NASA telah memulai perakitan roket bulan Artemis III di Kennedy Space Center, sebuah misi masa depan yang akan membawa kembali para astronaut ke permukaan bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad. Pengumuman yang dibuat pada Agustus 2025 ini menggarisbawahi perkembangan pesat sistem perangkat keras Artemis.
Faktanya, bagian-bagian dari mesin inti roket yang besar telah dibangun, yang menunjukkan kemajuan yang mengesankan menuju tujuan jangka panjang NASA: Membangun kehadiran yang berkelanjutan di Bulan.

Roket Artemis III sedang dirakit di Kennedy Space Center, menandai langkah berani NASA dalam perjalanannya untuk membawa manusia kembali ke Bulan. (Sumber: Shutterstock)
Tetapi bahkan saat para insinyur bersiap untuk babak berikutnya dalam eksplorasi ruang angkasa, dengan NASA mengumumkan tanggal untuk misi berawak pertama kembali ke Bulan, Artemis II belum meninggalkan Bumi.
Jadi pertanyaan besarnya adalah: Mengapa NASA membangun Artemis III padahal Artemis II belum diluncurkan? Jawabannya bukan terletak pada distraksi, melainkan pada kompleksitas pengembangan paralel. Sementara Artemis III sedang dibangun, Artemis II masih menyelesaikan langkah-langkah akhir verifikasi keselamatan, pemecahan masalah teknis, dan persiapan untuk awak. Sayangnya, tugas-tugas ini terbukti lebih sulit dari yang diperkirakan sebelumnya.
Apa yang menahan Artemis II?

Gambar simulasi peluncuran pesawat ruang angkasa ke bulan. (Sumber: Shutterstock)
Artemis II akan menjadi misi berawak pertama NASA mengelilingi Bulan sejak Apollo 17 pada tahun 1972. Pesawat ruang angkasa Orion akan membawa empat astronaut dalam perjalanan sekitar 10 hari. Awaknya terdiri dari pilot Victor Glover, komandan Reid Wiseman, serta spesialis misi Jeremy Hansen dan Christina Koch.
Misi ini awalnya dijadwalkan pada tahun 2024, tetapi telah diundur hingga Februari 2026—bahkan mungkin April. Hal ini disebabkan para insinyur harus memperbaiki sejumlah masalah teknis yang ditemukan setelah misi Artemis I tanpa awak pada tahun 2022. Selama misi tersebut, pelindung panas Orion menyelesaikan misinya tetapi mengalami erosi yang tak terduga, yang mendorong NASA untuk meneliti lebih lanjut bagaimana material tersebut bereaksi terhadap suhu ekstrem saat memasuki atmosfer. NASA tidak ingin mengambil risiko: Pelindung tersebut harus tahan terhadap suhu hingga 5.000 derajat Fahrenheit (sekitar 2.700 derajat Celsius) untuk memastikan keselamatan kru.
Selain pelindung panas, sistem pendukung kehidupan dan daya Orion juga telah diteliti. Masalah pada unit kontrol lingkungan (yang menjaga suhu dan udara kabin) dan baterai internal telah memaksa NASA untuk memperpanjang siklus pengujiannya hingga tahun 2025. Sementara itu, sistem darat di Kennedy Space Center—termasuk landasan pengisian bahan bakar dan landasan akses kru—telah ditingkatkan untuk meningkatkan keandalan. Setiap perbaikan memerlukan simulasi, pengujian, dan sertifikasi baru sebelum kru dapat menaiki wahana.
Para pejabat NASA menekankan bahwa jadwal tidak boleh diutamakan daripada keselamatan kru. NASA memprioritaskan integrasi perangkat keras Artemis III, sementara para insinyur Artemis II secara metodis menyelesaikan tahapan pengujian.
"Kami akan meluncurkannya ketika wahana antariksa siap, ketika tim siap, dan kami akan melaksanakan misi ini sebaik mungkin," kata komandan Artemis II, Reid Wiseman. Pola pikir ini mencerminkan pandangan NASA yang lebih luas: Kemajuan akan terus berlanjut, tetapi hitungan mundur baru dimulai ketika semua sistem dan manusia telah sepenuhnya siap .
Artemis III: Misi yang Menunggu

Foto perkenalan program Artemis NASA. (Sumber: Shutterstock)
Sementara Artemis II sedang menjalani pemeriksaan akhir, NASA terus maju dengan Artemis III – sebuah langkah berani menuju kembalinya manusia ke Bulan. NASA telah mulai memproses tahap inti Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) dan dua pendorong roket berbahan bakar padat di Kennedy sejak pertengahan 2025. Para teknisi sedang menguji dan merakit komponen perangkat keras, sementara kapsul awak Orion dan modul layanan buatan Eropa sedang dipasang di fasilitas terpisah, kata NASA.
Artemis III diperkirakan akan membawa astronaut ke wilayah kutub selatan Bulan – sebuah wilayah yang sangat menarik bagi para ilmuwan karena keberadaan es air dan geologinya yang unik. Namun, NASA belum mengumumkan daftar astronaut yang akan mengemban peran bersejarah ini.
Misi ini akan mengandalkan teknologi yang telah diuji di Artemis I dan II, termasuk sistem navigasi Orion dan tautan komunikasi antariksa dalam. Artemis III juga akan mengandalkan perangkat keras komersial baru – khususnya wahana antariksa Starship Sistem Pendaratan Manusia (HLS) milik SpaceX – untuk mengangkut astronaut dari orbit bulan ke permukaan.
Koordinasi antara NASA, SpaceX, dan mitra internasional sangat ketat, karena penundaan satu program dapat menyebabkan penundaan program lainnya. Namun, untuk saat ini, NASA tetap fokus pada Artemis II. Hanya setelah kru kembali dengan selamat, kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang Artemis III dan perjalanan kembali ke Bulan.
Menurut NASA, Artemis III akan menjadi salah satu prestasi rekayasa dan kecerdikan manusia paling ambisius yang pernah dilakukan di luar angkasa. Misi ini tidak hanya akan membantu kita lebih memahami Bulan melalui pengumpulan sampel dan data, tetapi juga menginspirasi generasi penjelajah berikutnya – yang disebut NASA sebagai "Generasi Artemis".
Sumber: https://vtcnews.vn/artemis-ii-chua-the-cat-canh-nasa-van-tang-toc-che-tao-artemis-iii-ar972445.html
Komentar (0)