
Foto ilustrasi.
Berdasarkan peraturan yang berlaku, bonus berupa gaji dan upah tidak dibebaskan dari pajak. Oleh karena itu, jika total pendapatan dari gaji dan upah melebihi potongan keluarga dan potongan lainnya, karyawan tersebut harus membayar pajak penghasilan pribadi.
Secara khusus, menurut Pasal 7 Surat Edaran 111/2013/TT-BTC (diubah dengan Pasal 25 Klausul 6 Surat Edaran 92/2015/TT-BTC), pajak penghasilan pribadi ditentukan berdasarkan total penghasilan kena pajak dikurangi potongan, termasuk: Potongan keluarga sebesar 11 juta VND/bulan untuk individu dan 4,4 juta VND/bulan untuk setiap tanggungan (sesuai Resolusi 954/2020/UBTVQH14); Kontribusi asuransi sukarela dan dana pensiun; Kontribusi dorongan amal, kemanusiaan, dan pendidikan.
Dengan demikian, jika total pendapatan dari gaji dan upah melebihi 11 juta VND/bulan, karyawan harus membayar pajak penghasilan pribadi atas kelebihan pendapatan tersebut, termasuk hari libur rutin dan bonus Tet.
Namun, tidak semua bonus dikenakan pajak. Berdasarkan Pasal 2, Pasal 3 Undang-Undang Pajak Penghasilan Orang Pribadi 2007 (diubah pada tahun 2012), penghasilan kena pajak meliputi gaji, upah, dan jumlah lain yang bersifat gaji atau upah, kecuali jumlah yang dikecualikan dari pajak oleh undang-undang. Secara spesifik, bonus yang tidak dikenakan pajak meliputi:
Bonus yang menyertai gelar yang diberikan Negara (pejuang tandingan nasional, menteri, sektoral, provinsi/kota, pejuang unggul, pekerja unggul, dan sebagainya); Bentuk penghargaan seperti sertifikat penghargaan, medali, tanda pengenal, dan penghargaan yang diberikan oleh Negara atau perkumpulan dan organisasi sosial politik ; Bonus yang menyertai penghargaan nasional atau internasional yang diakui oleh Negara; Bonus untuk inovasi teknis, invensi, dan penemuan yang diakui oleh instansi negara yang berwenang; Bonus untuk mendeteksi dan melaporkan pelanggaran hukum kepada instansi negara yang berwenang.
Bonus ini tidak termasuk dalam kategori gaji atau upah tetap dan karenanya dibebaskan dari pajak penghasilan pribadi.
Menurut Pasal 1, Pasal 104 Undang-Undang Ketenagakerjaan 2019, bonus dapat berupa uang, properti, atau bentuk lain, berdasarkan produksi dan hasil usaha serta tingkat penyelesaian pekerjaan.
Namun, sesuai dengan Poin e, Klausul 2, Pasal 2 Surat Edaran 111/2013/TT-BTC, bonus dalam bentuk apa pun, baik tunai maupun barang, dikenakan pajak penghasilan pribadi, kecuali untuk kasus khusus pengecualian pajak sebagaimana dinyatakan di atas.
Dengan demikian, jika seorang karyawan menerima bonus dalam bentuk barang yang tidak dikenakan pengecualian pajak, bonus tersebut tetap dikenakan pajak penghasilan pribadi.
Sumber: https://vtv.vn/cac-khoan-tien-thuong-nao-se-duoc-mien-thue-thu-nhap-ca-nhan-100251201185949032.htm






Komentar (0)