Selama bertahun-tahun, petani bawang merah dan bawang putih di komune Nam An Phu (kota Hai Phong ) mengandalkan pengalaman, dengan mengutamakan produktivitas. Namun, hasil panen sangat bergantung pada pedagang, sehingga petani seringkali terjebak dalam lingkaran setan antara panen melimpah dan harga rendah. Hanya ketika produk pertanian menumpuk dan harga anjlok tajam, petani bawang merah baru benar-benar mempertimbangkan kondisi pasar.

Bapak Bui Kien Cuong, Direktur Perusahaan Saham Gabungan Investasi Pertanian Vang. Foto: Quang Dung .
Menurut Bapak Bui Kien Cuong, Direktur Perusahaan Saham Gabungan Investasi Pertanian Emas (Golden Agricultural Company), pola pikir produksi pertanian harus diubah dalam konteks integrasi. "Mitra asing tidak mengutamakan produktivitas. Yang mereka pedulikan adalah keamanan produk," tegasnya. Untuk mendapatkan jawaban yang meyakinkan, lapangan harus beroperasi sesuai proses teknis yang ketat, mulai dari tanah, benih, pupuk, pestisida, hingga catatan lapangan.
Untuk produksi ekspor, lahan tanam harus minimal 10 hektar dan memiliki kode area tanam. Kode tersebut disertai "berkas" lengkap tentang kualitas tanah, bahan yang digunakan, sumber benih, dan seluruh proses teknis. "Saya tidak bisa bilang saya menggunakan pupuk organik ketika menggunakan kotoran ayam segar yang belum diolah. Pasar Uni Eropa bahkan mewajibkan pupuk organik bersertifikat," analisis Bapak Cuong.
Langkah terakhir adalah pengujian produk pertanian. Sebelum memasuki sistem distribusi atau ekspor, sampel bawang merah dan bawang putih harus diuji residu pestisidanya. Bapak Cuong memperkirakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, bahkan pasar domestik akan memperketat kriteria ini.
Gagasan membangun proses tertutup telah digagas oleh Perusahaan Pertanian Vang sejak tahun 2019. Setelah melalui berbagai uji coba, pada periode 2023-2024, sebuah proses standar telah ditetapkan dengan jelas. Dari tahun 2024-2025, model ini mulai diperluas di banyak komune di kota Kinh Mon (lama) dan mendapat tanggapan positif dari para petani.

Pada tahun 2025, Perusahaan Pertanian Vang akan bekerja sama dengan Komite Rakyat Komune Nam An Phu untuk membangun model produksi bawang musim dingin yang menerapkan proses Manajemen Kesehatan Tanaman Terpadu (IPHM) dengan luas hampir 4,5 hektar. Foto: Quang Dung.
Menurut Bapak Cuong, faktor kuncinya adalah proses baru ini tidak meningkatkan biaya investasi, bahkan lebih ekonomis, sementara produktivitas tetap stabil dan lahan dipulihkan. Porositas, retensi kelembapan, dan retensi nutrisi juga meningkat secara signifikan, membantu membatasi hama dan mengurangi ketergantungan pada pestisida. "Orang-orang baru percaya ketika mereka melihat ladang tetangga lebih baik. Kata-kata tak mampu meyakinkan mereka," ujar Bapak Cuong.
Dari model percontohan tersebut, pada tahun 2025, Perusahaan Pertanian Vang berkoordinasi dengan Komite Rakyat Komune Nam An Phu untuk membangun model produksi bawang merah dengan menerapkan Manajemen Kesehatan Tanaman Terpadu (IPHM) di lahan seluas hampir 4,5 hektar, menyediakan semua pupuk, pestisida, dan menugaskan staf teknis untuk tetap di ladang. Semua tahapan dikelola secara ketat, tidak mengizinkan penggunaan bahan yang tidak terdaftar. Perusahaan juga mengambil sampel tanah di awal dan akhir musim untuk membandingkan residu dan kualitas tanah.
"Setelah model ini terbukti efektif, tujuan selanjutnya adalah mereplikasinya di seluruh lahan bawang merah seluas sekitar 3.700 hingga 4.000 hektar. Jika kualitas produk pertanian konsisten dan harga jual meningkat 10-20%, nilai tambah bagi petani akan sangat besar. Pasar dunia selalu membutuhkan bawang merah. Pertanyaannya bukan apakah bawang merah bisa dijual atau tidak, tetapi apakah produk kami memenuhi standar," ujar Bapak Cuong.
Agar perubahan ini berkelanjutan, Bapak Bui Kien Cuong meyakini harus ada empat pihak yang terlibat. Pemerintah mendukung petani, ilmuwan menyempurnakan prosesnya, pelaku usaha menyediakan bahan baku berkualitas, dan terakhir, petani—yang mengambil keputusan di lahan mereka sendiri.
"Sulit untuk melakukannya sendiri. Ketika semua pihak bekerja sama, masyarakat akan berani berubah sehingga bawang merah, khususnya bawang putih, dan produk pertanian pada umumnya tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka, tetapi juga memiliki kekuatan untuk memasuki pasar internasional," harap Bapak Cuong.
Source: https://nongnghiepmoitruong.vn/doanh-nghiep-dan-dat-ap-dung-iphm-cho-vua-hanh-toi-huong-toi-xuat-khau-d787517.html






Komentar (0)