Asia menjadi pasar pariwisata yang dinamis pascapandemi Covid-19

Wisatawan Barat berbondong-bondong ke Asia. Jumlah perjalanan warga Amerika ke Asia meningkat dua kali lipat pada tahun 2023.

Turis India dianggap sebagai calon pelanggan potensial industri pariwisata Asia. Dalam foto: Sekelompok turis India yang sedang berkunjung ke Vietnam. (Sumber: Vietravel )

Pariwisata global sedang pulih pesat dari pandemi Covid-19. Pada tahun 2024, jumlah perjalanan internasional diperkirakan akan melampaui angka tahun 2019.

Menurut Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC), pengeluaran wisatawan juga diperkirakan akan melampaui level tahun 2019. Industri pelayaran juga sedang pulih dengan kuat.

Kebangkitan pariwisata telah memicu protes di tempat-tempat penting di Barat seperti Barcelona dan Majorca, tetapi para pemilik hotel dan agen perjalanan mengatakan bahwa ledakan sesungguhnya terjadi di Timur – yang berarti Asia.

Pariwisata di Asia pulih lebih lambat dari pandemi Covid-19 dibandingkan di Barat. Pembatasan yang lebih ketat, mulai dari Tiongkok hingga Malaysia, telah berlangsung lebih lama dibandingkan di Eropa atau AS, yang menyebabkan penurunan tajam jumlah wisatawan.

Namun, bisnis di kawasan ini kini kembali marak, dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi negara-negara Asia diperkirakan meningkat 30% tahun ini, menurut WTTC.

Turis Barat berbondong-bondong ke Asia. Jumlah perjalanan warga Amerika ke Asia meningkat dua kali lipat pada tahun 2023. Penguatan dolar AS terhadap mata uang Asia juga berkontribusi pada lonjakan tersebut.

Catherine Heald, direktur Remote Lands, agen perjalanan mewah, mengatakan banyak kliennya menyelam di Pulau Komodo di Indonesia, mengunjungi kuil di Jepang, dan berwisata kuliner di Thailand.

Jangkauan destinasi dan aktivitas semakin luas. Pelancong kaya dapat bepergian dengan Eastern & Oriental Express yang baru direnovasi melalui Singapura dan Malaysia, yang dioperasikan oleh Belmond, divisi hotel konglomerat mewah Prancis, LVMH.

Hingga Juni 2024, ada lebih dari 500.000 kamar hotel yang sedang dibangun di seluruh Asia, naik lebih dari 4% dari tahun 2023.

Pergi ke Asia juga menjadi lebih mudah, dengan maskapai penerbangan domestik dan Barat meningkatkan jumlah penerbangan ke dan dari benua itu, dengan British Airways, misalnya, memulai kembali penerbangan ke Bangkok dan Kuala Lumpur.

Pendorong utama pertumbuhan pariwisata Asia adalah masyarakat setempat, terutama wisatawan Tiongkok.

Konsumen Tiongkok mulai bepergian ke luar negeri lagi dan diperkirakan jumlah perjalanannya akan berlipat ganda tahun ini dibandingkan tahun 2023, menurut firma riset Oxford Economics.

Meskipun diperkirakan akan berlipat ganda, jumlah perjalanan belum mencapai tingkat sebelum pandemi, yang menunjukkan potensi pertumbuhan besar bagi industri pariwisata China.

Sebagian besar perjalanan wisatawan Tiongkok terjadi di kawasan tersebut, dengan 75% penerbangan dari Tiongkok menuju negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Berkat meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, konsumen India juga semakin banyak bepergian ke luar negeri. Mereka menghabiskan hampir $20 miliar untuk perjalanan ke luar negeri pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2024, lebih dari tiga kali lipat jumlah yang dihabiskan lima tahun sebelumnya. Banyak juga yang semakin tertarik untuk bepergian ke negara-negara tetangga, sebagian karena kebijakan visa yang lebih longgar di kawasan tersebut.

Seiring meningkatnya pendapatan, wisatawan India akan berbelanja lebih banyak. Dengan potensi pertumbuhan yang besar dan ekspektasi pengeluaran yang tinggi, wisatawan India akan menjadi kekuatan utama dalam industri pariwisata Asia.

Sumber: https://baoquocte.vn/chau-a-tro-thanh-thi-truong-du-lich-soi-dong-sau-dich-covid-19-283407.html