Orang-orang dengan masalah penuaan seperti keriput, rambut rontok atau wanita menopause dapat mengonsumsi suplemen kolagen secara teratur untuk melindungi tubuh.
Kolagen adalah protein yang ditemukan di kulit, rambut, kuku, tendon, tulang rawan, dan tulang. Kolagen membantu menjaga elastisitas, volume, dan kelembapan kulit, memperkuat otot, mengurangi risiko aterosklerosis, dan mencegah nyeri sendi. Berikut adalah orang-orang yang sebaiknya mengonsumsi suplemen kolagen.
Orang dengan banyak kerutan
Seiring bertambahnya usia, kulit kita menjadi kurang elastis dan lebih rapuh. Produksi minyak alami menurun, menyebabkan kulit kering dan keriput. Selain itu, lemak di lapisan kulit yang lebih dalam juga menurun, menyebabkan kulit kendur, kendur, dan garis-garis halus yang lebih jelas.
Menurut Universitas Vilnius (Republik Lituania), peptida kolagen memiliki kemampuan untuk mendukung elastisitas dan meningkatkan kepadatan kolagen pada kulit. Bahan ini juga dapat meningkatkan tingkat hidrasi kulit, mencegah kehilangan air, dan mencegah munculnya kerutan.
Kolagen membantu menjaga elastisitas dan kelembapan kulit. Foto: Freepik
Mati haid
Pada wanita pascamenopause, produksi kolagen menurun secara signifikan (sekitar 30%). Inilah alasan mengapa banyak orang mulai menyadari perubahan signifikan pada kulit mereka, seperti kerutan, kulit kendur, dan nyeri sendi seiring waktu. Untuk membantu, setiap orang dapat menggunakan kolagen untuk melengkapi nutrisi yang hilang, memperbaiki kondisi kulit, dan mengatasi gejala osteoartritis.
Sebuah studi tahun 2020 dari Universitas Guangzhou (Tiongkok) menemukan bahwa suplemen kolagen yang dikombinasikan dengan asam hialuronat dapat melumasi sendi.
Rambut lemah
Sama seperti kulit, rambut yang lemah, rontok, atau beruban di sekitar garis rambut dan pelipis merupakan tanda-tanda umum kekurangan kolagen. Hal ini karena kolagen dapat bertindak sebagai antioksidan dan mencegah uban.
Orang lanjut usia
Seiring bertambahnya usia, kolagen di arteri kita dapat berkurang, sehingga mengurangi fleksibilitasnya dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Seiring dinding arteri mengeras dan kehilangan elastisitasnya, aliran darah yang melewatinya menurun, yang berkontribusi pada peningkatan risiko tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit ginjal.
Menurut penelitian dari Universitas Kanazawa (Jepang), kolagen tripeptida memiliki kemampuan untuk mencegah dan mengobati aterosklerosis pada orang sehat. Studi ini dipublikasikan pada tahun 2017 dengan melibatkan 16 pria dan 16 wanita yang belum pernah menjalani pengobatan untuk penyakit kardiovaskular atau diabetes.
Suplementasi kolagen sangat penting untuk anti-penuaan. Namun, mengonsumsi kolagen secara tidak tepat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung, sembelit, atau diare. Beberapa sumber kolagen berbasis ikan mungkin terkontaminasi logam berat, seperti timbal dan merkuri.
Untuk memperlambat tanda-tanda penuaan kulit dan mencegah hilangnya kolagen, setiap orang sebaiknya menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi untuk melindungi kulit. Kenakan topi bertepi lebar, kacamata hitam, serta kemeja dan celana lengan panjang yang tipis saat bepergian.
Tubuh tidak dapat menyerap kolagen dalam bentuk utuh, tetapi memecah protein kolagen menjadi asam amino. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan kaya kolagen tidak secara langsung meningkatkan jumlah kolagen dalam tubuh. Untuk mendukung produksi kolagen tubuh, dianjurkan untuk menggabungkan asam amino glisin dan prolin dengan asam amino lain termasuk vitamin C, seng, dan tembaga.
Tubuh dapat memproduksi lebih banyak kolagen dengan mengonsumsi makanan kaya glisin dan prolin seperti ayam, daging sapi, ikan, susu, telur, kacang-kacangan, buah jeruk, tomat, sayuran hijau, kerang, kacang-kacangan, biji-bijian utuh.
Huyen My (Menurut WebMD, Mind Body Green, Health.com )
| Pembaca mengirimkan pertanyaan dermatologis di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)