Melanjutkan sidang ke-5, pada sore hari tanggal 5 Juni, Majelis Nasional membahas secara berkelompok Undang-Undang Lembaga Perkreditan (perubahan).
Turut memberikan masukan terhadap rancangan Undang-Undang tersebut, delegasi Nguyen Hai Nam (delegasi Thua Thien - Hue) sangat mengapresiasi kontribusi positif perbankan terhadap perekonomian , namun kerusakan atau kerugian perbankan yang dialami tidaklah kecil.
Menurut Bapak Nam, industri perbankan merupakan perusahaan yang istimewa, karena bank harus memenuhi persyaratan manajemen modern tingkat tinggi seperti prinsip transparansi, independensi, dan objektivitas.
Dibandingkan dengan Undang-Undang yang berlaku saat ini, rancangan Undang-Undang ini menyesuaikan rasio kepemilikan saham pemegang saham perorangan, pemegang saham badan usaha, pemegang saham, dan orang yang terafiliasi dengan pemegang saham tersebut dari tidak melebihi 5%, 15%, 20% menjadi masing-masing 3%, 10%, dan 15%.
Delegasi Nguyen Hai Nam memberikan komentar pada sesi diskusi kelompok (Foto: Pham Thang).
Delegasi Nam mengatakan bahwa ini merupakan upaya untuk mengubah Undang-Undang Lembaga Perkreditan. "Pengurangan ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh pemegang saham mayoritas dalam kegiatan perbankan. Jika ditelaah lebih lanjut, pemegang saham mayoritas seringkali berkolusi secara diam-diam dan memengaruhi kegiatan perbankan. Jika kita menggunakan bahasa yang lebih tegas, itu akan menjadi tindakan manipulasi," ujar Bapak Nam.
Menurut Bapak Nam, terdapat pula kepemilikan silang antara bank dan perusahaan keuangan, bahkan "menghindari hukum" dalam hal rasio kepemilikan dan batas kredit bagi suatu badan usaha.
Delegasi menyampaikan bahwa perlu dilakukan penilaian yang jelas terhadap status kepemilikan saham saat ini di lembaga-lembaga kredit untuk menentukan secara jelas sejauh mana dan penyebab terjadinya kepemilikan silang agar dapat mengusulkan solusi fundamental dan radikal guna menangani situasi kepemilikan silang saat ini.
“Kepemilikan silang di bank merupakan hambatan bagi daya saing bank, sekaligus hambatan bagi perkembangan sistem perbankan yang sehat,” ujar Bapak Nam, seraya menekankan perlunya langkah-langkah yang lebih jelas untuk mengatasi situasi ini.
"Di pasar perbankan Vietnam, jika Anda melihat sebuah bank, Anda akan melihat bayangan bisnis di belakangnya. Dan semua bisnis ini beroperasi di sektor properti," tambah Bapak Nam.
Oleh karena itu, untuk membatasi kepemilikan silang di lembaga kredit, delegasi Nguyen Hai Nam mengatakan perlu memperkuat tanggung jawab lembaga manajemen negara dan lembaga inspeksi dan pengawasan di sektor perbankan.
"Saya rasa masyarakat telah mempercayakan pengelolaan negara kepada lembaga tersebut untuk menjalankan tanggung jawabnya menjaga kebersihan sistem perbankan dan keberlanjutan sistem perekonomian," tegas delegasi tersebut.
Delegasi Dang Ngoc Huy (Foto: Pham Thang).
Senada dengan itu, delegasi Dang Ngoc Huy (delegasi Quang Ngai ) mengatakan bahwa situasi kepemilikan silang belum sepenuhnya terselesaikan, tetapi Undang-Undang Lembaga Kredit belum mengusulkan peraturan untuk mencegah kepemilikan silang.
Selain itu, menurut Bapak Huy, beberapa bank ditempatkan di bawah pengawasan khusus, termasuk 3 bank zero-dong dan 2 bank lemah. Dari jumlah tersebut, 3 bank zero-dong mengajukan rencana transfer, dan beberapa bank bersedia menerimanya, tetapi prosesnya sangat lambat.
Bapak Huy juga menunjukkan pelajaran praktis dari beberapa bank Amerika dan Swiss. Ketika menghadapi kesulitan, mereka bangkrut atau merger, tetapi Negara tidak melakukan intervensi. Dari sana, beliau menyarankan agar badan penyusun mempelajari dan menerapkan praktik internasional pada bank-bank di bawah pengawasan dan kendali khusus untuk menghindari intervensi Negara yang mendalam .
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)