"Kami, pihak yang bertanda tangan di bawah ini, menuntut agar otoritas Israel segera mengakhiri pembatasan media asing memasuki Gaza dan memberikan akses independen kepada organisasi berita internasional yang ingin mengakses wilayah tersebut," demikian bunyi surat tersebut.
"Sembilan bulan setelah perang pecah, jurnalis internasional masih ditolak aksesnya ke Gaza, kecuali untuk perjalanan langka yang dikawal oleh militer Israel."
“Larangan terhadap jurnalis asing… memberikan beban yang mustahil dan tidak masuk akal bagi reporter lokal untuk mendokumentasikan perang yang mereka alami,” tambah surat itu.
Media dan organisasi pers internasional tidak dapat melakukan perjalanan ke Gaza karena larangan Israel. Foto: AFP
Surat tersebut, yang dikoordinasikan oleh Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berpusat di New York, mengatakan lebih dari 100 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel di Gaza dimulai dan mereka yang tersisa bekerja dalam kondisi yang sangat buruk.
Surat itu menambahkan: "Akibatnya, informasi dari Gaza semakin sulit diperoleh dan laporan yang dikeluarkan seringkali dipertanyakan kebenarannya."
Jurnalis Palestina termasuk Motaz Azaiza dan Wael Al-Dahdouh dari Al Jazeera telah menjadi terkenal di seluruh dunia karena keberanian mereka dalam melaporkan perang Israel di Gaza, meskipun menghadapi risiko pribadi yang besar.
"Jurnalis internasional, Israel, dan Palestina dari luar Gaza harus diberi akses independen ke Gaza agar mereka dapat menilai sendiri apa yang terjadi dalam perang ini — alih-alih hanya diberi pengarahan oleh militer Israel melalui serangkaian tur terorganisir," ujar Direktur Eksekutif CPJ, Jodie Ginsberg, dalam siaran pers.
Para penandatangan surat tersebut mengatakan mereka sepenuhnya memahami bahaya melaporkan dari zona perang dan bahwa banyak organisasi mereka telah mengambil risiko ini selama puluhan tahun untuk mendokumentasikan berbagai peristiwa yang terjadi.
Surat itu menambahkan: "Kami menuntut agar Israel memenuhi komitmennya terhadap kebebasan pers dengan mengizinkan media asing mengakses Gaza secara langsung dan independen, dan agar Israel mematuhi kewajiban internasionalnya untuk melindungi jurnalis dan warga sipil."
Menurut badan kesehatan daerah kantong Palestina, perang Israel di Gaza telah menewaskan 38.345 orang, dengan ratusan ribu lainnya terluka atau hilang, serta menyebabkan banyak penduduk wilayah itu mengungsi dan menyebabkannya menderita krisis kemanusiaan yang parah, termasuk kelaparan.
Hoang Hai (menurut CPJ, Newarab, AJ)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/truyen-thong-the-gioi-keu-goi-israel-cho-phep-cac-nha-bao-vao-gaza-post303574.html
Komentar (0)