Para ilmuwan di Australia untuk pertama kalinya menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan protein yang dapat membunuh bakteri resisten antibiotik seperti E. coli. Hal ini merupakan bagian dari tren global penerapan AI dalam desain protein, yang berkembang pesat di AS, Tiongkok, dan kini di Australia.
Sistem yang digunakan adalah platform AI yang berspesialisasi dalam merancang protein sesuai permintaan. Berbeda dengan metode tradisional yang mengandalkan templat protein yang tersedia di alam, sistem baru ini memungkinkan perancangan rantai protein dengan struktur dan fungsi yang tepat sesuai kebutuhan dari awal. Cukup masukkan parameter target, AI akan menghasilkan struktur yang sesuai dalam hitungan detik dan dapat melanjutkan ke tahap pengujian.

Penelitian ini berfokus secara khusus pada pemberantasan bakteri super – bakteri yang telah resisten terhadap sebagian besar antibiotik yang ada. Pengembangan antibodi baru dengan mensintesis protein dari AI diharapkan dapat mengubah lanskap pengobatan infeksi di masa mendatang.
Selain kemampuannya membunuh bakteri, protein hasil rancangan AI juga digunakan di berbagai bidang lain seperti produksi vaksin, biosensor, nanomaterial biomedis, atau enzim industri. Proses ini memanfaatkan kemampuan simulasi struktur molekuler dengan presisi tinggi dari model pembelajaran mendalam, yang dipadukan dengan perangkat lunak sumber terbuka untuk meningkatkan fleksibilitas dan popularitas.
Berbeda dengan metode tradisional yang membutuhkan ribuan percobaan dan kesalahan di laboratorium, sistem baru ini dapat mensimulasikan seluruh rangkaian reaksi kimia dan struktur pelipatan protein langsung di komputer. Dari sana, hanya sampel dengan potensi aktivitas tinggi yang dipilih untuk pengujian di dunia nyata. Metode ini menghemat waktu, biaya, dan sumber daya manusia dalam proses penelitian obat baru.
Selain itu, AI juga membantu meningkatkan stabilitas dan efisiensi protein secara signifikan melalui optimalisasi struktur molekul. Beberapa perangkat baru seperti Bindcraft atau Chai memungkinkan simulasi interaksi antara protein dan target biologis, sehingga menghasilkan model dengan kinerja tertinggi. Platform ini secara bertahap diintegrasikan ke dalam program desain protein di banyak negara.
Di Australia, platform desain AI sedang berkembang pesat, berfokus pada kemampuan memproduksi protein secara massal sesuai permintaan, melayani penelitian klinis dan industri farmasi. Dengan menguasai teknologi ini secara proaktif, negara ini berharap dapat mengurangi biaya impor produk biologis, sekaligus meningkatkan kapasitas produksi obat generasi baru.
Kemampuan AI untuk menciptakan protein dalam hitungan detik tidak hanya mempercepat proses penelitian, tetapi juga membuka pintu bagi pengobatan yang sebelumnya dianggap mustahil. Mulai dari penyakit langka, kanker, hingga resistensi antibiotik, semuanya dapat didekati dengan pendekatan yang sama sekali berbeda: merancang molekul dari nol, tanpa harus meniru alam.
Hal ini dianggap sebagai langkah maju yang penting tidak hanya bagi industri biomedis tetapi juga bagi seluruh sistem kesehatan global dalam konteks dunia yang menghadapi ancaman baru dari epidemi, resistansi obat, dan meningkatnya biaya pengobatan.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/ai-tao-ra-protein-cuu-nguoi-trong-vai-giay-post1555403.html










Komentar (0)