Bunga pohon hujan sangat akrab bagi masyarakat di wilayah Tengah. Bunga ini tampaknya telah menjadi "khas" daerah berpasir yang kering dan cerah.
Membayangkan bunga dahlia sama saja dengan membayangkan gugusan bunga kuning cerah yang tersembunyi di balik pagar dan semak hijau. Setiap senja, bunga-bunga itu memancarkan aroma manis. Aroma dahlia meresap terbawa angin dan membekas di hati banyak orang, menciptakan kenangan abadi…
Lulus sekolah untuk sementara, meninggalkan rumah, bekerja di luar negeri, sibuk dengan kehidupan, mengira masa kecil masih jauh, tetapi berkali-kali aku dikejutkan oleh angin yang tak sengaja membawa aroma masa lalu. Jalan desa yang melintasi masa kecil perlahan-lahan muncul.
Jalan berpasir putih yang halus dan berkelok-kelok mengarah ke taman yang dipenuhi bunga-bunga harum dan buah-buahan manis pemberian langit dan bumi.
Saya lahir dan besar di pedesaan berpasir putih. Dahulu kala, desa itu hanyalah jalan berpasir yang berkelok-kelok, dengan banyak jalan kecil seperti "matriks". Jalan setapak menuju ladang, jalan setapak menuju padang rumput, jalan setapak menuju rumah komunal, jalan setapak menuju pasar, dan banyak jalan setapak kecil menuju setiap gang. Di balik setiap gang terdapat kebun yang luas dan rimbun.
Kebun demi kebun, batasnya dipagari dengan beragam pepohonan hijau. Di antara flora itu terdapat spesies bunga yang disebut pohon dua, bunga yang hanya harum saat senja. Bunga ini paling harum ketika sore menjelang malam. Saat malam tiba, aroma bunganya terkumpul, terkurung di kuncupnya.
Pohon kastanye, bunga kastanye, dan buah kastanye meninggalkan kisah dan kenangan indah yang tak terlupakan dalam kenangan masa kecil. Buah kastanye adalah salah satu buah liar yang paling lezat.
Pohon kastanye berbunga hampir sepanjang tahun, tetapi paling banyak di musim panas. Pohon kastanye tumbuh dalam rumpun yang tersebar, buah-buahnya yang kecil bergerombol, dan jumlah buah matang di setiap pohon tidak banyak. Oleh karena itu, buah ini sering dipetik untuk dibawa pulang dan dimakan anak-anak, tetapi jarang ada yang mau memetiknya untuk dijual.
Ingatlah sore hari bersama beberapa teman, masing-masing membawa kotak atau sepotong kain kecil seperti sapu tangan, berjalan sepanjang pagar hijau dari satu pagar ke pagar lainnya, membungkuk untuk menyibakkan dedaunan demi menemukan bunga.
Petik bunga ketika melihat bunga, petik buah matang ketika melihat buah, simpan buah yang masih hijau, dan tandai untuk dipetik keesokan harinya. Bunga-bunga dimasukkan ke dalam kotak tertutup rapat, dan para gadis membungkusnya dengan kain seperti sapu tangan agar aroma bunga tetap terjaga, tidak sampai hilang. Di malam hari, saat belajar, sesekali buka tutup kotak untuk menikmati aroma bunga.
Aroma bunga berhembus di udara, jiwa bersemangat untuk segera memetik pelajaran. Di pagi hari, aroma bunga berhamburan, pelajaran tetap tersimpan dalam raga.
Aroma bunganya ringan dan harum, seperti minyak pisang. Buahnya yang matang sangat manis dan harum. Di antara buah-buahan liar, mungkin yang paling lezat.
Buah pohon Dù Chestnut tumbuh berkelompok seperti tandan pisang kecil. Saat bermain rumah-rumahan di rumah-rumah jerami kecil di masa kecil mereka, anak-anak terkadang menggunakan tandan pohon Dù Chestnut untuk berpura-pura menjadi tandan pisang. Mereka menggunakan cangkang kerang sebagai piring untuk meletakkan "tandan pisang kecil" itu... sesederhana itu, tetapi mereka tak bisa berhenti memandanginya.
Kini, pagar-pagar hijau itu telah menjadi kenangan! Jalan-jalan desa telah dibeton. Setiap kebun dibagi menjadi tiga atau tujuh bagian, diberikan kepada anak cucu, ada yang menjual, ada yang membeli. Penduduk asli bercampur dengan pendatang. Kebun demi kebun kini berdinding beton dan berjeruji besi.
Rumah-rumah beratap jerami di masa kecilku perlahan-lahan menghilang di sepanjang pagar pohon dan rumput, digantikan oleh kios-kios pinggir jalan, kedai kopi, kedai minuman, pub-pub kecil...
Di sinilah warga desa, mulai dari pemuda dan pemudi hingga orang tua, berkumpul untuk berbincang riang di sore hari setelah seharian bekerja, mulai dari mereka yang pulang dari ladang hingga mereka yang pulang dari pabrik, perusahaan, dan usaha.
Rasanya aroma bunga itu masih terngiang di dalam segelas air, segelas anggur, dan cerita itu. Aroma bunga itu membawa mereka kembali ke kenangan yang jauh...
[iklan_2]
Source: https://danviet.vn/cay-du-de-ra-thu-hoa-thom-than-thanh-con-gai-toan-giau-ngui-tham-ra-qua-dai-ngon-nhat-qua-dat-202408211407492.htm
Komentar (0)