China mengusulkan pengurangan produksi baja.
Ini adalah kali pertama Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China mengusulkan pengurangan produksi baja dalam rencananya. Sementara itu, ekspor baja dari China mencapai sekitar 110 juta ton pada tahun 2024, level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.
Meskipun Beijing telah menerapkan beberapa langkah untuk mengurangi produksi baja guna memangkas emisi karbon, produksi baja tahunan tetap berada di atas satu miliar ton.
| Ekspor baja dari China mencapai sekitar 110 juta ton pada tahun 2024, level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir. (Gambar ilustrasi) |
Menurut laporan resmi, pemerintah Tiongkok kini akan fokus pada penerapan langkah-langkah untuk mengatasi masalah struktural di industri-industri utama dan menghentikan persaingan melalui restrukturisasi industri. Namun, jumlah spesifik baja yang akan dipangkas oleh pemerintah Tiongkok belum diumumkan. Banyak yang percaya bahwa langkah baru Tiongkok ini dapat menguntungkan tidak hanya produsen baja domestik tetapi juga pasar internasional.
Secara spesifik, pertama, hal ini mengurangi tekanan persaingan dari baja murah. Jika produksi baja China menurun, Vietnam akan memiliki kesempatan untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar baja domestiknya tanpa menghadapi persaingan berlebihan dari baja murah China.
Kedua, kebijakan restrukturisasi Tiongkok dapat menyebabkan peningkatan produksi baja berkualitas tinggi, bukan baja murah berkualitas rendah. Hal ini dapat membuka peluang bagi produsen baja Vietnam, terutama mereka yang mampu memproduksi baja berkualitas tinggi, untuk meningkatkan ekspor dan bersaing di pasar internasional. Pasar yang membutuhkan baja berkualitas tinggi, seperti proyek konstruksi infrastruktur besar, dapat menghadirkan peluang signifikan bagi industri baja Vietnam.
Ketiga, meningkatkan ekspor ke pasar baru: Pengurangan produksi baja China akan menciptakan kesenjangan di pasar ekspor, terutama di negara-negara yang mengalami kekurangan pasokan baja. Vietnam dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperluas pangsa pasar bajanya di pasar Asia, Eropa, dan Amerika. Hal ini juga akan membantu Vietnam memperbaiki neraca perdagangan di industri baja.
Selain keuntungan yang dimilikinya, industri baja Vietnam juga menghadapi potensi tantangan. Secara khusus, penurunan permintaan bijih besi dan dampaknya terhadap bahan baku produksi. Salah satu risiko utama dari langkah China ini adalah penurunan permintaan bijih besi, bahan baku penting untuk produksi baja. Menurut perkiraan, jika produksi baja China menurun sekitar 50 juta ton, permintaan bijih besi global dapat turun sekitar 1%. Hal ini dapat memengaruhi industri pertambangan bijih besi Vietnam, terutama karena Vietnam merupakan salah satu pengekspor bijih besi utama. Penurunan harga bijih besi juga dapat berdampak pada pendapatan perusahaan pertambangan dan produksi baja domestik.
| Pengurangan produksi baja mentah oleh China merupakan langkah berani yang dapat menghadirkan peluang sekaligus risiko bagi industri baja Vietnam. Untuk memaksimalkan peluang dan meminimalkan risiko, produsen baja Vietnam perlu terus meningkatkan teknologi, meningkatkan kualitas produk, dan mendiversifikasi pasar ekspor. |






Komentar (0)