Penerapan kontrak elektronik secara komprehensif membantu negara menghemat 50.000 - 70.000 miliar/tahun

Pada tanggal 15 Oktober, di Hanoi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan menyelenggarakan Forum untuk mendukung bisnis dalam transformasi digital dan pengembangan e-commerce dengan tema "Mengembangkan kontrak elektronik yang aman".

Berbicara pada pembukaan Forum, Direktur Departemen E-commerce dan Ekonomi Digital (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan) Le Hoang Oanh mengatakan bahwa selama ini, Kementerian selalu mendampingi para pelaku bisnis dan organisasi dalam proses transformasi digital; melalui penerapan solusi kebijakan untuk mengembangkan pasar e-commerce yang sehat dan kompetitif, membangun ekosistem untuk mendukung para pelaku bisnis dalam menerapkan e-commerce secara efektif pada kegiatan bisnis, dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan tren bisnis dan teknologi baru.

Ibu Oanh menekankan bahwa dalam konteks pasar global yang terus berfluktuasi, kemampuan untuk fleksibel dan siap bertransformasi merupakan kunci bagi pembangunan bisnis yang berkelanjutan. E-commerce telah menjadi penggerak utama dalam ekonomi digital, dengan tingkat pertumbuhan yang mengesankan sebesar 25% pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai 10% dari total penjualan ritel pada tahun 2025. Proses ini tidak hanya membuka peluang besar, tetapi juga mendorong bisnis untuk cepat beradaptasi dan membuat langkah-langkah penting.

Direktur Departemen E-commerce dan Ekonomi Digital (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan) Le Hoang Oanh berbicara di acara tersebut. (Sumber: Kementerian Perindustrian dan Perdagangan)

Ibu Le Hoang Oanh mengatakan bahwa kontrak merupakan bentuk dasar pengungkapan hubungan perdata dan komersial, serta merupakan awal dari proses transaksi dalam kehidupan sosial dan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, penyelesaian kontrak di lingkungan elektronik juga merupakan salah satu isu kunci regulasi hukum transaksi elektronik, sebagaimana tercermin dalam Undang-Undang Model UNCITRAL tentang Perdagangan Elektronik dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penyelesaian Kontrak Menggunakan Dokumen Elektronik.

Undang-Undang tentang Transaksi Elektronik tahun 2005 dan Keputusan 52/2013/ND-CP tentang perdagangan elektronik juga memberikan peraturan mendasar untuk memastikan nilai hukum kontrak elektronik, termasuk masalah otentikasi kontrak elektronik.

Peran organisasi-organisasi di atas adalah memastikan aspek teknis dari proses penandatanganan kontrak/perjanjian elektronik di lingkungan daring tetap aman. Organisasi CeCA akan menyediakan infrastruktur digital untuk membantu bisnis dan masyarakat menggunakan kontrak elektronik yang dilindungi oleh teknologi autentikasi dan kepercayaan, dengan tujuan koneksi teknis dan mendukung pihak ketiga seperti otoritas pajak, bank, lembaga keuangan, dan lembaga penyelesaian sengketa untuk melakukan operasi terkait. Organisasi-organisasi ini berperan dalam melindungi nilai hukum kontrak elektronik dan membangun kepercayaan bagi para pihak yang berpartisipasi, termasuk masyarakat dan bisnis.

Dari tahun 2022 hingga 2024, Kementerian Perdagangan Elektronik dan Ekonomi Digital telah mendukung CeCA untuk terhubung dengan Poros Pengembangan Kontrak Elektronik Vietnam guna menyediakan layanan sertifikasi kontrak elektronik. Statistik hingga Agustus 2024 menunjukkan bahwa 48.533 perusahaan telah menggunakan kontrak elektronik tersertifikasi. Total kontrak elektronik tersertifikasi yang tercatat oleh Poros Pengembangan Kontrak Elektronik adalah 490.471 kontrak.

Kementerian Perdagangan Elektronik dan Ekonomi Digital menyatakan bahwa kontrak elektronik, yang merupakan fondasi dasar operasional bisnis, akan dilindungi secara efektif dan dijamin nilainya sama dengan salinan kertas/asli dalam transaksi. Karena diautentikasi pada saat penandatanganan, pelaku bisnis dan individu tidak perlu menunggu atau bepergian untuk menyelesaikan penandatanganan, atau meminta autentikasi pihak ketiga jika diperlukan. Konsumen dan individu juga dijamin hak dan keadilannya ketika terjadi keluhan dan perselisihan.

"Penerapan kontrak elektronik yang komprehensif akan membantu negara menghemat 50.000-70.000 miliar VND/tahun, termasuk biaya pencetakan dokumen, biaya pengiriman, dan penyimpanan dokumen serta catatan kertas sesuai waktu yang ditentukan. Lebih penting lagi, ini akan membantu bisnis mempersingkat waktu dan biaya penandatanganan kontrak, serta membuktikan riwayat transaksi dan reputasi saat bertransaksi dengan lembaga manajemen atau lembaga perbankan dan keuangan," ujar Ibu Oanh.

Menurut Buku Putih E-commerce, tingkat bisnis yang menggunakan kontrak elektronik meningkat secara bertahap dari 29% menjadi 42% pada tahun 2020-2022. Namun, angka tersebut menurun menjadi 41% pada tahun 2023.

Bapak Do Ke Cong, Direktur Pusat Bisnis Tanda Tangan Digital dan Kontrak Elektronik VNPT , juga mengakui adanya sebagian nasabah yang merasa khawatir dan tidak meneruskan lagi menggunakan jasa kontrak elektronik, padahal mereka juga menyadari bahwa kontrak elektronik memberikan efisiensi yang nyata, baik secara ekonomi maupun komersial.

Upacara penandatanganan komitmen kerja sama untuk mendorong penerapan kontrak elektronik yang aman guna mendukung bisnis dalam transformasi digital. (Sumber: Kementerian Perindustrian dan Perdagangan)

Setelah diselidiki, unit ini menemukan banyak hambatan hukum seperti kurangnya penerimaan dan pengakuan nilai kontrak elektronik oleh pihak ketiga seperti: perbendaharaan, bea cukai, pajak, perbankan... Kurangnya pedoman dan peraturan tentang penyelesaian dan penerapan kontrak elektronik di setiap bidang spesifik.

"Saat ini, Undang-Undang Transaksi Elektronik juga memiliki peraturan yang sangat jelas tentang nilai kontrak elektronik. Namun sayangnya, nasabah kami membawa kontrak elektronik ke Kementerian Keuangan untuk menyelesaikan prosedur pembayaran sesuai peraturan negara, tetapi pejabat Kementerian Keuangan masih mewajibkan adanya kontrak tertulis yang dilampirkan pada dokumen tersebut," ujar Bapak Cong.

Bapak Nguyen Dang Trien, perwakilan Viettel Telecom Corporation (Viettel Telecom), menekankan peran tanda tangan digital dan identifikasi autentik dalam menjamin keamanan dan mencegah penipuan dalam transaksi elektronik. Seiring dengan semakin populernya penggunaan tanda tangan di lingkungan elektronik, kita harus lebih berhati-hati.

"Menggunakan tanda tangan digital dari entitas berlisensi dan bereputasi baik akan membantu melindungi hak-hak pelanggan, terutama jika tanda tangan digital tersebut disertai stempel waktu dan identifikasi eKYC pada saat penandatanganan. Baik pelaku bisnis maupun individu yang berpartisipasi dalam penandatanganan dokumen atau kontrak secara elektronik dapat merasa lebih aman dibandingkan dengan salinan kertas tradisional," ujar Bapak Trien.

Di Forum tersebut, para pelaku bisnis yang berpartisipasi sepakat bahwa kebijakan terkait kontrak elektronik perlu ditingkatkan lebih lanjut untuk mengatasi kesulitan-kesulitan praktis. Kendala-kendala seperti biaya tinggi, prosedur yang rumit, dan terbatasnya penerimaan dari pihak ketiga (otoritas pajak, bank, dll.) masih menjadi hambatan yang signifikan.

Oleh karena itu, pelaku usaha mengharapkan Pemerintah dan instansi terkait untuk segera menerbitkan dokumen terkait standar teknis agar kontrak elektronik dapat diterima oleh pihak ketiga, serta meningkatkan dukungan dan memfasilitasi kontrak elektronik agar menjadi alat transaksi yang populer. Hal ini tidak hanya membantu mengoptimalkan proses bisnis, tetapi juga mendorong transparansi dan keamanan dalam bertransaksi, sehingga meningkatkan daya saing dan memastikan pembangunan berkelanjutan dalam lingkungan ekonomi digital.

Sumber: https://baoquocte.vn/bo-cong-thuong-ung-dung-hop-dong-dien-tu-toan-dien-giup-dat-nuoc-tiet-kiem-50000-70000-tynam-290285.html