Orang yang mengikuti diet rendah karbohidrat dapat mengurangi kadar glukosa darah puasa, indeks glikemik rata-rata tiga bulan, dan kebutuhan insulin mereka.
Karbohidrat (karbo), termasuk pati, gula, dan serat, secara langsung memengaruhi kadar gula darah. Tubuh memecahnya menjadi glukosa (gula) dan glukosa masuk ke aliran darah. Diet rendah karbohidrat berfokus pada pengurangan konsumsi karbohidrat, memprioritaskan makanan yang membantu menstabilkan gula darah, dan mendukung pengendalian gula darah.
Diet ini membutuhkan asupan karbohidrat total 120-225g per hari, dengan sebagian besar kalori berasal dari lemak dan protein. Sebaliknya, diet rendah karbohidrat membutuhkan 20-50g per hari. Tujuan utama diet rendah karbohidrat adalah untuk mengaktifkan proses metabolisme yang disebut ketosis, yang menyebabkan tubuh beralih dari membakar karbohidrat ke membakar lemak untuk energi. Diet rendah karbohidrat tidak menghitung kalori tetapi mengandalkan rasio protein-lemak yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan rasa kenyang.
Pada tahun 2018, Universitas Sydney (Australia) mengevaluasi dampak diet rendah karbohidrat terhadap pengendalian gula darah pada penderita diabetes tipe 1 berdasarkan sembilan studi. Mereka menyimpulkan bahwa mengikuti diet rendah karbohidrat menurunkan HbA1C (rata-rata kadar gula darah selama tiga bulan). Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat lebih mampu mengendalikan gula darah mereka. Gula darah yang stabil mengurangi risiko komplikasi terkait diabetes.
Penderita diabetes tipe 1 yang mengikuti diet ini juga memiliki kebutuhan insulin yang lebih rendah. Mengurangi dosis insulin dapat mencegah gula darah rendah, penambahan berat badan, dan masalah metabolisme.
Menurut sebuah studi tahun 2015 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Temple (AS), 10 pasien diabetes tipe 2 obesitas yang mengikuti diet ini selama dua minggu menunjukkan peningkatan signifikan pada kadar glukosa darah puasa mereka. Kadar hormon insulin mereka menurun, dan mereka menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Rata-rata A1C mereka menurun dari 7,3% menjadi 6,8% hanya dalam 14 hari.
Pada tahun 2005, para ilmuwan di Universitas Duke (AS) juga mempelajari dampak diet rendah karbohidrat pada diabetes tipe 2. Sebanyak 28 orang dengan penyakit ini mengikuti diet kurang dari 20g karbohidrat per hari selama 16 minggu. Hasilnya menunjukkan penurunan gula darah puasa sebesar 17% dan penurunan A1C dari 7,5% menjadi 6,3%.
Diet rendah karbohidrat pada dasarnya menghilangkan karbohidrat, dengan memprioritaskan sayuran dan protein. (Gambar: Freepik)
Menurut American Diabetes Association, asupan karbohidrat yang tepat untuk penderita diabetes bergantung pada faktor-faktor seperti usia, tingkat aktivitas, jenis dan tingkat keparahan penyakit, jenis kelamin, obat-obatan yang digunakan, dan kesehatan secara keseluruhan. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka untuk menentukan asupan karbohidrat harian yang tepat sesuai kebutuhan masing-masing.
Saat mengikuti diet rendah karbohidrat, pasien harus memprioritaskan sayuran non-pati seperti mentimun, brokoli, selada, dan tomat. Sayuran ini kaya serat dan memiliki karbohidrat minimal, sehingga berdampak kecil pada kadar gula darah. Karbohidrat dari biji-bijian utuh sebaiknya dipilih dari buah-buahan dan biji-bijian utuh, misalnya apel, stroberi, blueberry, melon, beras merah, oat, kacang-kacangan, ubi jalar, dan roti gandum utuh.
Batasi konsumsi makanan olahan, diproses, dan kaya gula seperti minuman ringan, roti putih, nasi putih, permen, jus buah, makanan gorengan, dan daging olahan.
Dalam regimen ini, penderita diabetes dapat mengalami hipoglikemia. Jika obat hipoglikemik digunakan, kadar gula darah dapat turun dengan cepat. Hipoglikemia dapat menyebabkan pusing, kebingungan, keringat berlebihan, dan kehilangan kesadaran dalam kasus yang parah.
Diet rendah karbohidrat, jika tidak seimbang, dapat dengan mudah menyebabkan kekurangan nutrisi. Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh. Mengurangi terlalu banyak karbohidrat juga dapat mencegah tubuh menyerap nutrisi penting yang cukup. Makanan harus mencakup sayuran kaya serat, vitamin, mineral, lemak sehat, dan protein tanpa lemak. Sebaiknya pasien berkonsultasi dengan dokter sebelum menerapkan diet seperti itu untuk menghindari efek kesehatan negatif.
Kucing Mai (Menurut Very Well Health )
| Pembaca dapat mengajukan pertanyaan tentang gangguan endokrin dan diabetes di sini agar dijawab oleh dokter. |
[iklan_2]
Tautan sumber










Komentar (0)