Tim sepak bola Indonesia "saingan" Laos
Menurut CNN Indonesia, pertandingan timnas U-23 Indonesia yang ditahan imbang 0-0 oleh tim underdog Laos di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada 3 September lalu, dalam laga pembuka Grup J Kualifikasi Piala AFC U-23, cukup mirip dengan pertandingan timnas Indonesia asuhan pelatih Shin Tae-yong yang ditahan imbang 3-3 oleh lawannya tersebut di Piala AFF 2024.

Indonesia (baju putih) kembali tak mampu kalahkan sepak bola Laos
Foto: Tangkapan Layar AFC
Mungkin tim-tim Indonesia telah "menyaingi" tim Laos. Di Piala AFF 2024, ketika pelatih Shin Tae-yong masih memimpin tim Indonesia, mereka harus menerima hasil imbang melawan lawan ini (3-3) tepat di kandang mereka sendiri di Surakarta. Akibat hasil imbang yang buruk ini, tim Indonesia menyelesaikan babak penyisihan grup Piala AFF 2024 di posisi ke-3 dan tersingkir. Pelatih Shin Tae-yong kemudian dipecat.
Kebetulan, tim Indonesia saat itu juga memiliki pemain seperti Kadek Arel, Rayhan Hannan, dan Dony Tri Pamungkas, yang kini bermain untuk tim U-23. Mereka kembali bermain imbang melawan tim Laos, yang juga dilatih oleh pelatih Korea, Ha Hyeok-jun. Awal yang buruk ini membuat tim U-23 Indonesia, yang memiliki ekspektasi tinggi, kemungkinan besar akan kembali mengecewakan," tulis CNN Indonesia.
Timnas U-23 Indonesia semakin diperkuat untuk menaklukkan babak kualifikasi Piala Asia U-23 dan mengincar tiket ke babak final, setelah kalah 0-1 dari timnas Vietnam U-23 di kandang sendiri pada 29 Juli. Mereka telah menambahkan empat pemain naturalisasi, termasuk Matthew Baker, Dion Markx, Jens Raven, dan Rafael Struick. Rafael Struick sendiri telah direkrut dari timnas Indonesia.
Sebagian besar pemain naturalisasi penting ini dimainkan oleh pelatih Gerald Vanenburg dalam pertandingan pembuka U-23 Indonesia melawan Laos. Namun, meskipun mendominasi permainan dan menciptakan serangkaian peluang, para penyerang Toni Firmansyah, Jens Raven, Rafael Struick, Rayhan Hannan, dan Hokky Caraka gagal menembus gawang U-23 Laos, Kop Lokphathip.

U.23 Indonesia kini mesti memenangi dua laga tersisa, termasuk laga krusial melawan lawan kuat U.23 Korea, untuk punya harapan lolos.
Foto: Tangkapan Layar AFC
Pelatih Gerald Vanenburg dari Indonesia U-23 tak berdaya. Ia berkata: "Pers terlalu banyak membicarakan Jens Raven (pemain naturalisasi yang mencetak 5 gol dalam pertandingan saat Indonesia U-23 mengalahkan Brunei 8-0 di turnamen Asia Tenggara), tetapi ia kemudian bermain lebih banyak pertandingan tetapi tetap tidak mencetak gol lagi."
Kami juga memasukkan Hokky Caraka dan dia berada dalam situasi yang sama. Menurut saya, ini wajar, alasan para pemain ini tidak bisa mempertahankan performa mereka adalah karena klub-klubnya, mereka jarang bermain di kejuaraan nasional. Seandainya mereka bermain selama 40 menit atau lebih, mungkin paceklik gol ini tidak akan terjadi.
Sementara itu, Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Bapak Erick Thohir, mengeluarkan arahan mendesak melalui pesan yang diunggah di media sosial X: "Timnas Indonesia U-23 bermain ofensif sejak awal, menciptakan banyak peluang, tetapi tidak mampu mengonversinya menjadi gol hingga akhir pertandingan dan menerima hasil imbang 0-0 melawan tim Laos."
Masih ada dua pertandingan lagi melawan Makau (6 September) dan Korea Selatan (9 September). Timnas U-23 Indonesia harus bangkit dan bermain sebaik mungkin di laga-laga tersisa ini untuk meraih kemenangan dan lolos ke putaran final Piala AFC U-23 2026.
CNN Indonesia menyebutkan, hal itu nyaris menjadi perintah tegas dari Ketua Umum PSSI kepada pelatih Gerald Vanenburg dan Timnas Indonesia U-23, mereka harus memenangi dua laga tersisa, termasuk laga melawan tim Korea yang sangat kuat (yang dibuka dengan kemenangan besar atas Macau 5-0 untuk sementara memimpin Grup J), guna meraih kembali asa.
Sumber: https://thanhnien.vn/u23-indonesia-hoa-nhu-thua-doi-lao-sep-lon-ra-chi-thi-khan-185250904084348225.htm






Komentar (0)