(CLO) Pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengumumkan akan terus memperkuat kekuatan nuklirnya, sambil mengkritik komitmen baru-baru ini dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang untuk melucuti senjata nuklir Korea Utara, menurut laporan kantor berita KCNA.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengutuk ketiga negara tersebut karena mengejar rencana yang "usang dan tidak masuk akal," dan memperingatkan agar tidak mengambil tindakan yang akan "memicu permusuhan dan konflik kolektif."
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyatakan: "Selama ancaman permusuhan dari Amerika Serikat dan pasukan sekutunya berlanjut, senjata nuklir Korea Utara akan menjadi sarana untuk menjaga perdamaian dan kedaulatan, serta sarana pertahanan diri yang sah berdasarkan konstitusi negara." Korea Utara juga berjanji untuk terus meningkatkan persenjataan nuklirnya.
Foto ilustrasi: Pexel
Dari pihak Korea Selatan, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyerukan kepada Korea Utara untuk menghentikan program senjata ilegalnya dan kembali ke jalur denuklirisasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Lee Jae-woong, menekankan, "Korea Utara tidak akan pernah diakui sebagai negara pemilik senjata nuklir. Kami berharap Korea Utara menyadari bahwa pengembangan senjata nuklir dan rudal hanya menghambat keamanan dan pembangunan ekonominya sendiri."
Janji AS-Korea Selatan-Jepang itu disampaikan setelah pembicaraan pada hari Sabtu antara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul, dan Menteri Luar Negeri Jepang Iwaya Takeshi dalam konferensi keamanan di Munich, di mana para pejabat tersebut menegaskan kembali komitmen mereka terhadap denuklirisasi total Korea Utara.
Pertemuan trilateral antara Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang adalah yang pertama sejak Presiden AS Donald Trump menjabat, yang mengadakan pertemuan puncak bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama masa jabatan pertamanya dan memuji hubungan pribadi mereka.
Pada hari Selasa, militer Korea Selatan juga mengumumkan pengerahan rudal penghancur bunker baru yang disebut Korean Tactical Surface-to-Surface Missile (KTSSM), yang dikembangkan di dalam negeri.
Rudal tersebut, yang dijuluki Ure, yang berarti "guntur" dalam bahasa Korea, mampu melakukan serangan yang tepat dan cepat terhadap sistem artileri jarak jauh Korea Utara, yang dapat mengancam wilayah Seoul jika terjadi situasi yang tidak terduga.
Ngoc Anh (menurut KCNA, Yonhap, Reuters)
Sumber: https://www.congluan.vn/trieu-tien-chi-trich-no-luc-cua-my-va-dong-minh-nham-phi-hat-nhan-hoa-nuoc-nay-post335017.html






Komentar (0)