Menurut McKinsey Global Institute, pada tahun 2030, AI diperkirakan akan mengotomatiskan 30% jam kerja di AS, dengan Agentic AI diperkirakan akan mengambil alih sebagian besar pekerjaan kantor dalam 10 tahun ke depan. AI berkembang dengan sangat pesat, dan Agentic AI berada di garda terdepan dalam revolusi ini. Tidak seperti aplikasi tradisional seperti chatbot berbasis aturan atau analitik prediktif, Agentic AI memiliki kemampuan untuk berkembang dari pengalaman, belajar melalui interaksi, dan merespons situasi baru secara kreatif dan efektif.

Dr. Nguyen Thi Thuy - penulis artikel
NVIDIA menyebut Agentic AI sebagai garda depan kecerdasan buatan, sementara IBM menyoroti perannya dalam memberdayakan sistem dinamis yang dapat berinteraksi dengan skenario dunia nyata yang kompleks, seperti robot atau asisten pintar. Pergeseran ini menandai era baru dalam aplikasi AI, dengan implikasi yang mendalam bagi bisnis. Dr. Nguyen Thi Thuy, dosen senior Kecerdasan Buatan di RMIT Vietnam, membahas bagaimana bisnis dapat memanfaatkan teknologi pionir ini untuk mencapai potensi penuhnya.
Aplikasi transformatif di berbagai industri
AI Agentic merevolusi banyak industri. Di bidang kesehatan , AI Agentic dapat mempersonalisasi program perawatan dan mendukung pengambilan keputusan secara real-time. Misalnya, teknologi ini dapat memantau indikator kesehatan pasien secara real-time, mengidentifikasi potensi komplikasi sebelum menjadi serius, dan menyarankan tindakan pencegahan.
Manufaktur akan diuntungkan oleh lini produksi bertenaga AI dan pemeliharaan prediktif. Perusahaan teknologi seperti Siemens telah memanfaatkan AI untuk memprediksi kegagalan peralatan, mengurangi waktu henti, dan memperpanjang umur mesin. Ritel dan e-commerce juga akan melihat inovasi dalam manajemen inventaris dan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi.
Bayangkan jika Anda bertanya, "Apa restoran terbaik di kota ini?" Agentic AI akan menganalisis "pertanyaan" tersebut, mempertimbangkan preferensi perjalanan Anda sebelumnya, memeriksa ketersediaan restoran, bahkan kondisi cuaca, lalu memberikan saran. Agentic AI bahkan dapat memesankan meja secara otomatis untuk Anda. Meskipun banyak aplikasi Agentic AI masih dalam tahap uji coba atau percontohan, semakin banyak industri yang mulai menggunakan teknologi ini di dunia nyata.
Mempersiapkan sumber daya manusia untuk era AI Agentik
Meningkatnya penggunaan AI Agentik menuntut mahasiswa Teknologi Informasi (TI) dan Rekayasa Perangkat Lunak untuk memiliki keahlian yang lebih komprehensif, tidak hanya terbatas pada pemrograman. Selain pengetahuan teknis, mahasiswa perlu memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip AI Agentik, termasuk bagaimana sistem ini beroperasi, belajar, dan beradaptasi, serta mempertimbangkan implikasi etis dan sosialnya. Kolaborasi interdisipliner akan memainkan peran kunci dalam proses ini.
Menguasai pengetahuan mendalam di setiap bidang memungkinkan siswa menerapkan AI untuk memecahkan masalah dunia nyata. Pembelajaran seumur hidup menjadi elemen inti. Siswa perlu terus mengembangkan keterampilan mereka dan mengikuti perkembangan teknologi AI terkini.
Pendidikan STEM harus berfokus pada pembentukan siswa yang memiliki keterampilan teknis dan nonteknis untuk berkembang di era ini. Kurikulum harus berfokus pada topik-topik AI, serta keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Menjalin kemitraan dengan dunia usaha penting untuk menyediakan akses teknologi mutakhir dan program bimbingan bagi mahasiswa. Institusi juga perlu mendorong pembelajaran interdisipliner dengan mengintegrasikan topik-topik seperti etika AI dan strategi bisnis ke dalam kurikulum.

AI Agentic diharapkan dapat merevolusi industri seperti layanan kesehatan, manufaktur, dan ritel, berkat kemampuan adaptasi dan kreativitasnya yang luar biasa. Foto: Pexels
Tantangan dan Solusi dalam Dunia yang Didorong oleh AI Agentik
Terlepas dari manfaatnya yang nyata, mengintegrasikan Agentic AI ke dalam operasional bisnis juga menimbulkan masalah etika dan praktis yang perlu dipertimbangkan. Memastikan privasi dan keamanan data sangat penting ketika sistem AI menangani informasi sensitif. Perusahaan harus mengatasi risiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi dan berinvestasi dalam program pelatihan ulang untuk mempersiapkan karyawan menghadapi peran baru di tempat kerja yang digerakkan oleh AI.
Kebangkitan AI Agentik akan berdampak besar pada banyak industri dan negara di seluruh dunia. Persiapan menghadapi gelombang ini membutuhkan pemahaman potensi AI Agentik, mitigasi risiko, dan promosi penerapan teknologi yang bermanfaat. Bagi negara berkembang seperti Vietnam, fokus strategis pada pengembangan infrastruktur, promosi inovasi, dan penanganan tantangan sosial sangatlah diperlukan.
Membangun tenaga kerja terampil AI, berinvestasi dalam riset AI, menarik talenta internasional, dan menerapkan program peningkatan keterampilan tenaga kerja saat ini merupakan langkah-langkah penting di era AI. Pemerintah harus mendukung perusahaan rintisan, mendirikan pusat riset AI, dan mendorong kemitraan publik-swasta. Kebijakan AI yang etis, kerangka kerja perlindungan data, dan langkah-langkah keamanan siber merupakan kunci untuk memastikan adopsi AI yang bertanggung jawab.
Seiring Agentic AI mengubah industri secara global, bisnis Vietnam perlu secara proaktif merangkul teknologi ini dengan berinvestasi dalam inovasi berbasis AI, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan mempromosikan kemitraan strategis. Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing tetapi juga memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di era digital.
Sumber: https://phunuvietnam.vn/agentic-ai-buoc-tien-moi-cua-tri-tue-nhan-tao-giup-doanh-nghiep-chuyen-minh-20250326211152699.htm










Komentar (0)