
Meraup keuntungan ratusan juta setiap tahunnya.
Didorong oleh hasratnya untuk memelihara ikan di kolam kebunnya, Bapak Bon dengan berani mencoba arah baru dengan spesies ikan khusus, yang menghasilkan hasil luar biasa. Enam tahun lalu, berawal dari kebiasaannya memelihara ikan untuk hidangan keluarga, Bapak Bon mencoba memelihara ikan gabus, spesies yang sangat dihargai di pasar karena kualitas dagingnya dan nilai ekonominya yang stabil.
Menyadari potensi yang besar, ia memutuskan untuk berinvestasi dengan membeli tanah dan membangun delapan kolam ikan di atas permukaan tanah, masing-masing sedalam 30-40 cm, untuk perawatan yang mudah dan pengendalian kualitas air. "Setiap hari saya mengganti air untuk menjaga lingkungan tetap bersih, sehingga ikan tumbuh cepat dan kurang rentan terhadap penyakit. Ikan dibudidayakan dalam siklus berturut-turut, sehingga selalu ada ikan untuk dijual," kata Bapak Bon.
Tangki di atas permukaan tanah ini memungkinkan dia untuk mengamati langsung proses pertumbuhan, mengurangi jumlah perawatan yang dibutuhkan, dan membuat panen jauh lebih mudah dibandingkan dengan budidaya kolam tradisional.
Saat ini, keluarga Bapak Bon membudidayakan ikan komersial dan benih ikan. Rata-rata, beliau memasok pasar dengan sekitar 5 juta benih ikan dan 20 ton ikan komersial setiap tahunnya. Bahkan dengan harga terendah, ikan komersial mencapai 75.000 VND/kg, dan dengan harga tertinggi mencapai 110.000 VND/kg.
Setiap tambak ikan menghasilkan keuntungan sekitar 120 juta VND per tahun, menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi keluarga tersebut. Selain menjual ikan secara lokal, benih ikan keluarga tersebut juga dipasok oleh pedagang ke banyak provinsi pegunungan di Vietnam Utara dan Tengah.
Yang luar biasa adalah Bapak Bon secara aktif membagikan pengalaman budidaya ikannya di platform media sosial seperti Facebook, TikTok, dan YouTube. Video-videonya tentang teknik perawatan ikan, pengelolaan air, pencegahan penyakit, dan lain-lain, telah menarik banyak perhatian. Banyak komentar dan pertukaran pengetahuan telah membantunya mengakses teknik baru dan meningkatkan proses perawatan ikannya.
Pengembangbiakan massal harus dihindari.

Pak Bon memanfaatkan pasokan bawang putih lokal, menggilingnya menjadi pasta dan mencampurnya dengan pakan ikan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh. "Menggunakan bawang putih aman, murah, dan sesuai dengan sumber daya yang mudah didapat di kampung halaman saya," ujarnya.
Metode sederhana ini memberikan hasil yang luar biasa, secara signifikan mengurangi penyakit ikan, menghemat biaya pengobatan, dan meminimalkan polusi air.
Model budidaya ikan gabus yang diterapkan oleh keluarga Bapak Bon semakin menarik perhatian banyak keluarga untuk berkunjung dan belajar darinya. Bapak Nguyen Duc Tin, dari lingkungan yang sama, mengatakan: "Melihat betapa efektifnya model Bapak Bon, saya juga bersiap untuk membangun kolam serupa. Dengan biaya sekitar 15 juta VND per kolam, dan luas 40 m², saya bisa mulai melakukannya."
Banyak keluarga di daerah tersebut juga memanfaatkan pondasi rumah tua, menutupnya dengan terpal untuk budidaya ikan yang sederhana namun efektif. Oleh karena itu, model budidaya ikan gabus menjadi arah pengembangan ekonomi baru, yang sesuai dengan lahan terbatas dan modal investasi yang moderat dari banyak rumah tangga.
Saat ini, Bapak Bon mengimpor ikan gabus berbintik dari Tiongkok. Beliau selalu khawatir tentang transportasi dan pengendalian mutu stok yang masuk. Beliau juga memasok ikan tersebut ke banyak tempat lain. "Meskipun memiliki nilai ekonomi yang tinggi, industri ini masih sangat bergantung pada ikan impor. Jika kita bisa swasembada dalam negeri, orang-orang akan merasa jauh lebih aman dalam mata pencaharian mereka," kata Bapak Bon.
Model budidaya ikan gabus berbintik yang dipelopori Bapak Bon telah menjadi contoh cemerlang dalam gerakan pembangunan ekonomi kelurahan dalam beberapa tahun terakhir. Pemilihan spesies ikan khusus, investasi sistematis dalam infrastruktur, dan penerapan teknologi serta media sosial untuk berbagi pengalaman telah membuat model ini tidak hanya sukses bagi keluarganya tetapi juga menciptakan efek domino di masyarakat. Namun, pasokan ikan gabus berbintik saat ini sepenuhnya bergantung pada impor. Ini merupakan keterbatasan utama dan menimbulkan risiko jika pasar berfluktuasi atau transportasi menjadi sulit. Orang-orang yang ingin mengikuti jejaknya perlu melakukan riset menyeluruh dan perhitungan yang cermat untuk menghindari investasi impulsif.
MINH NGUYENSumber: https://baohaiphong.vn/anh-nguyen-duc-bon-giau-tu-nghe-nuoi-ca-chuoi-hoa-529523.html






Komentar (0)