dapat memproses kalium dalam darah secara efektif.
Namun, seiring perkembangan penyakit ginjal ke stadium lanjut, kemampuan ginjal untuk menyaring kalium secara bertahap menurun. Akibatnya, kalium terakumulasi dalam darah dan menyebabkan kondisi berbahaya yang disebut hiperkalemia. Karena alpukat kaya akan kalium, penderita penyakit ginjal perlu sangat berhati-hati saat mengonsumsi buah ini.
Surutnya
Pada penderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD), asam lambung naik kembali ke esofagus dan mengiritasi lapisan esofagus, yang menyebabkan gejala-gejala seperti mulas, regurgitasi, mual, suara serak, dan sebagainya. Mentega, dengan kandungan lemaknya yang tinggi, dapat memicu gejala-gejala ini.
Makanan tinggi lemak, mulai dari gorengan hingga pilihan sehat seperti alpukat dan kenari, membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Akibatnya, makanan tersebut berada di lambung lebih lama, menyebabkan produksi asam lambung lebih banyak. Semakin tinggi asam lambung, semakin besar kemungkinan menyebabkan refluks, menurut Eat This, Not That!.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trai-bo-la-sieu-thuc-pham-nhung-benh-nao-can-phai-tranh-an-185240917201130915.htm
Komentar (0)