Jiwa budaya masyarakat
Lagu dan tarian rakyat merupakan sumber nutrisi spiritual bagi etnis minoritas. Keduanya bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga khazanah pengetahuan rakyat yang tak ternilai, sebuah "epik" yang mengungkapkan jiwa, kepercayaan, dan adat istiadat selama berabad-abad. Lagu dan tarian rakyat erat kaitannya dengan setiap orang melalui nyanyian nenek dan ibu mereka saat lahir; saat perayaan padi baru, festival musim semi; hingga saat mengantar orang-orang terkasih ke alam baka ... Keduanya adalah bahasa spiritual yang membantu komunitas terhubung, memupuk solidaritas, dan kebanggaan nasional.

Wilayah pegunungan Utara memiliki lebih dari 30 kelompok etnis yang hidup bersama, yang mana etnis minoritasnya mencakup lebih dari 65% dari total populasi wilayah tersebut. Peneliti Dang Thi Oanh mengatakan bahwa melalui survei dan penelitian, lagu-lagu rakyat dari etnis minoritas di wilayah pegunungan Utara memiliki jumlah yang cukup besar dalam khazanah sastra rakyat masing-masing kelompok etnis. Berdasarkan isi refleksi, mereka dapat dibagi menjadi: lagu-lagu rakyat ritual (termasuk lagu-lagu rakyat yang berdoa kepada para dewa dalam ritual siklus kehidupan); lagu-lagu rakyat sehari-hari (lagu-lagu cinta, lagu anak-anak, lagu pengantar tidur, lagu-lagu keluarga, lagu-lagu ratapan, dll.); memuji keindahan alam negara (cinta untuk tanah air, negara, menggambarkan pemandangan gunung dan hutan, dll.) dan lagu-lagu rakyat buruh (menggambarkan dan memuji kegiatan buruh seperti menanam, memanen, memecahkan batu, menebas dan membakar ladang, dll.).
Lagu-lagu daerah etnis minoritas di wilayah pegunungan Utara merupakan salah satu warisan budaya yang unik. Namun, seiring dengan kuatnya pertukaran dan integrasi budaya, budaya etnis minoritas, termasuk lagu-lagu daerah berbagai kelompok etnis, terancam punah dan hilang.
Menurut beberapa statistik dari 53 etnis minoritas, hanya 16,2% rumah tangga yang mengetahui lagu-lagu tradisional etnis mereka; 6,4% tahu cara menggunakan alat musik tradisional. Selain itu, banyak seniman lansia—"harta karun hidup"—telah meninggal dunia tanpa sempat mengajarkan lagu-lagu daerah dan tarian daerah kepada generasi berikutnya. Beberapa lagu daerah dari etnis minoritas seperti Si La, Mang, La Hu... terancam punah.
Konservasi terkait dengan pengembangan pariwisata
Menghadapi penurunan pesat lagu dan tarian daerah dari berbagai kelompok etnis, serangkaian topik dan proyek tentang pengumpulan, penelitian, pelestarian, dan pengajaran lagu daerah telah dilaksanakan. Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata mengeluarkan Keputusan No. 3404/QD-BVHTTDL tertanggal 22 Desember 2021 yang menyetujui Proyek "Pelestarian dan Promosi Nilai-Nilai Lagu, Tari, dan Musik Daerah Minoritas Etnis yang Berkaitan dengan Pengembangan Pariwisata pada Periode 2021-2030". Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai tradisional asli tetapi juga terkait dengan pengembangan pariwisata, mengubah warisan budaya menjadi sumber daya ekonomi berkelanjutan.

Di tingkat lokal, banyak tempat telah secara proaktif menerapkan kegiatan konservasi. Festival lagu daerah, kompetisi, dan klub lagu daerah telah berkontribusi dalam membangkitkan rasa cinta dan antusiasme masyarakat. Di beberapa tempat, lagu dan tarian daerah juga telah digunakan untuk pariwisata komunitas, yang berkontribusi dalam menarik wisatawan ke destinasi wisata. Hal ini dianggap sebagai salah satu cara konservasi yang efektif dan relatif berkelanjutan.
Selain pengembangan pariwisata, para ahli berpendapat bahwa perlu fokus pada pembinaan generasi penerus, membuka kelas-kelas pengajaran lagu dan tarian daerah di sekolah-sekolah, mengundang para perajin untuk mengajar guna membangkitkan rasa bangga dan mendorong partisipasi kaum muda. Pada saat yang sama, perlu ada kegiatan untuk menghormati para perajin, serta kebijakan untuk memperlakukan dan mendukung mereka agar mereka dapat mengajar dan berkarya dengan percaya diri, karena mereka adalah "harta karun hidup" budaya nasional.
Dalam konteks perkembangan teknologi yang pesat, penerapan teknologi digital untuk mendigitalkan lagu dan tarian daerah, membangun gudang data daring, dan menyebarkannya di jejaring sosial akan membantu warisan budaya lebih dekat dengan kaum muda, menciptakan vitalitas baru bagi nilai-nilai tradisional.
Selain itu, kita perlu mempromosikan lagu dan tarian daerah dalam program pertukaran budaya agar warisan suku bangsa tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber kebanggaan. Dengan cara ini, lagu dan tarian daerah dapat mempertahankan identitas tradisionalnya sekaligus menyatu dengan kehidupan modern.
Sumber: https://baolaocai.vn/giu-hon-nui-rung-post888159.html






Komentar (0)