Para anggota parlemen Ukraina enggan mengesahkan undang-undang tersebut selama berbulan-bulan, karena yakin undang-undang tersebut tidak akan mendapat dukungan. Undang-undang tersebut akan diserahkan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk ditandatangani dan akan berlaku efektif sebulan setelah diterbitkan.
Ukraina kekurangan tentara dan senjata di medan perang. Foto: AP
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengusulkan pada Desember 2023 untuk memobilisasi tambahan 500.000 pasukan, tetapi angka ini direvisi turun oleh Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina Oleksandr Syrskyi, dengan alasan bahwa pasukan tersebut dapat dirotasi dari belakang. Namun, belum ada informasi spesifik mengenai jumlah akhir yang akan ditambahkan.
Undang-undang baru tentang wajib militer telah disahkan, yang bertujuan untuk memudahkan pemerintah Ukraina mengidentifikasi pria yang memenuhi syarat. Berdasarkan undang-undang ini, pria berusia antara 18 dan 60 tahun diwajibkan membawa dokumen yang membuktikan pendaftaran wajib militer mereka dan menunjukkannya jika diminta. Selain itu, pria yang mendaftar untuk wajib militer di konsulat di luar negeri juga akan didaftarkan untuk wajib militer.
Namun, efektivitas undang-undang baru ini masih dipertanyakan. Pakar Oksana Zabolotna mengatakan bahwa undang-undang tersebut "tidak mencapai tujuan utamanya" dan memobilisasi jumlah tentara yang dibutuhkan bisa jadi sulit.
Undang-undang tersebut juga memberikan insentif bagi tentara, termasuk bonus atau uang untuk rumah dan mobil. Namun, membiayai hal-hal ini akan menjadi tantangan bagi Ukraina, terutama dalam konteks sumber daya ekonomi masa perang.
Undang-undang baru tersebut seharusnya memuat ketentuan yang memperbolehkan prajurit yang telah bertugas selama 36 bulan untuk diberhentikan, tetapi amandemen pada menit terakhir menghapus ketentuan ini, sehingga memaksa prajurit tersebut untuk terus bertempur hingga Februari 2025.
Mengingat Ukraina sudah menghadapi kekurangan amunisi dan peralatan, kecil kemungkinan pasukan tambahan akan dibutuhkan. Secara total, sekitar 1 juta warga Ukraina bertugas di militer, dengan sekitar 300.000 di antaranya berada di garis depan.
Banyak tentara Ukraina yang kelelahan di garis depan sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus pada akhir Februari 2022, akibat kekurangan tenaga kerja yang menyebabkan mereka tidak dapat dirotasi untuk istirahat.
Thu Giang (menurut AP)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)