Pertahankan kelas amal
Sesampainya di rumah sederhana milik Ibu Nguyen Thi Do (83 tahun, juga dikenal sebagai Ibu Ba Do) di Kecamatan Nga Bay, Kota Can Tho , kami tersentuh oleh semangat hangat yang terpancar dari tulisan yang terpampang di sudut halaman: "Kelas amal".
Ruang kelasnya hanyalah papan tulis kecil dengan beberapa meja dan kursi tua, tetapi di sanalah Nona Ba Do diam-diam menabur benih pengetahuan bagi anak-anak selama lebih dari 30 tahun. Dengan rambut perak dan tangan rampingnya, Nona Ba Do dengan hati-hati menulis setiap huruf, mengajar anak-anak dengan saksama.
Ibu Ba Do bercerita bahwa lebih dari 30 tahun yang lalu, setelah ia mengesampingkan impiannya untuk berdiri di podium karena keadaan keluarganya, ia merasa prihatin ketika menyaksikan banyak anak miskin harus putus sekolah lebih awal untuk mengikuti orang tua mereka mencari nafkah. Berangkat dari keprihatinan tersebut, ia memutuskan untuk membuka kelas gratis di rumahnya.
Di kelas ini, ia mengajar dari pelajaran pertama hingga pengetahuan dasar Matematika, Bahasa Vietnam, Bahasa Inggris... kepada anak-anak dalam keadaan sulit.

Kelas Ibu Ba Do biasanya memiliki lebih dari 20 siswa, terkadang hingga lebih dari 100 siswa di musim panas, dengan semua tingkatan mulai dari kelas 1 hingga kelas 9. Siswa dapat secara proaktif mengatur untuk datang belajar kapan saja, dan beliau selalu siap mengajar, termasuk pada waktu pagi, siang, dan malam.
Karena perbedaan usia, Ibu Ba Do akan mengajar sesuai tingkat kemampuan masing-masing siswa. Siswa yang tidak bisa membaca atau menulis, atau yang telah terhambat selama bertahun-tahun, hanya perlu mengikuti kelasnya selama kurang lebih 1 bulan untuk dapat membaca dan menulis dengan lancar.
Tempat untuk menabur benih ilmu dan akhlak
Kelas amal Nona Ba Do bukan sekadar tempat berbagi ilmu. Yang istimewa, Nona Ba Do juga memberikan pelajaran tentang etika, gaya hidup, dan nilai kebaikan.
Cao Hoang Long (13 tahun, kecamatan Teluk Nga), seorang siswa yang telah bersekolah di sana selama lebih dari 6 tahun, dengan gembira berkata: “Sebelumnya, saya kurang melek huruf. Sejak belajar dengan Bu Ba, saya belajar membaca, menulis, berhitung, dan bahkan belajar bahasa Inggris. Beliau juga secara rutin mengajarkan kami untuk bersikap sopan, menaati orang tua, dan menyayangi saudara-saudara kami.”
Bapak Pham Van Manh (41 tahun, kecamatan Nga Bay) mengatakan bahwa kedua anaknya bersekolah di Ms. Ba Do. Karena latar belakang keluarga mereka yang miskin, ia dan istrinya tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka. Untungnya, berkat kelas ini, anak-anak mereka dapat membaca dan menulis serta diajarkan untuk berperilaku lebih baik.
"Nona Ba Do mengajar secara gratis, tanpa memungut biaya sepeser pun. Beliau hanya menerima buku dari orang-orang baik hati dan kemudian memberikannya kepada siswa-siswa yang sedang kesulitan. Kerendahan hatinya dan cintanya yang tak bersyarat kepada siswa-siswanyalah yang membuatnya dicintai dan dihormati semua orang," tambah Bapak Manh.

Meskipun usianya sudah lanjut dan kesehatannya menurun, Ibu Ba Do tetap teguh mempertahankan kelasnya. "Saya hanya berharap anak-anak memiliki bekal untuk maju. Banyak dari mereka yang sudah kuliah dan lulus kerja, ada juga yang bekerja untuk mencari nafkah, tetapi mereka semua berperilaku baik dan sering menelepon saya untuk menanyakan kabar saya," ungkap Ibu Ba Do.
Selama lebih dari 30 tahun mengajar tanpa bayaran, Ibu Ba Do telah menjadi guru sekaligus ibu, membantu memberantas buta huruf bagi ribuan anak miskin di daerah tersebut. Berkat beliau, banyak generasi siswa kini telah dewasa dan memiliki pekerjaan tetap. Melihat mereka tumbuh dewasa, Ibu Ba Do semakin mencintai pekerjaan yang telah dijalaninya.
Kota Can Tho sedang melaksanakan Rencana untuk menerapkan Arahan No. 29-CT/TW dari Politbiro tentang pendidikan universal, pendidikan wajib, literasi orang dewasa, dan mempromosikan aliran siswa dalam pendidikan umum pada tahun 2030 di kota tersebut.
Tujuan dari Rencana ini adalah untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dalam sistem yang terbuka, beragam, dan fleksibel. Selesaikan literasi dasar dan bergerak menuju literasi fungsional untuk orang dewasa...
Kota ini mempertahankan standar literasi tingkat 2. Upayakan agar tingkat literasi tingkat 1 untuk penduduk usia 15-60 tahun mencapai 99,1%, di mana tingkat literasi tingkat 1 untuk penduduk usia 15-60 tahun di wilayah etnis minoritas mencapai 98,8%...
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/co-giao-hon-30-nam-miet-mai-xoa-mu-chu-cho-tre-em-ngheo-post752830.html
Komentar (0)