Biaya logistik Vietnam akan mencapai 16,5% PDB pada tahun 2025, lebih tinggi dari rata-rata dunia (11,6%).
Tekanan biaya membebani usaha kecil
Musim bisnis akhir tahun biasanya ramai, tetapi bagi Bapak Pham Minh Dong, Direktur Jenderal Perusahaan Investasi Asia Vietnam, musim ini penuh tekanan. Perusahaan yang berspesialisasi dalam impor lantai dan furnitur ini mengalami penurunan laba akibat biaya logistik.
Kontainer 40 kaki dari Shanghai (Tiongkok) ke pelabuhan Saigon hanya berharga 300-400 dolar AS. Namun, mengangkut kontainer serupa dari Kota Ho Chi Minh ke pelabuhan-pelabuhan utara membutuhkan biaya hingga 1.000 dolar AS, tiga kali lipat lebih mahal. "Pengiriman domestik lebih mahal daripada pengiriman ke Eropa dan AS," kata Bapak Dong.
Bapak Do Tri Tuan, Wakil Direktur Utama Dai Dung Group, mengatakan bahwa ekspor baja Vietnam mencapai 1,2-1,5 miliar dolar AS per tahun. Meskipun terdapat peluang besar, biaya logistik dan tarif pertahanan dari pasar AS telah mempersempit keuntungan, sehingga menyulitkan bisnis untuk memasuki rantai pasokan global.
Statistik menunjukkan bahwa biaya logistik Vietnam mencapai 16,5% dari PDB, lebih tinggi dari rata-rata dunia yang hanya 11,6%, dan melampaui banyak negara ASEAN seperti Singapura (8,5%), Malaysia (13%). Di sektor pertanian , angka ini bahkan dapat mencapai 20% dari harga pokok, sehingga menyulitkan bisnis untuk bersaing.

Ekspor baja Vietnam hanya mencapai 1,2 - 1,5 miliar USD/tahun, kurang dari 1% pasar global.
Biaya logistik Vietnam lebih tinggi dari rata-rata dunia.
- Logistik Vietnam: 16,5% PDB (dunia: 11,6%)
- Pertanian: biaya logistik mencapai 20% dari harga pokok
- Ekspor baja: 1,2 - 1,5 miliar USD/tahun, kurang dari 1% dunia
- UKM: 97% perusahaan, menyumbang 50% PDB.
Tak hanya biaya, prosedur administratif juga menjadi perhatian bagi pelaku usaha. Pada tahun 2025, Kementerian Keuangan harus meninjau hingga 928 prosedur perpajakan dan bea cukai, dan mengusulkan pemangkasan lebih dari 500 prosedur. Jika diterapkan sepenuhnya, biaya kepatuhan dapat turun dari VND75,43 triliun menjadi VND48,82 triliun, sehingga menghemat VND26,61 triliun per tahun.

Jika beban masukan dapat dikurangi dan aliran modal serta kepercayaan dapat dibebaskan, sektor ekonomi swasta akan berkembang pesat di masa mendatang.
Dukungan yang lebih substantif
Yang paling diharapkan oleh pelaku bisnis adalah kebijakan dukungan yang spesifik, kuat, dan tepat waktu. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa Negara harus berfokus pada infrastruktur "keras" seperti pelabuhan kering, penyimpanan dingin, dan pusat logistik, sementara pelaku bisnis berfokus pada infrastruktur "lunak" seperti teknologi dan manajemen. Pendekatan ini dapat membantu mengurangi biaya transportasi sebesar 15-20%, sekaligus mendorong pelaku bisnis untuk berani berinvestasi dan meningkatkan nilai tambah.
Dengan ekspor pertanian mencapai 50 miliar USD per tahun, peningkatan margin keuntungan sebesar 10% saja akan menjadi sumber daya yang besar bagi perekonomian.
Pemerintah juga mengirimkan sinyal yang kuat. Resolusi 66/NQ-CP tentang pemangkasan prosedur administratif diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya sekaligus memperkuat kepercayaan bisnis. Selain itu, pembangunan pusat ekspor struktur baja, uji coba logistik hijau, dan investasi dalam infrastruktur transportasi utama juga merupakan langkah-langkah penting.
Di tengah ketidakpastian pertumbuhan global, perekonomian Vietnam tidak dapat sepenuhnya bergantung pada sektor FDI. Kuncinya terletak pada pemanfaatan potensi usaha kecil dan menengah (UKM), yang mencakup 97% dari total jumlah perusahaan dan berkontribusi 50% terhadap PDB. Jika beban input dapat dikurangi, arus modal dan kepercayaan dapat dilonggarkan, sektor ekonomi swasta dapat sepenuhnya menjadi penggerak utama, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing produk Vietnam di pasar internasional.
Sumber: https://vtv.vn/cat-giam-thu-tuc-chi-phi-dau-vao-ho-tro-doanh-nghiep-nho-100250923160136588.htm






Komentar (0)