Pernyataan itu muncul setelah ia secara resmi mengirimkan permintaan pengampunan kepada Presiden Isaac Herzog, yang memicu perdebatan politik dan hukum yang mendalam di negara tersebut.
Pada hari Minggu (7 Desember), ketika ditanya oleh seorang wartawan apakah ia berencana meninggalkan politik jika diampuni, Perdana Menteri Netanyahu menjawab dengan tegas: "Tidak".

Di tengah persidangan korupsi yang sedang berlangsung, pengumuman Perdana Menteri Netanyahu tidak hanya tentang masa depan pribadinya, tetapi juga ujian bagi stabilitas politik dan peradilan Israel.
Permohonan grasi diajukan oleh Netanyahu kepada Presiden Herzog bulan lalu. Pengacara Perdana Menteri Netanyahu berargumen bahwa seringnya ia menghadiri sidang pengadilan menghambat kemampuannya untuk menjalankan negara, dan bahwa grasi akan menjadi kepentingan nasional. Langkah ini disebut-sebut akan mengalihkan tanggung jawab kepada Presiden Herzog dan membuka perdebatan hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Permohonan Netanyahu untuk pengampunan di tengah persidangan merupakan hal yang sangat kontroversial. Di Israel, pengampunan biasanya baru dipertimbangkan setelah proses hukum selesai dan terdakwa telah dinyatakan bersalah.
Inilah poin kuncinya, karena dalam sejarah peradilan Israel, belum pernah ada preseden bagi presiden untuk memberikan grasi sementara persidangan masih berlangsung. Perdana Menteri Netanyahu sendiri telah berulang kali membantah melakukan kesalahan. Tim hukumnya menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel masih yakin ia akan dibebaskan jika persidangan dilanjutkan hingga tuntas.
Permohonan grasi Perdana Menteri Netanyahu telah menjadi titik panas politik, meningkatkan perpecahan internal dan menarik perhatian sekutu internasional. Khususnya, sebelum Netanyahu secara resmi mengajukan permohonan tersebut, Presiden AS Donald Trump mengirimkan surat kepada Presiden Israel Herzog, sebuah langkah yang dipandang sebagai upaya untuk menciptakan dukungan internasional bagi grasi tersebut.
Di dalam negeri, pihak oposisi memiliki pandangan yang berbeda. Beberapa politisi oposisi berpendapat bahwa pengampunan apa pun harus disertai syarat, termasuk bahwa Netanyahu harus pensiun secara permanen dari politik dan mengakui kesalahannya.
Beberapa pihak mendesak Perdana Menteri Israel untuk mengadakan pemilihan umum sebelum mempertimbangkan pengampunan. Pemilihan umum berikutnya saat ini dijadwalkan pada Oktober 2026.
Sumber: https://congluan.vn/thu-tuong-israel-netanyahu-khang-dinh-khong-roi-chinh-truong-sau-khi-duoc-an-xa-10321740.html










Komentar (0)