Laut Merah telah menjadi titik api dalam krisis Timur Tengah, karena konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza mengancam menyebar ke seluruh wilayah.
Sebuah helikopter militer Houthi terbang di atas sebuah kapal kargo di Laut Merah pada bulan November. (Sumber: Reuters). |
Dalam beberapa minggu terakhir, gerakan Houthi Yaman telah berulang kali menyerang kapal-kapal komersial yang melewati Selat Bab al-Mandab di Laut Merah selatan, sebagai balasan atas serangan Israel di Jalur Gaza dan sebagai solidaritas dengan Hamas, yang sedang berkonflik dengan negara Yahudi tersebut.
Tindakan Houthi telah mengganggu pengiriman melalui rute penting ini, dan banyak jalur pelayaran memilih untuk melewati ujung selatan Afrika untuk memasuki Mediterania dan sebaliknya.
Pada malam 26 Desember, Houthi terus mengklaim bahwa mereka telah meluncurkan rudal ke kapal niaga milik MSC United di Laut Merah setelah kapal tersebut menolak untuk mematuhi tiga peringatan dari gerakan Islam tersebut.
Sementara itu, kantor berita Prancis AFP melaporkan bahwa pada hari yang sama, Pentagon mengumumkan bahwa militer AS telah menghancurkan 12 pesawat tak berawak, 3 rudal balistik antikapal, dan 2 rudal serangan darat yang ditembakkan oleh Houthi di Laut Merah hanya dalam waktu sekitar 10 jam.
Dalam unggahan di media sosial, Komando Pusat Pentagon mengatakan tidak ada kerusakan pada kapal di area tersebut atau korban jiwa.
Sejak konflik Gaza dimulai pada bulan Oktober, pasukan Houthi telah melakukan lebih dari 100 serangan pesawat tak berawak dan rudal, yang menargetkan 10 kapal komersial yang melibatkan 35 negara yang melakukan perjalanan di Laut Merah, menurut Pentagon.
Dalam perkembangan terkait lainnya, juga pada tanggal 26 Desember, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Yordania Ayman Safadi di Kairo, bertukar pandangan tentang perkembangan di Jalur Gaza dan keamanan maritim di Laut Merah.
Kedua diplomat juga membahas upaya untuk mencapai gencatan senjata dan implementasi resolusi utama Dewan Keamanan PBB yang menuntut akses kemanusiaan tanpa hambatan dan aman ke Gaza.
Menurut Bapak Shoukry, Mesir siap untuk berkonsultasi dan berkoordinasi lebih lanjut dengan Yordania, untuk mengatasi tantangan bersama dan menemukan solusi bagi krisis keamanan di kawasan.
Resolusi Dewan Keamanan yang diadopsi pada tanggal 22 Desember menyerukan penunjukan seorang koordinator senior PBB untuk memfasilitasi koordinasi, pemantauan dan verifikasi sifat kemanusiaan dari pengiriman bantuan dari non-pihak dalam konflik di Gaza dan mekanisme untuk memantau pengiriman bantuan ke daerah kantong Palestina yang diblokade.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)