Nguyen Phuong Ngan, 23 tahun, baru saja meraih gelar sarjana kehormatan (valedictorian) Universitas Farmasi Hanoi pada tahun 2025 dengan nilai rata-rata 3,81/4. Lima tahun yang lalu, mahasiswi tersebut juga merupakan lulusan terbaik di universitas tersebut. Untuk mempertahankan "bentuk" tersebut, Ngan percaya bahwa menjaga kedisiplinan adalah hal terpenting.

Phuong Ngan adalah mantan siswa SMA Nguyen Du (Thanh Oai, Hanoi). Semasa SMA, Ngan berkali-kali memenangkan juara pertama dan kedua dalam kompetisi Fisika tingkat gugus dan kota.
Selain itu, siswi tersebut menyukai Kimia dan tertarik dengan jurusan yang berhubungan dengan kesehatan karena ia melihat bahwa hal itu tidak hanya sangat mudah diterapkan tetapi juga membawa nilai praktis bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat.
Tidak ada seorang pun di keluarganya yang bergelut di bidang medis, tetapi ketika Ngan mengungkapkan keinginannya untuk menekuni bidang ini, orang tuanya mendukungnya. Pada tahun 2020, Ngan mengikuti ujian A00 dan memperoleh 29,3 poin, menjadikannya lulusan terbaik di Universitas Farmasi Hanoi.
“Ketika saya mendengar bahwa saya adalah lulusan terbaik, saya terkejut dan bangga, tetapi saya tidak pernah menetapkan tujuan untuk menjadi lulusan terbaik,” kata Ngan.
Bahkan, ketika masuk sekolah, para siswi juga "kewalahan" karena jurusan ini menarik banyak mahasiswa dengan latar belakang akademik yang baik dan minat yang kuat di bidang ilmu pengetahuan alam. Mereka juga sangat tekun, berusaha membaca lebih banyak dokumen internasional dan melakukan penelitian ilmiah sejak dini.
"Awalnya, saya merasa titik awal saya jauh lebih lambat daripada teman-teman saya. Karena itu, saya harus terus mengingatkan diri sendiri bahwa setiap orang punya kelebihannya masing-masing. Yang penting bukan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, tapi membandingkan seberapa besar peningkatan yang telah Anda capai hari ini dibandingkan kemarin," ujar Ngan.
Begitulah, siswi tersebut bertekad untuk menjaga kedisiplinan, kesadaran diri, ketekunan, dan usaha setiap hari.

Selama lima tahun kuliah, Ngan selalu menjaga semangat tersebut. Meskipun tidak menganggap dirinya pintar, Ngan percaya pada kekuatan ketekunan. "Saya selalu menjaga kebiasaan membuat rencana belajar, jadwal evaluasi rutin, membaca materi baru terlebih dahulu, menulis catatan pribadi... Bagi saya, tidak ada cara belajar yang lebih efektif selain ketekunan dan ketekunan."
Ada masanya siswi belajar hingga 16 jam sehari, terutama menjelang ujian atau saat mempersiapkan penulisan karya tulis ilmiah.
Ngan sering menghafal dengan peta pikiran, tetapi tidak menuliskannya di kertas melainkan membayangkannya di kepalanya, menggambar hubungan antara pengetahuan atau mengaitkannya dengan hal-hal dalam kenyataan.
Misalnya, ketika mempelajari Anatomi dan Fisiologi, Ngan memikirkan struktur dan fungsi organ-organ dalam tubuh. Atau ketika mempelajari Farmakologi dan Farmakokinetik, yang berkaitan dengan bagaimana obat dimetabolisme dan bekerja, mahasiswi tersebut memikirkan sirkulasi obat dalam tubuhnya sendiri, dan efeknya terhadap detak jantung atau tekanan darah.
Dengan pengetahuan yang baru dan sulit, Ngan sering mengambil gambar dan menyimpannya di ponselnya sehingga dia dapat meninjau dan merenungkannya kapan saja, seperti saat dia pertama kali bangun tidur, sebelum tidur, atau bahkan saat menunggu bus.

Di tahun ketiganya, Ngan berpartisipasi dalam penelitian ilmiah di Laboratorium Sintesis Kimia Farmasi universitas. Pada tahap awal, mahasiswi tersebut mengalami banyak kegagalan, seperti reaksi yang tidak menghasilkan produk, pengotor yang sulit dimurnikan, eksperimen yang berlangsung berhari-hari tanpa hasil...
"Ada kalanya saya begitu putus asa hingga ingin menyerah. Namun, ketika saya meninjau prosesnya dengan tenang, saya menyadari bahwa setiap kesalahan pasti ada penyebabnya. Dari situ, saya menyesuaikan pelarut dan katalis, lalu secara bertahap memperbaiki kesalahannya," ujar Ngan.
Mahasiswi tersebut merupakan rekan penulis artikel "Tinjauan Umum HDAC6 dan Inhibitor Selektif HDAC6 untuk Efek Antikanker", yang diterbitkan dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmiah . Selain itu, kelompok penelitian Ngan juga memenangkan Hadiah Kedua pada Konferensi Sains dan Teknologi Pemuda ke-22 di Sektor Kesehatan .
Selama penelitiannya, Ngan terpesona merancang proses sintesisnya sendiri untuk senyawa baru, lalu berdiskusi dengan pembimbingnya untuk mempertimbangkan kelayakannya. "Ketika idenya diterima, saya dapat mewujudkannya sendiri di laboratorium. Perasaan itu sungguh istimewa," ungkap Ngan.
Lulus dengan hasil yang sangat baik, menjadi lulusan terbaik Universitas Farmasi Hanoi, Ngan berencana untuk belajar untuk mendapatkan gelar master di sekolah ini dan melanjutkan jalur penelitian ilmiahnya di Laboratorium Sintesis Kimia Farmasi.
"Saya berharap dapat berkontribusi pada penemuan senyawa baru yang dapat mendukung pengobatan kanker. Perjalanan penelitiannya bisa panjang dan sulit, tetapi saya yakin selama kita memiliki semangat, kita akan selalu menemukan kebahagiaan," ujar Ngan.

Sumber: https://vietnamnet.vn/co-gai-hai-lan-thanh-thu-khoa-hoc-toi-16-gio-ngay-2454341.html
Komentar (0)