Kasus Ibu H. (59 tahun, Hanoi ) merupakan contoh kasus yang khas, dimana selama bertahun-tahun ia terus menerus mengalami insomnia, hanya sesekali menggunakan alat bantu tidur, tanpa berpikir bahwa hal tersebut bisa menjadi tanda peringatan adanya masalah kesehatan yang serius.
![]() |
| Film sinar X pasien. |
Baru ketika sakit kepala semakin sering terjadi dan mengganggu kehidupan sehari-harinya, ia memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Umum MEDLATEC untuk pemeriksaan kesehatan umum.
Di sini, setelah pemeriksaan klinis dan penilaian komprehensif, dokter memerintahkannya untuk menjalani pencitraan resonansi magnetik otak (MRI), metode paling modern untuk mengevaluasi morfologi otak.
Hasil MRI mengejutkan Ibu H. ketika ia menemukan tumor besar di sisi kiri dahinya, berukuran sekitar 27x15 mm, yang diduga meningioma. Berkat deteksi dini tersebut, dokter menyarankan rencana intervensi yang aman dan efektif, sehingga mengurangi risiko komplikasi.
Kasus Ibu H. merupakan pengingat penting bahwa gangguan yang tampaknya sederhana seperti insomnia berkepanjangan atau sakit kepala yang tak kunjung sembuh dapat menjadi tanda peringatan masalah kesehatan yang serius. Pemeriksaan dini membantu mendeteksi penyakit pada tahap awal, yang merupakan waktu terbaik untuk pengobatan, membatasi risiko komplikasi, dan melindungi kesehatan jangka panjang.
Meningioma adalah tumor yang berkembang dari lapisan araknoid meningen, yang mencakup sekitar 15% tumor otak. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih umum terjadi pada orang dewasa dan wanita daripada pria. Kebanyakan meningioma tumbuh lambat dan jinak, tetapi beberapa dapat bersifat ganas.
Kebanyakan meningioma berkembang secara diam-diam, tanpa gejala yang jelas, sehingga sulit dideteksi dini oleh pasien. Ketika tumor cukup besar hingga menekan struktur otak atau saraf kranial, gejalanya akan bervariasi tergantung lokasinya: sakit kepala, sindrom peningkatan tekanan intrakranial, insomnia, penurunan penglihatan, penglihatan ganda, strabismus, tinitus, gangguan pendengaran, kelemahan atau kelumpuhan anggota badan, kejang, perubahan perilaku, kehilangan ingatan, atau gangguan tidur.
MSc. Le Quynh Son, Departemen Pencitraan Diagnostik, Klinik Umum MEDLATEC Cau Giay, mengatakan bahwa MRI dan CT merupakan alat diagnostik pencitraan terdepan dalam mengevaluasi lesi tumor otak. Kedua teknik ini tidak hanya secara akurat menentukan lokasi dan ukuran tumor, tetapi juga memberikan gambaran multidimensi tentang hubungan antara lesi dan struktur otak di sekitarnya.
MRI otak sangat berguna dalam menentukan penyebab gejala abnormal seperti pusing, sakit kepala terus-menerus, kelemahan otot, kehilangan penglihatan, kehilangan pendengaran, epilepsi, perdarahan, edema serebral, kerusakan otak akibat trauma atau stroke. MRI juga membantu mendeteksi infark serebral kecil sejak dini, bahkan sebelum gejala klinis muncul.
Dokter menyarankan agar kasus sakit kepala berkepanjangan atau insomnia yang tidak diketahui penyebabnya diperiksa dan dievaluasi lebih lanjut dengan MRI atau CT untuk mendeteksi kerusakan otak sejak dini, sehingga dapat segera dilakukan intervensi, meningkatkan efektivitas pengobatan, dan melindungi kesehatan jangka panjang.
Sumber: https://baodautu.vn/u-mang-nao-benh-ly-tien-trien-am-tham-nhung-nguy-hiem-d447546.html







Komentar (0)