(CLO) Korea Utara mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka tidak punya pilihan selain melanjutkan "upaya untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri" dan menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan mendorong Semenanjung Korea ke dalam skenario perang.
"DPRK akan terus meningkatkan upaya praktis untuk membendung ancaman militer dari kekuatan musuh dan menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, menurut kantor berita KCNA.
Peluncur ICBM Hwasong-19 Korea Utara. Foto: KCNA
Juru bicara itu menyalahkan Washington dan Seoul karena melaksanakan "lebih dari 20 rencana perang yang berbeda" tahun ini, sehingga Pyongyang tidak punya pilihan selain mencegah risiko perang nuklir sepenuhnya.
Dalam pernyataan terpisah, Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, mengkritik sekretaris jenderal PBB karena mengkritik peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara baru-baru ini dan menegaskan bahwa uji coba senjata itu dilakukan untuk "pertahanan diri".
Pada hari Kamis, Korea Utara menunjukkan kekuatan militernya dengan uji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru yang disebut Hwasong-19.
Menurut militer Korea Utara dan Korea Selatan serta Jepang, rudal itu terbang lebih tinggi daripada rudal Korea Utara sebelumnya, mencapai jauh ke luar angkasa sebelum jatuh ke laut antara Jepang dan Rusia.
Pada hari Jumat, angkatan udara Korea Selatan dan AS melakukan latihan tembak langsung gabungan pertama mereka, yang melibatkan pesawat nirawak Global Hawk dan Reaper, menggunakan senjata berpemandu GPS untuk melakukan simulasi serangan terhadap target musuh, menurut pernyataan dari angkatan udara Korea Selatan.
Hong Hanh (menurut Reuters, CNN)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/trieu-tien-tuyen-bo-se-tiep-tuc-tang-cuong-kha-nang-tu-ve-post319609.html
Komentar (0)