Roti peti mati muncul di Taiwan (Cina) sekitar tahun 1940-an, diciptakan oleh seorang koki dan pemilik restoran bernama Hsu Liu-Yi dan dengan cepat menjadi salah satu makanan jalanan paling populer.
Awalnya, hidangan ini disebut "Shakaliba" (dalam bahasa Jepang berarti pusat hiburan) dengan dua bahan utama: sup hati ayam dan roti renyah.
Namun, karena bentuk hidangan tersebut menyerupai peti mati, lama kelamaan pengunjung terbiasa menyebutnya demikian dan menamakannya "Gua Cai Ban" (bahasa Taiwan untuk peti mati).
Berkat kabar dari mulut ke mulut yang aneh dan bikin penasaran itulah, roti ini pun makin terkenal dan menarik perhatian para pecinta kuliner di seluruh dunia .
Oleh karena itu, untuk membuat sajian unik ini, sang koki akan menggunakan sepotong roti setebal 3-5 cm, melubanginya, lalu memanggang atau menggorengnya, sehingga terbentuk balok berbentuk kotak seukuran telapak tangan.
Di dalam kulit roti berbentuk peti mati, orang akan mengisinya dengan sup yang terbuat dari ayam, makanan laut, babat sapi atau jamur bersama dengan beberapa bahan lain dan saus krim.
Terakhir, koki akan menutupinya dengan sepotong roti lain sebagai penutup.
Namun, seiring perkembangan zaman, karena kebutuhan para penikmat makanan semakin beragam dan selera setiap orang pun berbeda-beda, isian roti "peti mati" pun mengalami banyak perubahan, mulai dari isian manis yang terbuat dari buah-buahan seperti pisang, persik, mangga, stroberi, dan sebagainya.
Nama roti "peti mati" mungkin terdengar menakutkan bagi para penikmatnya, tetapi ketika menyantapnya, Anda akan merasakan tekstur renyahnya, dipadukan dengan isian krim yang kaya, dan berpadu dengan bahan-bahan lain dalam saus yang harum dan kaya rasa (Foto: Lataco, bentonions).
Tak hanya tampilannya yang mengesankan, hidangan ini juga istimewa karena bahan-bahannya. Alih-alih menggunakan roti segar, koki menggunakan roti lama agar saat dimasak, kulitnya akan lebih kering, renyah, dan lezat.
Sebaliknya, roti baru sering kali memiliki kadar air yang tinggi, yang memengaruhi kualitas dan rasa setelah digoreng.
Jika Anda berkesempatan bepergian ke Taiwan, Anda bisa menemukan dan menikmati roti "peti mati" di banyak tempat, mulai dari restoran mewah hingga tempat makan murah. Namun, para pencinta kuliner berkomentar bahwa pergi ke pasar malam dan mencicipi roti ini akan memberikan pengalaman yang lebih menarik.
Phan Dau
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)