Dengan menamakan dirinya "Komite Rekonstruksi Militer Benin" (CMR) yang dipimpin oleh Kolonel Tigri Pascal, kelompok tersebut mengumumkan pembubaran lembaga-lembaga nasional, penangguhan konstitusi, dan penutupan perbatasan.
Mereka mengutip "situasi keamanan yang memburuk di Benin utara" dan "pengabaian serta penelantaran saudara-saudara kita yang gugur" sebagai alasan, dan berjanji: "Tentara dengan sungguh-sungguh berjanji untuk memberikan harapan kepada rakyat Benin akan era baru yang sesungguhnya, di mana persaudaraan, keadilan, dan kerja keras berjaya."

Namun, upaya kudeta tersebut dengan cepat dipadamkan dalam beberapa jam. Pasukan yang setia kepada Presiden Benin, Patrice Talon, bertindak tegas, dan merebut kembali kendali atas stasiun TV dan posisi-posisi kunci.
Menjelang malam di hari yang sama, Presiden Talon muncul di televisi untuk menegaskan: "Pasukan loyalis telah berdiri teguh, merebut kembali posisi kita, dan membersihkan kantong-kantong perlawanan terakhir yang dikuasai pemberontak... Komitmen dan mobilisasi ini telah memungkinkan kita mengalahkan para petualang dan mencegah hal terburuk bagi negara."
"Pengkhianatan ini tidak akan ditoleransi," tegasnya.
Pemerintah Benin segera mengambil tindakan hukum. Juru bicara Wilfried Leandre Houngbedji dan Menteri Dalam Negeri Alassane Seidou mengonfirmasi bahwa 14 orang, sebagian besar tentara, telah ditangkap. Menteri Seidou mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan "melanjutkan kegiatan seperti biasa".
Peristiwa ini mendapat reaksi keras dari komunitas internasional. Menanggapi permintaan pemerintah Benin, Presiden Nigeria Bola Tinubu mengerahkan jet tempur dan pasukan darat untuk membantu mengendalikan wilayah udara dan target-target utama.
Baik Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) maupun Uni Afrika (AU) mengutuk kudeta tersebut. ECOWAS memutuskan untuk segera mengerahkan pasukan cadangan dari Nigeria, Sierra Leone, Pantai Gading, dan Ghana ke Benin untuk memastikan keamanan.
Upaya kudeta terjadi dalam konteks ketidakstabilan di kawasan Afrika Barat dengan serangkaian kudeta militer di negara-negara tetangga seperti Niger, Burkina Faso, dan Mali.
Sumber: https://congluan.vn/benin-dap-tat-am-muu-dao-chinh-10321741.html










Komentar (0)