Sebagai mahasiswa berprestasi di Universitas Tsinghua (China), Li Nan lulus pada tahun 2006 dengan gelar sarjana dan magister. Setelah lulus, ia bergabung dengan Pusat Pengendalian Penerbangan Antariksa Beijing dan menjadi seorang insinyur.
Pekerjaan sehari-harinya meliputi menerbangkan pesawat ruang angkasa, menghitung jalur penerbangan, dan melakukan sesi pelatihan untuk para insinyur baik di dalam maupun luar negeri. Setelah bekerja, ia memberikan bimbingan belajar, dengan harapan dapat melatih individu-individu berbakat untuk bergabung dengan industri kedirgantaraan negara tersebut.
Dengan pekerjaan yang stabil dan gaji yang menggiurkan, banyak yang berasumsi Ly Nam akan tetap berkecimpung di industri ini hingga pensiun. Namun, suatu hari, ia mulai berpikir dan mempertanyakan apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidup. Pada akhirnya, Ly Nam menemukan bahwa yang ia inginkan adalah menjadi orang yang berpengaruh.
Pada saat itu, ia mempertimbangkan untuk beralih ke karier mengajar. Keputusannya untuk mengundurkan diri mendapat penolakan dari semua orang, terutama atasannya. Ketika meninggalkan posisinya sebagai insinyur, ia menyatakan: "Tujuan saya meninggalkan pekerjaan ini adalah untuk membina lebih banyak talenta di industri kedirgantaraan. Karena fondasi bidang ini adalah pengetahuan fisika."
![]() | ![]() |
Saat memasuki bidang pendidikan , ia memprioritaskan pengembangan minat siswa terhadap fisika. Menurutnya, Bapak Nam percaya bahwa untuk menjadi guru yang baik, seseorang harus terlebih dahulu membantu siswa menikmati mata pelajaran tersebut. "Inilah cara membuat siswa lebih tertarik belajar. Saya berharap setiap kali mereka membuka buku teks fisika mereka, siswa akan merasa percaya diri dalam meningkatkan prestasi akademik mereka," kata guru tersebut.
Beralih ke bidang pengajaran, Bapak Nam telah diakui dan sangat dihargai oleh banyak kolega di industri atas kemampuannya. Siswa di kelasnya selalu terlibat dan tertarik. Kekuatan Bapak Nam dalam mengajar terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran.
Selain itu, ia sering secara kreatif mengubah rumus menjadi puisi berima untuk membantu siswa menghafalnya. Ia juga menggunakan metode matematika untuk menjelaskan beberapa fenomena fisika. Dalam setiap pelajaran, siswa merasakan hal-hal baru yang Pak Nam bawa ke kelas.
Guru tersebut selalu menyesuaikan strategi dan kecepatan pengajarannya sesuai dengan wilayah atau latar belakang pembelajaran yang berubah. Dengan percaya diri, ia menyatakan, "Setiap kelas diajarkan dengan cara yang berbeda. Saya jamin 80% siswa akan mencapai hasil yang baik."
Banyak siswa merasa bahwa kehadiran Pak Nam membuat pelajaran Fisika menjadi kurang membosankan. Saat belajar Fisika bersama Pak Nam, siswa tidak hanya mempelajari ilmunya tetapi juga menguasai pemikiran kritis dan menerapkan pengetahuan tersebut secara fleksibel.
Di balik kesuksesan setiap pelajaran, Pak Nam bekerja lebih dari 15 jam sehari. Beliau mulai mempersiapkan rencana pelajaran, melakukan riset, dan berdiskusi pada pukul 8 pagi dan mengajar daring pada pukul 10 malam. Setelah mengajar, beliau menjawab pertanyaan siswa. Untuk mendapatkan kepercayaan siswanya, Pak Nam mengorbankan waktu dan tenaga.
Didorong oleh keinginan untuk tetap berkecimpung dalam profesi ini, Bapak Nam menegaskan bahwa ia akan memperluas cakupan pengajarannya untuk membantu lebih banyak siswa menguasai metode pembelajaran fisika dan keterampilan berpikir kritis. Ia berjanji untuk memaksimalkan kekuatannya.
Ketika ditanya tentang keputusannya, dia mengatakan bahwa dia tidak pernah menyesalinya. Bapak Nam menyatakan bahwa mengajar adalah satu-satunya cara baginya untuk membangun posisinya di masyarakat.
Dengan gaji guru lebih dari 3 juta VND per bulan yang tidak cukup untuk menutupi biaya hidup dan menghidupi orang tuanya, Nguyen Quang Tue memutuskan untuk meninggalkan profesi tersebut setelah 9 tahun mengajar untuk menjadi seniman tato.
Sumber








Komentar (0)