Badan intelijen AS meyakini Korea Utara secara proaktif menawarkan untuk mengirim pasukan guna mendukung Rusia, bertentangan dengan penilaian sebelumnya yang menyatakan bahwa Moskow mengajukan tawaran tersebut karena kekurangan pasukan dalam konfliknya dengan Ukraina.
Putin (kanan) dan Kim bertemu di wilayah Amur, Rusia pada September 2023.
Pada tanggal 23 Desember, The New York Times melaporkan, mengutip sumber intelijen AS, bahwa pengerahan pasukan Korea Utara untuk mendukung Rusia dalam konflik dengan Ukraina adalah permintaan dari Pyongyang, bukan Moskow.
Ketika tentara Korea Utara mulai tiba di Rusia pada musim gugur lalu, beberapa pejabat Barat menafsirkannya sebagai tanda bahwa Kremlin meminta bantuan karena sangat membutuhkan lebih banyak pasukan.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa badan intelijen mereka sekarang mencurigai pengerahan pasukan itu berasal dari Korea Utara, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin dengan cepat menerimanya.
Menghadapi kekurangan pasukan yang parah, Ukraina mengerahkan tentara anti-pesawat sebagai infanteri.
Ukraina dan negara-negara Barat meyakini bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengerahkan setidaknya 10.000 tentara ke Rusia.
Para prajurit ini terutama berkoordinasi dengan unit-unit Rusia untuk melakukan serangan balasan terhadap sekelompok tentara Ukraina yang telah menguasai beberapa wilayah di provinsi Kursk, Rusia, sejak musim panas.
Para pejabat AS tidak percaya Kim telah menerima imbalan apa pun secara langsung. Sebaliknya, mereka menyarankan pemimpin tersebut dapat berharap Rusia akan membalas budi di masa depan dengan membantu dalam perjuangan diplomatik , memberikan dukungan jika terjadi krisis, dan memasok teknologi.
Seorang pejabat Ukraina yang memantau aktivitas militer Korea Utara mengatakan bahwa pasukan tersebut meningkatkan kehadirannya di garis depan dan bekerja sama dengan unit-unit Rusia.
Menurut AFP pada 24 Desember, Korea Selatan mengklaim bahwa lebih dari 1.000 tentara Korea Utara tewas atau terluka saat mendukung Rusia, sementara Ukraina mengklaim jumlahnya lebih dari 3.000.
Rusia belum mengkonfirmasi maupun membantah keberadaan pasukan Korea Utara di negara tersebut. Korea Utara awalnya membantah mengirim pasukan ke Rusia, tetapi seorang pejabat di Pyongyang kemudian mengatakan bahwa jika tindakan tersebut terjadi, itu akan sah secara hukum.
Sumber: https://thanhnien.vn/trieu-tien-chu-dong-de-nghi-dieu-binh-si-ho-tro-nga-doi-pho-ukraine-185241224095912978.htm






Komentar (0)