Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek, kata militer Korea Selatan, sehari setelah negara itu menegaskan pendiriannya untuk mempercepat program nuklirnya.
Warga Korea Selatan menonton berita peluncuran rudal Korea Utara di stasiun kereta bawah tanah di Seoul.
Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) meluncurkan beberapa rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya pada tanggal 5 November, tepat sebelum pemilihan presiden AS.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengonfirmasi peluncuran tersebut dan sedang melakukan analisis lebih lanjut. Menurut NHK, pejabat Jepang juga mengatakan Korea Utara meluncurkan rudal balistik lain dan menyebutnya sebagai provokasi.
Rudal tersebut tampaknya mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, menurut laporan tersebut. Penjaga Pantai Jepang sedang mengarahkan kapal-kapal di seluruh negeri untuk memantau perkembangan terbaru.
Korea Utara tidak segera mengomentari laporan tersebut.
Sebelumnya pada tanggal 31 Oktober, Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dari wilayah Pyongyang ke laut.
Pada tanggal 4 November, Duta Besar Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Kim Song mengatakan bahwa negaranya akan mempercepat pengembangan program senjata nuklirnya untuk melawan "negara-negara pemilik senjata nuklir yang bermusuhan."
"Ancaman nuklir AS terhadap [Korea Utara] telah mencapai titik kritis dalam hal skala dan bahaya. Akibat tindakan sembrono AS, situasi ini berpotensi mendekati ambang perang," ujar Kim.
Jet tempur AS dan Korea Selatan menggelar latihan setelah Korea Utara meluncurkan rudal
Pernyataan itu muncul hanya beberapa hari setelah Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua pertamanya tahun ini. Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan setelah peluncuran tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, AS menuduh beberapa negara melindungi Korea Utara di Perserikatan Bangsa-Bangsa dari "pengawasan yang lebih ketat terhadap pelanggaran sanksi" dan mengatakan Pyongyang telah "didorong untuk terus memajukan program nuklir, rudal balistik, dan senjata pemusnah massal yang melanggar hukum".
Dalam sebuah pernyataan untuk mencegah Korea Utara, AS, Korea Selatan, dan Jepang mengadakan latihan angkatan udara gabungan pada 3 November. Militer Korea Selatan mengatakan latihan tersebut melibatkan pesawat pengebom B-1B AS, pesawat tempur F-15K dan KF-16 Korea Selatan, serta pesawat tempur F-2 Jepang, menurut AFP.
"Latihan ini menunjukkan komitmen aliansi Korea Selatan-AS untuk memperkuat pencegahan yang diperluas guna menanggapi meningkatnya ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara," tegas JSC.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trieu-tien-phong-ten-lua-dan-dao-ngay-truoc-them-bau-cu-my-185241105064813427.htm
Komentar (0)