Pada hari pembukaan VSMCamp & CSMOSummit 2025, para ahli mengomentari dan mendiskusikan bagaimana kecerdasan buatan (AI) secara bertahap menjadi "rekan kerja" bagi tim penjualan, bukan hanya sekadar alat pendukung. Seiring dengan ledakan data dan pengalaman yang dipersonalisasi, masa depan industri penjualan membuka periode sinergi antara "kecerdasan buatan" dan "kecerdasan emosional".
AI – rekan kerja tenaga penjualan
Dalam presentasinya yang berjudul "Lompatan Kuantum dalam Bisnis di Dekade Berikutnya," Bapak Nguyen Tran Quang, CEO FutureOne Consulting, mengutip data dari survei Garner yang menunjukkan bahwa 80% transaksi B2B global akan terjadi secara online pada tahun 2025, dan 69% pembeli membuat keputusan sebelum bertemu dengan perwakilan penjualan. Menurutnya, aturan penjualan sedang dibentuk ulang sepenuhnya oleh AI – teknologi yang kini tidak hanya mendukung tetapi juga mendampingi manusia pada tiga tingkatan: dukungan tambahan, bantuan penjualan, dan otomatisasi lengkap.

Bapak Nguyen Tran Quang menyampaikan pandangannya pada acara tersebut. Foto: Panitia Penyelenggara
Meskipun sebelumnya AI hanya menawarkan rekomendasi produk atau menganalisis data pelanggan, kini AI dapat menjadi "mitra strategis," menangkap perilaku, memahami psikologi, dan mempersonalisasi setiap interaksi. "Para tenaga penjualan di masa depan tidak akan bekerja sendirian. Mereka akan bekerja paralel dengan AI, mengandalkan data untuk bertindak lebih cepat, lebih akurat, dan lebih emosional," kata Bapak Quang.
Melengkapi diskusi tersebut, Bapak Le Hong Quang, Direktur Jenderal MISA , memperluas konsep ini melalui presentasinya yang berjudul "Agen Penjualan AI – Wiraniaga yang Tak Pernah Tidur". Beliau menyatakan bahwa generasi AI saat ini bukan lagi sekadar chatbot sederhana, melainkan "karyawan digital" (agen AI) yang mampu menangani seluruh proses penjualan, mulai dari penawaran, konsultasi, pembuatan penawaran harga, hingga pembuatan faktur dan layanan purna jual.
Secara khusus, ketika dikombinasikan dengan teknologi Digital Twin, setiap karyawan dapat memiliki "klon digital" dari diri mereka sendiri – sebuah sistem AI yang belajar dari gaya, bahasa, dan keterampilan komunikasi orang sungguhan. Bapak Le Hong Quang percaya bahwa AI tidak menggantikan manusia tetapi membebaskan mereka untuk fokus pada kreativitas dan interaksi emosional, dan menegaskan bahwa masa depan penjualan adalah sinergi antara kecerdasan buatan dan kecerdasan emosional.
Manusia dan emosi tetap menjadi pusat perhatian.
Sebagian besar pembicara dalam acara tersebut sepakat bahwa AI akan menjadi alat yang sangat diperlukan bagi industri penjualan dan pemasaran dalam dekade mendatang, tetapi juga berpendapat bahwa pengalaman yang dipersonalisasi dan emosi pelanggan akan memainkan peran dominan. Bapak Le Quoc Vinh, ketua Le Bron, menyatakan bahwa pemasaran modern memasuki fase "kuantisasi" – di mana aktivitas komunikasi, penjualan, dan pengalaman pelanggan tidak lagi linier, tetapi non-linier, multidimensi, dan sangat personal, dengan menempatkan emosi dan nilai-nilai kemanusiaan sebagai pusatnya.
"Era kuantum kepercayaan adalah saat di mana setiap momen empati dapat mengubah hubungan antara merek dan pelanggannya. Sudah saatnya bisnis tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun gairah pelanggan terhadap misi merek," tambah Bapak Vinh.
Konferensi Penjualan & Pemasaran Nasional Vietnam ke-9 (VSMCamp) dan KTT Kepala Penjualan & Pemasaran (CSMOSummit) mempertemukan lebih dari 1.000 pakar dan 60 pembicara di bidang pemasaran, teknologi, komunikasi, dan data. Tema acara tersebut adalah "Kuantum Penjualan: Teknologi, Manusia, dan Pengalaman yang Dipersonalisasi," yang berfokus pada bagaimana bisnis dapat memanfaatkan AI untuk mendefinisikan ulang operasi penjualan dan membangun kepercayaan merek.
Dalam lebih dari 40 diskusi, para pembicara berpendapat bahwa tiga pilar penjualan di era AI adalah teknologi, pengalaman, dan kepercayaan. AI dipandang sebagai "mitra strategis" jika bisnis tahu bagaimana menempatkan manusia sebagai pusat transformasi digital.
"Masa depan bukan lagi perlombaan alat, melainkan perlombaan estafet antara manusia dan mesin," komentar Nam Nguyen, CEO Opla CRM.
VSMCamp & CSMOSummit 2025 adalah acara yang memberikan gambaran komprehensif tentang industri penjualan dan pemasaran di era AI, sekaligus menginspirasi inovasi dan kolaborasi di antara bisnis-bisnis Vietnam. Dari "karyawan digital" yang bekerja tanpa henti hingga "avatar AI" KIDO, dari pertanyaan tentang kepercayaan hingga perjalanan transformasi budaya perusahaan, semuanya menggambarkan masa depan di mana AI dan manusia bekerja berdampingan – berbagi tidak hanya data, tetapi juga emosi dan misi.
Sumber: https://vtv.vn/ai-se-thanh-dong-nghiep-cua-nguoi-ban-hang-trong-thap-ky-toi-100251025150217419.htm






Komentar (0)