Memperluas hak untuk mendapatkan pekerjaan dan praktik tambahan di sektor non-publik.
Pada sore hari tanggal 10 Desember, Majelis Nasional memberikan suara untuk menyetujui Undang-Undang tentang Pegawai Negeri Sipil yang telah diamandemen. Undang-undang baru ini akan berlaku mulai tanggal 1 Juli 2026.
Salah satu aspek terpenting dari Undang-Undang ini adalah perluasan signifikan hak untuk pekerjaan tambahan, praktik swasta, kontribusi modal, dan partisipasi dalam manajemen bisnis bagi lebih dari satu juta pegawai negeri yang bekerja di unit layanan publik.
Hal ini dipandang sebagai penyesuaian penting yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan hukum sekaligus memastikan prinsip transparansi dan menghindari konflik kepentingan di sektor publik.

Majelis Nasional memberikan suara untuk mengesahkan Undang-Undang tentang Pejabat Publik yang telah diamandemen pada sore hari tanggal 10 Desember (Foto: Media Majelis Nasional).
Menurut peraturan baru, pegawai negeri sipil diperbolehkan menandatangani kontrak kerja atau kontrak jasa dengan instansi, organisasi, atau unit lain, asalkan tidak ada undang-undang khusus yang melarangnya dan pekerjaan tambahan tersebut tidak menimbulkan konflik kepentingan.
Kontrak yang ditandatangani di luar unit layanan publik tidak boleh bertentangan dengan kesepakatan dalam kontrak kerja yang berlaku dan tidak boleh melanggar peraturan tentang etika profesional.
Jika kontrak kerja tidak secara eksplisit menyatakan hak ini, karyawan harus memperoleh persetujuan tertulis dari kepala unit. Kepala unit layanan publik yang ingin menandatangani kontrak lembur harus memiliki persetujuan tertulis dari atasan langsungnya.
Undang-undang ini juga mengizinkan pegawai negeri sipil untuk menjalankan profesinya secara individu, asalkan undang-undang yang mengatur sektor atau bidang mereka tidak melarangnya. Dalam menjalankan profesinya, pegawai negeri sipil harus mematuhi peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan konflik kepentingan, tidak boleh mengeksploitasi informasi atau kondisi kerja di dalam unit untuk keuntungan pribadi, dan tidak boleh melanggar etika profesi.
Majelis Nasional memberikan suara untuk mengesahkan Undang-Undang tentang Pejabat Publik yang telah diamandemen pada sore hari tanggal 10 Desember (Foto: Media Majelis Nasional).
Menurut peraturan baru, pegawai negeri sipil diperbolehkan menandatangani kontrak kerja atau kontrak jasa dengan instansi, organisasi, atau unit lain, asalkan tidak ada undang-undang khusus yang melarangnya dan pekerjaan tambahan tersebut tidak menimbulkan konflik kepentingan.
Kontrak yang ditandatangani di luar unit layanan publik tidak boleh bertentangan dengan kesepakatan dalam kontrak kerja yang berlaku dan tidak boleh melanggar peraturan tentang etika profesional.
Jika kontrak kerja tidak secara eksplisit menyatakan hak ini, karyawan harus memperoleh persetujuan tertulis dari kepala unit. Kepala unit layanan publik yang ingin menandatangani kontrak lembur harus memiliki persetujuan tertulis dari atasan langsungnya.
Undang-undang ini juga mengizinkan pegawai negeri sipil untuk menjalankan profesinya secara individu, asalkan undang-undang yang mengatur sektor atau bidang mereka tidak melarangnya. Dalam menjalankan profesinya, pegawai negeri sipil harus mematuhi peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan konflik kepentingan, tidak boleh mengeksploitasi informasi atau kondisi kerja di dalam unit untuk keuntungan pribadi, dan tidak boleh melanggar etika profesi.
Bagi pegawai negeri sipil yang bekerja di lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi serta lembaga pendidikan tinggi negeri, undang-undang baru ini memungkinkan penerapan penuh hak-hak yang disebutkan di atas, sekaligus memperluasnya untuk mencakup undang-undang khusus seperti Undang-Undang tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Undang-Undang tentang Transfer Teknologi, Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi, dan Undang-Undang tentang Perusahaan.
Hal ini memungkinkan para ilmuwan dan dosen untuk berpartisipasi lebih aktif dalam penelitian, transfer teknologi, mendirikan perusahaan sains dan teknologi , memberikan nasihat profesional, atau menduduki posisi di dewan direksi dan dewan eksekutif organisasi non-pemerintah sesuai dengan hukum.
Meskipun kewenangan mereka diperluas, undang-undang tersebut tetap memberlakukan persyaratan ketat terkait akuntabilitas. Pejabat harus memastikan bahwa aset publik tidak disalahgunakan, bahwa kemajuan dan kualitas tugas yang diberikan tidak terpengaruh, dan bahwa mereka tidak melanggar kode etik dan etika profesional. Pelanggaran akan dikenakan tindakan hukum, mulai dari tindakan disiplin hingga pemutusan kontrak, tergantung pada tingkat keparahannya.
Dengan perubahan-perubahan ini, Undang-Undang Pegawai Negeri Sipil menciptakan pendekatan baru: memperluas hak tetapi memperketat tanggung jawab, memberikan pegawai negeri sipil lebih banyak ruang untuk pengembangan profesional, meningkatkan pendapatan yang sah, dan memberikan kontribusi yang lebih besar pada kegiatan ilmiah, ekonomi, dan sosial.
Dantri.com.vn
Sumber: https://dantri.com.vn/noi-vu/tu-172026-vien-chuc-duoc-gop-von-lap-doanh-nghiep-hanh-nghe-ca-nhan-20251210145452274.htm










Komentar (0)