Banyak dari perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) paling populer di dunia didukung oleh program-program misoginistik yang dikembangkan oleh perusahaan seperti OpenAI dan Meta. Ini adalah hasil penelitian baru yang diterbitkan pada tanggal 7 Maret oleh Organisasi Pendidikan , Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Perusahaan-perusahaan terbesar dalam perlombaan pengembangan AI kini menggunakan sejumlah besar data dari internet untuk melatih algoritma, yang juga dikenal sebagai model bahasa besar (LLM). UNESCO memeriksa algoritma Llama 2 milik Meta dan algoritma GPT-2 dan GPT-3.5 milik OpenAI, yang digunakan dalam aplikasi obrolan populer ChatGPT. Hasil pengujian menunjukkan bahwa setiap algoritma menunjukkan bukti jelas adanya bias terhadap perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks yang berkaitan dengan nama perempuan yang dihasilkan oleh alat-alat ini sering kali mengandung kata-kata seperti "rumah," "keluarga," atau "anak-anak," sedangkan teks yang berkaitan dengan nama laki-laki sering kali mengandung kata-kata seperti "bisnis," "gaji," atau "pekerjaan"; laki-laki sering digambarkan dengan pekerjaan seperti guru, pengacara, atau dokter; sementara perempuan sering dikaitkan dengan pekerjaan seperti juru masak atau ibu rumah tangga.
DO CAO
Sumber






Komentar (0)