Saat ini terdapat 82 tim inspeksi di seluruh negeri yang melakukan inspeksi serentak terhadap 8 perusahaan telekomunikasi seluler dan cabang-cabangnya, dengan fokus penanganan ketat terhadap penggunaan informasi orang lain untuk registrasi kartu SIM.
Kepala Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan bahwa saat ini, secara nasional, terdapat 82 tim inspeksi dengan total 445 petugas yang melakukan inspeksi serentak di seluruh negeri terhadap 8 perusahaan telekomunikasi seluler, cabang 8 perusahaan telekomunikasi, penyelenggara jasa telekomunikasi, serta organisasi dan individu yang mendaftarkan sejumlah besar pelanggan SIM. Dari jumlah tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengerahkan 8 tim, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengerahkan 74 tim.
Hal ini terjadi dalam konteks Kementerian Komunikasi dan Informatika sangat bertekad melakukan standarisasi informasi pelanggan, pemutakhiran informasi pelanggan, dan pemeriksaan silang dengan dokumen dalam basis data kependudukan nasional untuk melakukan standarisasi informasi pelanggan.
Tujuan dari pemeriksaan berskala besar ini adalah untuk menangani secara ketat situasi pengambilan keuntungan dan penggunaan informasi orang lain untuk mendaftarkan pelanggan SIM; situasi dengan sengaja mendaftarkan banyak pelanggan SIM untuk beredar di pasar tetapi tidak mengalihkan hak untuk menggunakan.
Subjek pemeriksaan utama adalah organisasi dan individu yang mendaftarkan banyak kartu SIM, penyedia layanan telekomunikasi yang secara ilegal menggunakan informasi organisasi/individu atau menggunakan informasi mereka sendiri untuk mendaftarkan dan melakukan pra-aktivasi banyak kartu SIM untuk diedarkan di pasar.
Wakil Menteri Informasi dan Komunikasi Pham Duc Long meminta agar tim inspeksi mengklarifikasi masalah dan pelanggaran yang ada dalam pengelolaan informasi pelanggan yang timbul selama pendaftaran dan pengelolaan informasi pelanggan dan menangani secara menyeluruh situasi mengambil keuntungan dan secara ilegal menggunakan informasi orang lain untuk mendaftar dan mengaktifkan SIM secara massal; Mengaktifkan banyak SIM dan menjual, mengedarkannya di pasar, membeli dan menggunakan SIM yang terdaftar dengan informasi orang lain yang melanggar peraturan; Tidak mengubah informasi saat mentransfer hak penggunaan; Memalsukan atau mengubah dokumen identitas untuk mendaftarkan informasi pelanggan; Mendaftarkan dan mengaktifkan SIM dalam jumlah besar tetapi tidak dapat membuktikan tujuan penggunaan.
Melalui pemeriksaan tersebut, instansi pengelola akan mengetahui dengan jelas daftar agen pengimpor SIM, penyelenggara jasa telekomunikasi di daerah, terutama agen pengimpor SIM dalam jumlah besar, penyelenggara jasa telekomunikasi yang mendaftarkan SIM dalam jumlah besar, mengetahui dengan jelas waktu pengaktifan SIM dalam jumlah besar dan pelepasan ke pasaran, sehingga dapat segera mengambil tindakan pengecekan, pemeriksaan, penanganan dan pencegahan, tidak membiarkan SIM yang telah terdaftar dan teraktivasi beredar di pasaran.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menghimbau kepada pengguna jasa telekomunikasi untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tentang manajemen informasi pelanggan, proaktif mendatangi penyelenggara jasa telekomunikasi untuk mendaftarkan data pelanggannya, tidak membeli kartu SIM yang sudah terdaftar dan melakukan aktivasi, serta tidak menggunakan kartu SIM yang terdaftar atas nama orang/organisasi lain untuk menghindari risiko hukum apabila menggunakan kartu SIM yang bukan miliknya.
Per 15 Mei 2023, sekitar 1 juta pelanggan 2-way lock belum menstandardisasi informasi pribadi mereka dan telah ditarik ke gudang nomor. Menurut perhitungan operator jaringan, jumlah pelanggan 2-way lock yang telah mendaftar dan mengautentikasi ulang informasi pribadi mereka tidak banyak. Sebagian besar pelanggan 2-way lock mendaftarkan pelanggan baru dan meninggalkan nomor langganan lama mereka.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)