Baru-baru ini, saya berkesempatan mengunjungi rumah Bapak Kha Van Hung di Desa Quang Phuc, Kecamatan Tam Dinh, Distrik Tuong Duong ( Nghe An ). Hari sudah hampir siang. Sebelum kami sempat menaiki tangga untuk masuk, kami mendengar suara biola dua senar yang jernih dan merdu dari rumah panggung. Bapak Hung berhenti memainkan biolanya untuk menyambut para tamu.
Di ruang dekat api unggun, Pak Hung perlahan bercerita: Sejak kecil, ia sangat menggemari musik tradisional daerahnya. Setiap kali mendengar suara alat musik gesek atau seruling, ia akan melupakan segalanya dan pergi ke sana untuk belajar. Pada usia 15-16 tahun, ia sudah menguasai berbagai alat musik seperti seruling, panpipe, biola dua senar, tung tinh, xixo, gitar...
Ia bercerita bahwa saat itu keluarganya sangat miskin dan tidak punya uang untuk membeli alat musik. Ia harus belajar membuat alat musik sendiri. Setiap kali ia melihat orang dewasa di desa pergi ke hutan untuk mengukir bambu dan buluh untuk membuat alat musik, ia akan meminta untuk mengikuti mereka. "Saya mengamati dan meniru, perlahan-lahan menjadi terbiasa dengan kerajinan itu dan mahir."
Dengan semangat belajarnya, Pak Hung telah menjadi seorang pengrajin alat musik lokal yang unggul, canggih, dan unik. Semua alat musik yang dibuat Pak Hung memiliki suara yang sangat standar. Pak Hung dapat membuat sendiri hampir semua alat musik tradisional Thailand seperti seruling, seruling pan, biola dua senar, dll. Berkat itu, komunitas Tam Dinh masih melestarikan semua alat musik tradisional Thailand. Yang lebih istimewa, Pak Hung juga mampu membuat alat musik modern seperti gitar, gitar listrik, dll.
Dalam proses pembuatan alat musik, Pak Hung menjelaskan bahwa di antara alat musik tradisional, pembuatan erhu adalah yang paling rumit dan rumit. Sebab, jika tidak dilakukan dengan benar, suara yang dihasilkan saat dimainkan tidak akan bagus. Busur, tangkai senar, dan leher erhu semuanya harus dibuat dengan sangat teliti. Langkah tersulit dalam pembuatan erhu adalah pembuatan tabung erhu. Ini adalah ruang resonansi yang memperkuat suara instrumen. Tabung erhu terbuat dari pipa air plastik, dan salah satu ujungnya harus disegel dengan kulit ular atau kulit kodok.
Setelah melakukan begitu banyak hal, membuat beberapa alat musik tradisional tidaklah terlalu sulit bagi Pak Hung. Dari tabung bambu, Pak Hung hanya menggunakan tangan atau tali untuk melubangi suling agar hasilnya akurat. Sambil mengikatkan benang di bagian atas suling, Pak Hung bercerita: tabung bambu yang dipilih untuk membuat suling biasanya tidak terlalu tua karena akan berat, dan jika terlalu muda, suaranya akan terdistorsi.
Bagi Pak Hung, kecintaannya terhadap alat musik tradisional negeri ini seakan mendarah daging. Setiap kali ada waktu luang, ia membuat alat musik dan mengajari anak-anaknya cara memainkan alat musik tradisional negeri ini. Tak heran, rumah panggung Pak Hung selalu dipenuhi alunan musik tradisional masyarakat Thailand.
Tam Dinh adalah sebuah komune yang dihuni hampir 100% oleh penduduk etnis Thailand. Ketika Program Target Nasional untuk Pembangunan Sosial -Ekonomi di Daerah Etnis Minoritas dan Pegunungan dilaksanakan, fokus utama dalam Proyek 6 adalah "Melestarikan dan Mempromosikan Nilai-Nilai Budaya Tradisional yang Baik dari Etnis Minoritas yang Berkaitan dengan Pengembangan Pariwisata". Dengan bimbingan dan dukungan pemerintah daerah, Bapak Kha Van Hung menjadi "inti" dalam tugas melestarikan nilai-nilai budaya tradisional masyarakat Thailand di Tam Dinh.
Berawal dari kecintaannya pada alat musik, Pak Hung membentuk sebuah tim alat musik di desa, dengan dirinya sendiri sebagai ketua tim. Ia mendirikan grup musik ini dengan tujuan untuk berlatih memainkan alat musik tradisional masyarakat Thailand.
Selain itu, tim alat musik yang didirikan oleh Bapak Hung juga mengajarkan generasi muda cara menggunakan alat musik dan lagu daerah Thailand. Dari sana, mereka menyebarkan nilai-nilai budaya tradisional yang baik kepada masyarakat di komune tersebut.
Terkenal karena kecintaannya pada alat musik etnik Thailand sejak kecil, Bapak Kha Van Hung juga menguasai cara menggunakan dan membuat berbagai alat musik tradisional saat dewasa. Kini berusia 60 tahun, pria etnik Thailand bernama Kha Van Hung masih memiliki kecintaan yang kuat terhadap budaya tradisional masyarakatnya: "Yang paling saya harapkan adalah generasi muda di desa ini dapat melanjutkan tradisi leluhur mereka untuk melestarikan identitas budaya masyarakat mereka yang indah."
Menanggapi Bapak Kha Van Hung, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Tam Dinh, Bapak Ngan Van Noi, mengatakan: Di daerah ini, Bapak Hung merupakan salah satu dari sedikit perajin yang ahli membuat dan terampil memainkan berbagai jenis alat musik, sehingga beliau dikagumi oleh masyarakat dan dianggap sebagai "penjaga jiwa" alat musik tradisional masyarakat Thailand di Tam Dinh.
"Yang perlu diperhatikan, Bapak Hung juga merupakan sosok yang telah berkontribusi dalam 'menyalakan' semangat dan membimbing generasi muda untuk belajar berkarya dan melestarikan musik tradisional Thailand. Selama bertahun-tahun, Bapak Hung sendiri telah berkontribusi secara signifikan dalam melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai tradisional yang luhur dari masyarakat Thailand setempat," tegas Bapak Ngan Van Noi.






Komentar (0)