Kapasitas dan efisiensi pemanfaatan aset infrastruktur masih rendah.
Dalam rancangan Undang-Undang Perkeretaapian (perubahan) yang diajukan kepada Pemerintah, Kementerian Perhubungan mengusulkan kebijakan untuk mengelola dan mengoperasikan infrastruktur perkeretaapian, dengan mengklasifikasikan aset secara jelas agar sesuai dengan realitas praktis.
Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa kapasitas dan efisiensi pemanfaatan aset infrastruktur perkeretaapian saat ini masih rendah, tidak sebanding dengan skala aset yang dipercayakan negara, akibat mekanisme pemanfaatan yang tidak terhubung dengan pasar. Sebagai contoh, pada tahun 2022, penerimaan APBN dari retribusi pemanfaatan dan sewa infrastruktur perkeretaapian nasional mencapai VND 240,721 miliar dari total nilai aset infrastruktur perkeretaapian nasional yang mencapai lebih dari VND 16.000 miliar.
Kementerian Perhubungan telah mengusulkan kebijakan untuk mengelola dan mengoperasikan infrastruktur kereta api, dengan mengklasifikasikan aset secara jelas sesuai dengan kebutuhan praktis (Gambar: ilustrasi).
Di sisi lain, regulasi tentang klasifikasi aset prasarana perkeretaapian belum sejalan dengan praktik, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam pengelolaan dan operasionalnya... Undang-Undang Perkeretaapian Tahun 2017 mengatur klasifikasi aset prasarana perkeretaapian sebagai berikut: Aset prasarana perkeretaapian yang secara langsung melayani operasional kereta api dan aset prasarana perkeretaapian yang tidak secara langsung melayani operasional kereta api.
Namun, dalam praktiknya, ada beberapa jenis aset yang tidak mungkin dibedakan apakah aset tersebut secara langsung atau tidak langsung melayani operasi kereta api, seperti: jalan di dalam stasiun, gudang, dan tempat penyimpanan...
Undang-Undang Perkeretaapian tahun 2017 juga tidak memuat ketentuan tentang: mekanisme penggunaan modal perusahaan untuk perluasan dan peningkatan prasarana perkeretaapian nasional; dan tentang penanaman modal, pengelolaan, pemeliharaan, dan pengoperasian perkeretaapian daerah.
Lebih lanjut, belum dijelaskan secara jelas bahwa akses jalan menuju stasiun, yang hanya melayani operasional angkutan kereta api, dianggap sebagai properti infrastruktur perkeretaapian nasional sehingga tidak dialokasikan dana untuk pengelolaan dan pemeliharaan. Hal ini menyebabkan kualitas jalan yang buruk, dengan banyak ruas jalan menuju stasiun yang diganggu, sehingga memengaruhi lalu lintas penumpang dan penanganan kargo, mengurangi daya saing angkutan kereta api, dan membuang-buang infrastruktur perkeretaapian.
Terkait dengan lahan yang diperuntukkan bagi jalur kereta api, saat ini sebagian besar lahan yang dialokasikan untuk jalur kereta api di area stasiun dikelola berdasarkan batas-batas yang terdokumentasi karena tidak adanya ketentuan mengenai pembangunan pagar pengaman, koridor keselamatan kereta api tidak memiliki batas dan rambu-rambu yang jelas, sehingga sering terjadi penyerobotan dan okupasi yang mengganggu keselamatan kereta api.
Klasifikasi aset, perhitungan harga sewa infrastruktur yang akurat dan lengkap.
Berdasarkan pengalaman praktis ini, Kementerian Perhubungan mengusulkan kebijakan tentang pengelolaan dan pemanfaatan infrastruktur perkeretaapian, yang bertujuan untuk menyatukan peraturan tentang pengelolaan dan pemanfaatan lahan untuk perkeretaapian berdasarkan Undang-Undang Perkeretaapian yang telah diamandemen dengan peraturan dalam rancangan Undang-Undang Pertanahan yang telah diamandemen, serta untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lahan untuk perkeretaapian. Kebijakan ini juga bertujuan untuk mengembangkan mekanisme pengelolaan, pemanfaatan, dan pemanfaatan aset yang sesuai dengan karakteristik spesifik aset infrastruktur perkeretaapian.
Kementerian Perhubungan mengusulkan pengklasifikasian aset infrastruktur perkeretaapian berdasarkan asal dan fungsinya agar dapat ditetapkan secara jelas biaya penggunaan dan harga sewa infrastruktur perkeretaapian guna menjamin transparansi, keakuratan, dan kelengkapan. (Foto: Depo kereta api Giap Bat merupakan aset infrastruktur perkeretaapian yang disewakan oleh Negara).
Sehubungan dengan itu, peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian akan diubah untuk memastikan kesesuaian dengan isi Undang-Undang Pertanahan yang telah diubah. Peraturan mengenai mekanisme alokasi dana untuk penyelenggaraan penetapan batas perkeretaapian, pembuatan catatan pengelolaan perkeretaapian, dan penempatan serta pemulihan patok batas perkeretaapian sebagai dasar pengelolaan sesuai dengan Undang-Undang Pertanahan dan Undang-Undang Perkeretaapian juga akan ditambahkan. Peraturan yang mewajibkan pembangunan pagar pengaman bagi proyek perkeretaapian baru dengan kecepatan operasi 120 km/jam atau lebih juga akan ditambahkan. Tujuannya adalah untuk menjamin keselamatan selama pengoperasian dan mencegah penyerobotan.
Terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan aset, Kementerian Perhubungan mengusulkan perubahan dan penambahan peraturan perundang-undangan tentang pengklasifikasian aset prasarana perkeretaapian agar sesuai dengan kenyataan di lapangan: Pengklasifikasian aset prasarana perkeretaapian (nasional/perkotaan) berdasarkan asal usulnya (termasuk aset yang dimiliki negara dan aset yang dimiliki badan usaha) serta fungsi dan tujuan pemanfaatannya (termasuk aset prasarana perkeretaapian yang melayani kegiatan usaha angkutan kereta api dan aset prasarana perkeretaapian yang tidak melayani kegiatan usaha angkutan kereta api).
Di samping itu, dibuat pula peraturan perundang-undangan untuk menetapkan mekanisme pemanfaatan aset prasarana perkeretaapian nasional, apabila badan usaha prasarana perkeretaapian ditugaskan mengelola aset prasarana perkeretaapian nasional yang bukan merupakan penyertaan modal negara dalam badan usaha tersebut; dan dibuat pula peraturan perundang-undangan untuk mengalihkan aset prasarana perkeretaapian nasional tertentu (stasiun, tempat pemuatan barang, dan sebagainya) kepada badan usaha dengan cara penyertaan modal negara dalam badan usaha tersebut.
Peraturan tersebut perlu diamandemen untuk memasukkan ketentuan bahwa jalan yang menghubungkan stasiun kereta api, semata-mata untuk operasi transportasi kereta api, dianggap sebagai aset infrastruktur kereta api. Peraturan tersebut juga perlu memperjelas entitas yang bertanggung jawab untuk mengelola aset infrastruktur kereta api, baik untuk jalur kereta api yang baru dibangun maupun jalur kereta api yang sudah ada.
Menurut Kementerian Perhubungan, pengklasifikasian aset infrastruktur perkeretaapian menurut asal, fungsi, dan peruntukannya bertujuan untuk menentukan secara jelas biaya penggunaan dan harga sewa infrastruktur perkeretaapian guna menjamin transparansi, keakuratan, dan kelengkapan, mencegah pemborosan dan kerugian aset negara; serta meningkatkan efisiensi pemanfaatan aset infrastruktur perkeretaapian dan kegiatan usaha perkeretaapian.
[iklan_2]
Sumber: https://www.baogiaothong.vn/can-phan-loai-ro-tai-san-tinh-dung-gia-thue-ha-tang-duong-sat-192240123175943803.htm











Komentar (0)